AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

NUTRISI TANAMAN (2)

GEJALA .
0DEFISIENSI HARA MAKRO
Kurang /kahat K (kalium)
N
P
MGEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA MIKRO
Boron (B)
Mn
Mg



HUBUNGAN NUTRISI DENGAN HASIL (YIELD) TANAMAN
 Tanaman penghasil biji (grain crops)
 Tanaman penghasil umbi (root crops)
 Tanaman penghasil buah (fruit crops)
UNSUR HARA PENYUSUN TANAMAN
Tanaman penghasil biji (grain crops)

hasil biji tergantung pd 3 komponen penting hasil:

1. jml tongkol/ha (number of ears)
2. jml biji per tongkol (grains per ear)
3. bobot 1 biji (single grain)
 Jml tongkol per ha tgt pd kepadatan populasi dan kemampuan pertumbuhan percabangan/tunas2 tongkol

kemampuan pembentukan tongkol dipengaruhi faktor genetis dan lingkungan.

Kondisi hari pendek, dg intensitas sinar tinggi, suhu rendah dan suplai N yg cukup merupakan kondisi yg sangat cocok bg pembentukan percabangan/tunas2
KONDISI LINGKUNGAN INI SANGAT MEMPENGARUHI KERJA HORMON TANAMAN

IAA
GIBERRELIN
CYTOKININ
AUXIN
ABA
ETHYLEN

…………dan kerja hormon tergantung pada ketersediaan nutrisi/hara……….
Bagaimana kerja hormon tersebut?????
Contoh :………pada tanaman penghasil biji

hari panjang+suhu tinggi

auxin (IAA) tinggi prod.tunas2 muda dominansi apikal
(menghalangi pembtk.tunas lateral)


cytokinin
(cytokinin bekerja sbg kebalikan auxin)
dan merangsang pembentukan tunas2 tongkol


NITROGEN
Jadi dalam hal ini nitrogen mempengaruhi sintesis cytokinin, yang menyebabkan terhambatnya kerja auxin dlm merangsang percabanganmuda dan dialihkan ke pembentukan tongkol dan biji
Faktor komponen hasil penting yg ke 3 dlm produksi biji adalah bobot per biji
dikontrol dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yg ,mempengaruhi proses pengisian biji


dlm proses ini tongkol dan biji berperan sbg “physiological sink”
Kekuatan sink ini sangat dipengaruhi oleh jumlah sel endosperm yang berkembang


dipengaruhi oleh Kalium

dan akhirnya mempengaruhi bobot per biji
Tahapan perkembangan dan pemasakan jagung
Kecepatan intensif pengisian biji bila N dlm suplai yg ckp tinggi dan status K dlm keadaan optimum


Pd tanaman yg disuplai N ckp, penuaan daun bendera akan ditunda dan kehilangan karena respirasi rendah, (Orlovius&Hoffner, 1976)
K mempunyai peran yg mirip, tp dlm hubungannya dg kecepatan asimilasi CO2 (Watanabe&Yoshida, 1970)
Kekurangan K saat pengisian biji
Kesemua proses tadi dikontrol oleh kandungan dan kerja hormon dan faktor lingkungan (exogenous factors)
misal: pengisian biji dikontrol oleh adanya ABA, dan kerja ABA dipengaruhi suplai air dan suhu

SUHU TINGGI

KEKURANGAN K ABA BOBOT PER BIJI <<<<<

STRESS AIR +N <<<<
BAGAIMANA DG TANAMAN PENGHASIL UMBI (ROOT CROPS)
Ada perbedaan pokok antara tan. Penghasil biji dan penghasil umbi

yaitu, tan. berumbi ada masalah dlm hal persaingan(kompetisi) karbohidrat antara pertumbh veg. dan jaringan2 penyimpan cad.mkn
Untuk kentang dan tan berumbi yg sejenis, komponen hasil terdiri atas jml tan/ha, jml umbi /tan dan ukuran umbi


INISIASI PEMBENTUKAN UMBI DIKONTROL OLEH KERJA/AKTIVITAS HORMON
ABA / GA ratio

ABA mendorong inisiasi, sementara GA bekerja sebaliknya
ratio ABA/GA mengontrol pembentukan umbi

ratio ini berespon positif dan cepat terhadap hara N
Penambahan N berikutnya secara kontinyu setelah pembentukan umbi akan membuat tanaman “regrowth”
Terganggunya keseimbangan ABA/GA akan menyebabkan terganggunya pembentukan umbi, terkadang bentuk umbi menjadi “aneh”..atau membentuk rantai umbi
(chain-like tubers)




LARUTAN HARA/MAKANAN
DALAM HIDROPONIK
PENYEDIAAN LARUTAN MINERAL
 Beberapa unsur hara yg diperlukan tanaman sudah ada dalam air penyiram
 Beberapa unsur tertentu harus diberikan secara berkala (bs setiap hari, atau setiap minggu), misal N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, B, Cu dan Mo
 Unsur – unsur tsb tdk hanya diberikan secara berkala tetapi juga harus dipertahankan kepekatannya
Resep bahan kimia menurut Nicholls
Mengapa Nicholls menyusun 2 resep?
Resep I : merupakan pupuk, memudahkan para pengguna yg sdh lebih berpengalaman
Resep II : bagi para pemula yg biasanya ingin meramu sendiri bahan-bahan kimia
Resep Nicholls ini relatif sederhana
(untuk tanaman hidroponik dalam pot)
Bahan kimia penghasil unsur mikro untuk tanaman hidroponik dlm pot (berdasarkan Nicholls)
Teknik
 bahan-bahan digerus lumat, setelah lembut bentuk tepung baru ditakar
 Campur semua bahan dlm bentuk kering dalam wadah kering dari plastik
 Tutup rapat, simpan sbg persediaan
PENGGUNAAN
 Pd saat perlu, ambil ½ sendok teh larutkan dlm 1 lt air
 Ini msh terlalu pekat, ambil 20 ml larutkan dlm 10 l larutan makanan yg setiap kali akan disiramkan dlm pot hidroponik
RESEP LAIN
(biasa digunakan)
Daftar: jenis dan jumlah bahan kimia murni untuk membuat larutan persediaan 45 liter (berdasarkan Cooper)
Dasar perhitungan penyusunan resep
 Cooper menyusun resep berdasarkan keberhasilan tanaman dlm media NFT dg unsur ideal
 Dia mengamati selama 6 bulan, setiap minggu, brp unsur yg menyisa dlm larutan
 Dia coba-coba memberikan hara pd tanaman tomat
 Yang dijadikan patokan adalah angka-angka berhasil mempertahankan tomat tumbuh ideal
 Dari angka-angka pemberian dan angka-angka sisa yg msh beredardlm lartn, kmudian ditemukan angka keperluan yg ideal bg tomat
(tomat dipandang sbg yg mewakili tanaman berbunga dan berbuah)
KEPEKATAN UNSUR (dalam ppm) yang ideal (secara hipotesis) dalam larutan makanan bagi tanaman Tomat



LONG – DISTANCE TRANSPORT IN
THE XYLEEM AND PHLOEM
(Pengangkutan jarak jauh dalam xylem dan phloem)
The amazing of Plant
8 keajaiban tanaman
1. Tan memp. Jar angkut xyleem unt air, dan phloem unt hara
2. Tan memp. pigmen hijau daun/chlorophyl
3. Tan. “bernafas” setiap saat dan memecah gula serta memberikan energi pd lingkungan
4. Tan. Dpt mengatur ukuran daunnya berdasarkan keadaan cahaya
5. Tan. Memiliki kepekaan thd panjang hari
6. Sampai saat ini ada sekitar 400.000 spesies tan yg dg bermacam sifat hidp
7. Ada tan yg umurnya sangat tua (3,1 billion th)…”the blue green algae”
8. 1,5 billion th yg lalu, algae unicelluler muncul, dan ini mrpk makhluk tumbuhan pioneer bagi munculnya tumbh. Tngkat tinggi kemudian
Transport dalam tanaman
1. Jarak dekat (short distance transport) : pengankutan air dan hara antar sel
2. Jarak jauh (long distance transport) : pengangkuatn air dan hara dari akar ke tajuk
 Transport jarak jauh dari larutan mineral dan senyawa-senyawa organik dg berat molekul rendah terjadi di sistem caskular (vascular system) dlm xylem dan phloem, air merupakan (transporting agent)
 Transport jarak jauh dari akar ke tajuk terjadi mula-mula pd jaringan mati dlm xylem. Transport dlm xylem ini dikendalikan oleh gradient tekanan hydrostatis(tekanan akar) dan oleh gradient tekanan air
….kebalikannya
Transport jarak jauh dlm phloem dg jaringan hidup dari saluran (tube) terjadi 2 arah (bidirectional)
Arah transportasi ditentukan oleh kebutuhan nutrisi sejumlah organ tanaman atau jaringan, dan terjadi dari source ke sink
Juga pada akar, unsur-unsur mineral masuk kedlm phloem dan ditranslokasikan secara dua arah

• PENYERAPAN HARA MINERAL OLEH DAUN DAN BAGIAN LAIN DARI TANAMAN
 Dlm tanaman-tanaman darat, stomata merupakan bagian penting tempat pertukaran gas – gas (CO2, O2) dengan atmosfer.
 nutrisi mineral dlm bentuk gas seperti SO2, NH3 dan Nox, juga masuk ke dalam daun melalui stomata
• Contoh : percobaan pemberian SO2- (35 SO2) melalui daun dan melalui akar
Tabel: produksi berat kering bahan dan kandungan sulfur pada tembakau setelah perlakuan SO2 pd tajuk (shoots) dan suplai SO42- pada akar
• Penyerapan Larutan
Struktur dan Fungsi lapisan cuticula
Tan. Air (aquatic plants) : daun mrp bag tempat penyerapan larutan nutrient
Tan. Darat (terrestrial plants) : penyerapan larutan nutrient oleh permk daun dan bag lain dibatasi oleh dinding luar dan sel-sel epidermis
Dinding ini tertutup oleh lapisan lilin (wax) dan cutin
• 2 sifat dinding
Hidrofobik (hydrophobic) : pd permk luar
Hidrofilik (hydrophylic) : pd permk dalam
Fungsi utama hidrofobik : melindungi daun dari pengaruh kehilangan air krn transpirasi, melindungi dari pencucian (leaching) larutan inorganik dan organik dari daun karena hujan
• Fungsi kutikula
Pada pertukaran kation lemah
Penetrasi ion melewati kutikula ini mrp faktor penting dalam hal penyerapan pupuk daun dan kehilangan oleh krn leaching
• Peran ectodesmata
Gerakan larutan hara melintasi kutikula ini melalui lorong (channels/saluran) yg disebut ectodesmata
Perbedaan resistensi penetrasi larutan pd sejmlh bagian dari kutikula terlihat pd gbr………..
Penyerapan larutan pd permk daun melalui stomata terbuka mrpk hal yg memegang peranan penting
Tapi . Kutikula internal juga menutupi sel tetangga (guard cells), shg kecepatan penyerapan ion lbh tinggi pd mlm hari drpd selama siang hari ketika stomata terbuka
• Peran faktor eksternal dan internal
>Sel-sel daun, spt sel-sel akar mengangkut unsur-unsur mineral dari apoplast
 Penyerapan oleh daun juga dipengaruhi oleh faktor luar (konsentrasi lart.,valensi unsur, temperatur)
 Pengaruh faktor dlm : aktivitas metabolisme
 Misal : penyerapan urea oleh daun dg amonium dibandingkan dg N nitrat , berbeda
• Aplikasi /pemberian nutrisi mineral melalui daun (Foliar Application)
Alasan aplikasi nutrient lewat daun :
1. Cepat
2. Bila lewat tnh bnyk kemungkinan fiksasi
3. Lewat tnh butuh wkt lbh lama unt penyerapannya
4. Lewat tnh ada kemungk.leaching
5. Unsur mikro yg dlm jml kecil lebih efektif diberikan lewat daun

Problem aplikasi lewat daun :
1.Kecepatan penetrasirendah terutama bila daun memiliki kutikula (jeruk, kopi)
2. Run-off dari permukaan hydrophobic
3. washing-off oleh air hujan
4. Larutan semprot yang cepat mengering
5. Terbatasnya kecepatan retranslokasi dari sejumlah nutrisi mineral seperti Ca dari bagian penyerapan (terutama daun tua) ke bagian-bagian lain dari tanaman
6. Terbatasnya sejumlah makronutrien yg dpt disuplai oleh 1 penyemprotan lewat daun
7. Kerusakan daun (kerusakan daun oleh tingginya konsentrasi hara/nutrien, merupakan problem serius)
• Pada kondisi bagaimana lebih disarankan melakukan pemupukan lewat daun?
A. Ketersediaan hara yg rendah pada tanah
misal: 1. pd tanah “calcareous”, ketesediaan Fe sangat rendah dan terjadi defisiensi Fe yang meluas ( “ lime chlorosis”).
2. pd kasus2 tnh ber pH tinggi dg kand. BO tinggi, terjadi defisiensi Mn
3. pd tnh2 masam, Mo terfiksasi sangat kuat
B. Pada tanah dengan top soil mengalami kekeringan (Dry top soil)
Fenomena ini sering terjadi pada wilayah semiarid (kering), ketersediaan hara sangat rendah selama musim pertumbuhan tanaman. Walaupun air tetap tersedia di sub soil, keberadaan hara mineral menjadi faktor pembatas pertumbuhan (growth –limiting factor).
Pd kondisi ini aplikasi pupuk lewat tanahsangat tdk efektif
• ….lanjutan
C. Menurunnya aktivitas akar selama stadium reproduktif
D. Meningkatnya kandungan protein pd biji tan cereal
E. Meningkatnya kandungan Ca pd buah





PEMBUATAN NUTRISI HIDROPONIK


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecenderungan konsumen dalam memilih hasil produksi tanaman dan makanan di kota-kota besar Indonesia adalah mencari produk dengan nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan menarik, dan dengan harga yang rasional. Produk-produk tersebut sebagian besar dapat terpenuhi oleh produk hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja, sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. Sehingga sangat perlu diketahui kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang dibudidayakan.


B. Tujuan
Dapat membuat dan mengaplikasikan nutrisi hidroponik dalam budidaya hidroponik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Bercocok tanaman tanpa tanah itulah gambaran hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaiitu hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti kerja, sehingga keseluruhannya dapat diartikan sebagai kerja air. Prinsip dasar dari hidroponk adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan menyiramkan atau meneteskannya ke tanaman. Yang pasti tidak digunakan tanah senagai media tanam, melainkan bahan-bahan yang bersifat porous (Marsoem, 2002).
Secara umum berhidroponik mempunyai keuntungan, diantaranya sebagai berikut (Lingga, 2002) :
Persediaan nutrisi bagi tanaman cukup tersediadan efisien, tanpa terhalang tempat dan musim.
Tanaman bebas dari hama dan penyakit yang ada di dalam tanah.
Hidroponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat, dan dalam skala besar dapat meningkatkan skala ekspor non-migas.
Tanaman hidroponik mampu menghijaukan dan memperindah pekarangan rumah, memberikan kepuasan batin apabila tanamannya berbuah, serta menciptakan kegiatan di waktu senggang.

Dalam upaya memproduksi tanaman atau makanan secara hidroponik, diperlukan beberapa peralatan dasar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik seperti daerah perakaran harus memperoleh cukup udara, air dan unsur hara/nutrisi, sehingga dapat menghasilkan tanaman dan makanan yang berkualitas. Peralatan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kriteria tersebut di atas adalah (Falah, 2006):
Tempat tumbuh tanaman, seperti bak atau kolam penampung, pot, dan bedengan.
Diusahakan agar tempat tumbuh tanaman dijaga kebersihannya secara berkala dengan membersihkan dan menghilangkan tumbuhan atau tanaman lain yang tidak diinginkan (terutama dalam bedengan atau kolam penampung).
Aerator
Alat ini dipakai untuk tercukupinya oksigen untuk pertukaran udara dalam daerah perakaran. Kekurangan oksigen akan mengganggu penyerapan air dan nutrisi oleh akar dan respirasi.
Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu.

Nutrisi hidroponik dibuat dengan menggabungkan hara makro dan hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak, terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Apabila tanaman kekurangan unsur hara makro akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro ini mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro ini maka tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal. Jenis unsur hara mikro ini adalah Mn, Cu, Fe, Mo, Zn, B (Wijayani et. al. 1998).
Larutan nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya sistem kontrol secara sederhana maupun otomatis pada larutan nutrisi. Selain EC dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH merupakan komponen yang sering dikontrol untuk dipertahankan pada tingkat tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan pH larutan nutrisi dikontrol dengan tujuan agar perubahan yang terjadi oleh penyerapan air dan ion nutrisi tanaman (terutama dalam hidroponik dengan sistem yang tertutup) dapat dipertahankan. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-150 C dan tanaman buah antara 15-250 C. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat pH dan EC tertentu yang optimal (Savvas and Manos. 1999).


III. METODOLOGI

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air (sebagai pelarut senyawa kimia) dan senyawa-senyawa kimia berupa unsur makro (5Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O ; KNO3 ; KH2PO4 ; MgSO4.7H2O) dan berupa unsaur mikro (Fe EDTA ; MnSO4.4H2O ; H2BO3 ; ZnSO4.7H2O ; CuSO4.5H2O ; H2MoO4). Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker, timbangan, stirrer, pH meter, dan EC meter.
Praktikum ini dilaksanakan dengan cara menimbang semua senyawa-senyawa sesuai kebutuhan tanaman akan masing-masing unsur hara. Masing-masing senyawa yang telah ditimbang sesuai komposisinya kemudian dilarutkan didalam wadah berukuran 5 liter dan dibuat menjadi 2 larutan stok agar tidak terjadi endapan, sehingga akan terbedapat 5 liter larutan stok A dan 5 liter stok B. Stok larutan A berisi senyawa 5Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O, 50 % KNO3, dan Fe EDTA. Stok larutan B berisi senyawa 50 % KNO3, KH2PO4, MgSO4.7H2O, MnSO4.4H2O, H2BO3, ZnSO4.7H2O, CuSO4.5H2O, H2MoO4. Larutan tersebut merupakan larutan pekat, apabila akan diaplikasikan pada tanaman masing-masing stok 5 liter larutan tersebut dapat dilarutkan menjadi 1000 liter larutan siap pakai.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Tabel kebutuhan unsur hara tanaman selada
Unsur hara Konsentrasi (ppm) Yang dipakai (ppm)
N 70-250 250
P 15-80 62
K 150-400 300
Ca 70-200 175
Mg 15-80 62
S 20-200 110
Fe 0.8-6 5
Mn 0.5-2 2
Cu 0.05-0.3 0.1
Zn 0.1-0.5 0.3
B 0.1-0.6 0.6
Mo 0.05-0.15 0.05
(Sutiyoso, 2003)


Hasil pengamatan berdasarkan hitungan
No Nama senyawa kimia gr/5 liter Kemurnian (%) Kandungan unsur
Stok A
1 5Ca(NO3)2. NH4. NO3.10H2O Hidrokarat 1020 98 Ca = 18,5 %
N-NO3= 1.3 %
N-NH4= 14 %
2 Fe EDTA Unsur mikro 40 Fe EDTA

Stok B
1 KH2PO4 Kalium dihidrogen phospat 206 98 K= 28,7%
P-PO4= 22,8 %
2 MgSO4.7H2O Garam Inggris 652 98 Mg= 9,7%
S-SO4= 13 %
3 KNO3 Potassium nitrat 600 95 K= 39%
N-NO3= 14%
4 K2SO4 Kalium sulfat 161.7 90 K= 44.8%
S-SO4= 18.4%
5 NH4.H2(PO4)2 Mono amonium phospat / MAP 94 N-NH4= 12%
P-PO4= 27 %

Contoh perhitungan
MgSO4.7H2O
Mg = (Ar Mg)/(Mr MgSO_4.7H_2 O)×100 %= 24/246×100 %=9.7 %
S = (Ar S)/(Mr MgSO_4.7H_2 O) ×100 %= 32/246×100 %=13 %

Mg = 62 ppm : 9.7 % = 639 gram
S = 13 % x 639 gram = 83 ppm

Kekurangan S = 110-83 = 27 ppm
Kemurnian = 98%
Kekurangan = 2/100×639 = 12.78 gram = 13 gram
Total MgSO4.7H2O = 639 + 13 = 652 gram

Pembahasan
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Pemberian nutrisi pada tanaman dapat diberikan melalui akar dan daun tanaman. Aplikasi melalui akar dapat dilakukan dengan merendam atau mengalirkan larutan pada akar tanaman. Larutan nutrisi dibuat dengan cara melarutkan garam-mineral ke dalam air. Ketika dilarutkan dalam air, garam-mineral ini akan memisahkan diri menjadi ion. Penyerapan ion-ion oleh tanaman berlangsung secara kontinue dikarenakan akar-akar tanaman selalu bersentuhan dengan larutan (Suwandi, 2006).
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial :
Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.
Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.
Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.

Unsur hara penting (esensial) yang sangat diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Semg (Zn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Molib Denum (Mo), Boron (B), Mangan (Mn), dan Khlor (Cl),. Dari 16 unsur tersebut dibagi menjadi dua grup yaitu hara makro ( C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsure hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mo, B, dan Cl). Umumnya unsur hara makro dibutuhkan oleh tanaman lebih banyak dibandingkan hara mikro.
Nitrogen (N)
Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Sekitar 75% dari seluruh N yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari fixasi N. Tanaman yang kahat N terlihat kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati.
Fosfor (P)
Unsur hara P berguna untuk energi transfer dan pengangkutan hasil metabolisme di dalam tanaman, merangsang pembentukan akar dan pembungaan. Tanaman yang kahat P antara lain kerdil, daun sempit, daun berwarna kemerahan atau keunguan dan pembentukan buah/biji berkurang.
Kalium (K)
Fungsi hara K berperan dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, metabolisme air dan aktifitas enzim. Gejala kahat K terlihat pada batang dan daun yang lemah sehingga mudah rebah, daun berwarna hijau tua kebiruan, adanya warna kuning mulai ujung daun mengering, kadang- kadang timbul bercak coklat terutama pada ujungnya.
Belerang (S)
Unsur hara S merupakan salah satu komponen protein dalam tanaman, sehingga jumlah yang diperlukan setara dengan hara P. Gejala kekurangan unsur hara S mirip dengan kekahatan N dan agak susah membedakannya. Warna kunung lebih jelas pada daun muda.
Kalsium (Ca)
Unsur hara Ca berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam hidrolisa ATP dan fosfolipid, merupakan kofaktor beberapa enzim gejala kekahatan unsur hara Ca, antara lain pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk dan perakaran tidak normal.
Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) merupakan unsur hara yang penting dalam proses pembentukan khlorofil, sehingga ikut berperan dalam proses fotosintesa. Kekahatan unsur Mg terlihat pada daun yang agak bergelombang dan melengkung ke bawah, timbul gejala khlorosis interveinal pada daun tua.

Pada pertanian hidroponik nutrisi sangat menentukan keberhasilan, karena tanaman mendapat unsur hara dari apa yang diberikan. Kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal. Terdapat pupuk hidroponik yang siap pakai di pasaran, ini akan lebih mudah karena pupuk tersebut sebelum diaplikasikan dilarutkan terlebih dahulu setelah itu siap diaplikasikan. Tetapi untuk skala komersil biasanya petani meramu pupuknya sendiri.
Dalam pembuatan nutrisi hidroponik biasanya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu stok A dan stok B. Pembagian ini perlu dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO. Reaksi tersebur akan membentuk CaSO4 dan Ca3(PO4)2. Kedua senyawa tersebut akan mengendap sehingga akan menyulitkan tanaman dalam menyerap unsur hara.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meramu nutrisi hidroponik antara lain adalah:
Keseimbangan.
Keseimbangan penting dalam meramu pupuk hidroponik karena kelebihan suatu unsur akan menekan ketersediaan unsur yang lain, seringkali tanaman menunjukan gejala kekurangan suatu unsur karena kelebihan unsur tertentu.
Fase tanaman.
Tanaman pada masa vegetatif akan membutuhkan N dan P yang lebih karena unsur tersebut sangat penting dalam pembentukan kloropil dan akar tanaman. Sebaliknya pada fase generatif atau masa pembuahan tananam membutuhkan lebih banyak kalium dan kalsium karena kedua unsur tersebut berperan penting dalam pembentukan karbohidrat pada buah.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara.
Kebutuhan tanaman yang satu dengan yang lainnya terhadap hara berbeda, baik mengenai jumlahnya atau bahkan juga jenisnya.
Bentuk panen.
Kondisi lingkungan.



V. KESIMPULAN

Hidroponk adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Larutan nutrisi dibagi yaitu stok A dan stok B agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO yang menimbulkan endapan.
Unsur hara essensial dibagi menjadi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak dan unsur mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn) yang keberadaannya relatif dalam jumlah sedikit diperlukan tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Falah. 2006. Produksi Tanaman dan Makanan dengan Menggunakan Hidroponik. (http://inovasi-online.co.id/products/agli/hiryo.html). Diakses 8 Oktober 2008.

Lingga, P. 2002. Hidroponik: Bertanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsoem, S. 2002. Tantangan dan prospek pengembangan usaha hidroponik. Dalam : Pelatihan aplikasi teknologi hidroponik untuk pengembangan agribisnis perkotaan.Creata-IPB. Bogor.

Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems. J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.

Sutiyoso, Yos. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Djuanda. Bogor.

Wijayani, A., D. Muljanto dan Soenoeadji, 1998. Pemberian nitrogen pada berbagai macam media tumbuh hidroponik : pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas buah paprika (Capsicum annuum var. Grossum). Ilmu Pertanian 6 (2) : 8-13

AGROHIDROLOGI2

 HUBUNGAN
ANTARA AIR DAN TANAH
Kegunaan
 Untuk pengembangan irigasi
 Pemeliharaan lingkungan
Lapisan tak jenuh
 Lapisan yang tidak seluruh pori-pori mikro tanah terisi air.
 Air hujan (irigasi)
 Volume Air
Kapasitas Lapang (Field Capacity)
 Besarnya kandungan air maksimum yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.
Available Soil Moisture (lembab tanah yg terdedia);
 Selisih antara nilai kebasahan tanah dalam keadaaan kapasitas lapang dan kebasahan tanah keadaan titik layu permanent.
 JENIS DAN SIFAT TANAH
 Porositas tanah
 perbedaan kebutuhan air
 struktur tanah



Tanah berpasir dan tanah liat berlempung
Tanah berpasir
• kebutuhan air sangat besar
• air sampai tanah lolos
• tdk baik unt persawahan
• Kebutuhan air diperkirakan ± 1 l/dtk/ha
Tanah liat berlempung
• pelolosan (penembusan) air lambat
• cocok untuk UT lahan basah (padi)
• Kebutuhan air diperkirakan ± 0,42 l/dtk/ha

Struktur, porositas & permeabilitas tanah .¬¬¬¬____kebutuhan pengairan oleh tanah
Perkolasi


 MACAM DAN JENIS TANAMAN
 Dry farming
 Wet farming
 KEADAAN IKLIM
Berpengaruh pada:
 Air permukaan &
 Bawah permukaan



Curah hujan
1) Air permukaan
2) Air tanah
3) Lebat
4) Lama
5) Sering

KEADAAN TOPOGRAFI
 Berbukit
 Berlereng
 Lahan datar
LUAS LAHAN PERTANIAN
Faktor2 !






 KETEPAT GUNAAN PENGAIRAN
DALAM RANGKA MENCUKUPI KEBUTUHAN AIR
BAGI LAHAN PERTANIAN
Curah Hujan Efektif
• Jumlah air curah hujan pada suatu areal lahan pertanaman yang dapat dimanfaatkan (diserap) oleh tanaman
Kemarau
• Perlu pengairan dari sumber2 tertentu
 SUPAYA AIR PENGAIRAN CUKUP, MAKA PERLU DIPERHATIKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH ATAS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIRNYA
1. Jenis dan sifat tanah;
2. Macam dan jenis tanaman;
3. Keadaan iklim;
4. Keadaan topografi;
5. Luas Areal Pertanaman; dan
6. Kehilangan air selama pengaliran dan penyalurannya
 JENIS DAN SIFAT TANAH
 Porositas tanah
 perbedaan kebutuhan air
 struktur tanah

Tanah berpasir dan tanah liat berlempung
Tanah berpasir
• kebutuhan air sangat besar
• air sampai tanah lolos
• tdk baik unt persawahan
• Kebutuhan air diperkirakan ± 1 l/dtk/ha
Tanah liat berlempung
• pelolosan (penembusan) air lambat
• cocok untuk UT lahan basah (padi)
• Kebutuhan air diperkirakan ± 0,42 l/dtk/ha



Struktur, porositas & permeabilitas tanah////////////kebutuhan pengairan oleh tanah////Perkolasi

 MACAM DAN JENIS TANAMAN
 Dry farming
 Wet farming
 KEADAAN IKLIM
Berpengaruh pada:
 Air permukaan &
 Bawah permukaan



I. PENGUKURAN INFILTRASI

A. Proses Infiltrasi
Presipitasi (hujan) yang jatuh dipermukaan tanah sebagian atau semuanya akan mengisi pori-pori tanah. Pergerakan air ke arah bawah ini disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Kecepatan pegerakan aliran gravitasi bebas dibatasi oleh ukuran pori-pori. Makin kecil pori-pori, berarti makin besar gaya geser (Resistance) sehingga pada pori-pori yang besar (misal: lubang akar) gaya kapiler dapat diabaikan dan air akan bergerak ke bawah akibat gravitasi.

Gambar lapisan atas dari tanah yang dibasahi oleh air hujan.
Ukuran pori-pori tidak sama:
- Pada pori kecil air tertahan oleh gaya kapiler.
- Pada pori besar, gaya kapiler lebih kecil.








Infiltrasi air depengaruhi oleh:
1. Gaya gravitasi (dalam pergerakannya ke bawah)
2. Gaya kapiler yang menyeret (menarik) butir-butir air kepada pori-pori terdekat pada lingkungan lebih kering, sehingga dapat disimpulkan bahwa infiltrasi melibatkan 3 proses yang saling bergantungan:
a. Masuknya air melewati permukaan tanah,
b. Tampungan air di dalam tanah (lapisan bawah permukaan),
c. Perpindahan (pergerakan) air di dalam tanah.
Pembatasan dari ke tiga proses di atas dapat mengurangi kecepatan infiltrasi. Dengan masuknya air pada pori-pori, maka gaya kapiler yang menarik butir-butir air ke dalam pori-pori yang bersangkutan akan berkurang, disamping tampungan (storage) tanah akan terisi.
B. Alat Pengukur Infiltrasi
1. Infiltrometer
a. Tipe gelang terpusat (Concentric Ring Type)
Tipe ini paling sederhana:
Infiltrometer terdiri dari 2 silinder besi (silinder dalam dan luar), dan ditanam beberapa cm dalam tanah. Diameter ring ± 22,5 s/d 90 cm. Muka air di dalam gelang dalam dijaga supaya konstan dengan menambah sejumlah air.







`












Kapasitas infiltrasi = Jumlah air yang ditambahkan untuk menjaga Muka Air konstan.
Kerugian: Aliran air yang berinfiltrasi sebagian bergerak ke samping (pengaruh dari sisi-sisi gelang) yang berarti bukan fenomena alam.
Kerugian ini dapat dihilangkan pada Infiltrometer jenis tabung.
b. Infiltrometer jenis tabung
Diameter tabung ± 22,5 cm.
Tinggi tabung 45 s/d 60 cm














Kekurangan metode ini:
1) Tidak memperhitungkan pengaruh dari hujan yang sebenarnya.
Misalkan: Pemadatan oleh butir-butir air hujan, penggerusan material halus.
2) Area penyelidikan sangat kecil, sehingga kemungkinan hambatan lebih kecil.
3) Struktur tanah akan berubah pada saat memasukkan pipa ke dalam tanah.

2. Lysimeter
Dalam penyelidikan Lysimeter (Analisis Rainfall-Runoff pada daerah aliran dengan sistem drainage) dipakai tangki beton (plat) yang diisi dengan tanaman sesuai dengan keadaan sebenarnya, dan dilengkapi dengan fasilitas drainase serta persediaan air. Alat penakar hujan ditempatkan de dekat Lysimeter, untuk mengetahui kondisi hujan yang bersangkutan. (....). Pengukuran dilakukan atas: Presipitasi, Evaporasi, aliran permukaan.


Kesulitan:
Mencegah terjadinya aliran di bawah permukaan sebagai aliran keluar, sehingga pelaksanaan sulit dan batas kesalahan perhitungan sangat besar.


II. PENGUKURAN LEMBAB TANAH
(Soil Moisture)

Soil Moisture (lembab) tanah adalah sejumlah air yang tersimpan di dalam ruang pori dari lapisan tanah tak jenuh (unsaturated Zone).

A. Metode pengukuran kelembaban tanah (Soil Moisture)
1. Gravity Method
a. Contoh tanah diambil dengan tabung yang dimasukkan ke dalam tanah, contoh tanah ditimbang.
b. Kemudian dikeringkan dalam oven dan tanah kering ditimbang kembali untuk dapat mengevaluasi berat serta volume air tanah yang terdapat dalam contoh tanah.
c. Contoh-contoh tanah diambil dengan kedalaman yang berbeda, untuk mendapatkan nilai lembab tanah pada suatu profil. Walaupun penyeikan ini mudah dan murah, hasil metode ini hanya dapat dikatakan baik apabila dilakukan pengukuran contoh-contoh tanah yang dapat mewakili nilai soil moisture rata-rata pada suatu area yang kecil.
Kerugiannya: Teknik pengambilan contoh tanah, mengganggu keadaan tanahnya.
2. Nuclear Method
Metode ini lebih teliti dan tidak mengganggu keadaan Soil Moisture.
Alat ini terdiri dari:
a. Nuclear Probe (Radium-Berrilium),
b. Pipa dari metal yang dipasang pada tanah,
c. Alat penghitung dan pencatat (Recording Instrumen).
Sumber radio aktive diturunkan pada pipa sampai kedalaman yang ditentukan, mengeluarkan Neutron (Fast Neutrons), berjalan mengikuti jalan pendek (tidak beraturan) diantara butir-butir tanah. Selama perjalanan, Neutron ini diperlambat dengan benturan terhadap H+ (ion Hidrogen) dari air tanah (Soil water), menjadi Neutron lambat (Slow Neutron) yang kembali ke alat penghitung (Counter).
Bilangan yang terhitung per satuan waktu adalah pengukuran jumlah air di tanah dalam volume tanah sebesar bola di sekeliling tempat dimana sumber Fast Neutrons diturunkan.


















3. Dengan Pengukuran Tegangan Listrik
Soil Moisture dapat dievaluasi dengan mengukur tegangan di dalam tanah yang berisi air.
Caranya: Memasang tensiometer ke dalam tanah dan setiap interval waktu tertentu, alat ini harus dikalibrasi.


4. Pengukuran Parameter Air Tanah
a. Umum
Air tanah adalah air yang terjadi terdapat di bawah muka tanah pada lapisan jenuh (Saturated Zone), dan tekanan hidrostatic adalah sama atau lebih besar dari tekanan atmosfir. (Bedakan terhadap air bawah permukaan yang lain seperti air kapiler atau air soil).
Air tanah merupakan salah satu bagian (unsur) siklus hidrologi yang bersifat rahasia, karena manusia tidak dapat melihat aliran air di dalam tanah. Manusia membuat (menggali) lubang kemudian mengamati air tanah dalam sumur itu, baik dengan metode elektrik, maupun metode sonik (kecepatan bunyi).
Untuk mendapatkan data karakteristik dari formasi-formasi ditempat yang dibor ini serta menghitung berapa debit dan kecepatan yang dapat dipompakan terhadap air tanah.










Lubang tanah yang dibuat untuk mengamati air tanah ada 3 jenis, yaitu:
1) Piezometer
Terdiri dari pipa (casing) bambu atau PVC yang dilubangi bagian ujung bawahnya, kemudian dimasukkan ke dalam lubang bor sampai menembus formasi geologi yang hendak diamati muka airnya.
Casing ini diikat terhadap formasi geologi dengan lempung yang ditimbun diantara dinding tanah pada lubang bor dan pipa.
Tinggi muka air di dalam piezometer menunjukkan tinggi tekan air dititik ujung bawah dari piezometer.
2) Sumur pengamat (Observation well)
Terdiri dari pipa (casing) yang dindingnya digergaji dan langsung dimasukkan lubang bor tanpa dinding pengikat, tidak menembus lapisan kedap air, karena sumuran ini berfungsi sebagai tempat pengamatan muka air bebas.
3) Sumur produksi (Production well)
Sumur produksi seperti pada gambar dapat berfungsi sebagai sumuran pengamat bagi air dari lapisan pembawa air yang tertekan.
Casing yang dipasang di sini diikat terhadap formasi geologis dengan lempung sampai kedalaman permukaan lapisan pembawa airnya.
Dinding pipa setebal lapisan pembawa air digergaji (dibuat screen).
Permukaan air di dalam sumur menyatakan tinggi tekan air rata-rata untuk titik-titik pada interval pipa yang berlubang (daerah screen).









b.
c.
d.



































e. Pengukuran Elevasi muka air tanah
Prosedur pengukuran:
1) Mengukur elevasi muka air tanah pada sumur itu dengan alat altimeter,
2) Mengukur ketinggian bibir sumur terhadap muka tanah
3) Mengukur kedalaman permukaan air dari bibir sumur dengan alat water level indicator atau dengan sounding meter.
4) Mengukur dasar sumur dari bibir sumur (untuk sumur dangkal)
5) Mengetahui konstruksi sumurnya.




Dengan perhitungan arithmatik sederhana maka elevasi muka air dapat diketahui.
Bila perlu pada beberapa sumur dipasang alat pencatat muka air tanah (Ground-water level recorder /GWLR). Karena dengan alat ini didapatkan data muka air secara kontinyu.
Alat pencatat muka air tanah manual
Metode pengukuran muka air secara manual yang umum dipakai adalah dengan menggantungkan kabel berikut pemberat dalam sumur, dilengkapi dengan atau tanpa peralatan elektrik untuk mengeluarkan suara atau nyala lampu pada waktu pemberat mencapai muka air.
Kedalaman muka air terhadap suatu titik tertentu (umumnya terhadap bibir sumur) dibaca pada meteran, yang menggambarkan panjang uluran kabel (pita) + pemberat (untuk electric contact meter) atau panjang uluran kabel (pita) yang tidak basah (untuk instrumen mekanik).



f. Pengukuran debiet ait tanah
Dengan melakukaan kegiatan pemompaan uji selama interval waktu tertentu pada konstruksi sumur tertentu, akan didapatkan perkiraan debiet jenis air tanah (debiet persatuan penurunan muka air) disuatu tempat pada formasi (akifer) tertentu.

manajemen produksi tanaman (2)

Pola Pertumbuhan dan Strategi Pemeliharaan Tanaman
LOOKING AFTER THE CROP


Pola Pertumbuhan Tanaman
Pahami pola pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan strategi pemeliharaan tanaman yang tepat dan efektif
Vegetatif – Generatif
Fase vegetatif : perkembangan bagian vegetatif tanaman, akar – batang – daun
Fase generatif : perkembangan bagian generatif seperti bunga, buah, biji

STADIA PERTUMBUHAN
Stadium Vegetatif
VE : St. pemunculan
VC : St. kotiledon
V1 : St. buku pertama
V2 : St. buku kedua
V3 : St. buku ketiga
Vn : St. buku ke-n
Stadium Reproduktif
R1 : Mulai berbunga
R2 : Berbunga penuh
R3 : Mulai berpolong
R4 : Berpolong penuh
R5 : Mulai berbiji
R6 : Berbiji penuh
R7 : Mulai matang
R8 : Matang penuh
Pola Pertumbuhan Tanaman
Fase vegetatif berlangsung sampai waktu tertentu kemudian berangsur diganti fase generatif .
Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase generatif bergantian.
padi, jagung, kentang, mangga, durian, rambutan


Fase pertumbuhan
>vegetatif:perkecambahan
Reproduktif:pembentukan malai>pembuangan
PEMATANGAN:gabanh matang

Fase vegetatif cepat:Mulai dari pertumbuhan bibit s/d
jumlah anakan maksimum
(minggu ke-6 atau ke-7 setelah
tanam).
-Jumlah anakan, tinggi tanaman,
dan berat jerami bertambah


Fase vegetatif lambat:Mulai dari saat jumlah anakan
maksimum s/d keluar bakal
malai (primordia).
-Beberapa anakan akan mati.



2. Fase vegetatif dominan atas fase generatif contoh : kubis, sawi, bawang merah

3. Fase generatif berjalan (hampir) bersamaan dengan fase vegetatif. Contoh cabai, kacang hijau, tomat


Pemeliharaan Tanaman
USAHA MENJAGA & MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN
penyediaan nutrisi, air, cahaya, O2 & CO2
meniadakan/memperkecil gangguan hama & penyakit
meniadakan/memperkecil kompetisi dengan gulma atau tanaman lain



Pengairan
Kekeringan dan kelebihan air yang terjadi setelah benih kedelai ditanam dapat menghambat perkecambahan.
Mederski et al. memerinci akibat kekeringan yang terjadi pada setiap periode tumbuh kedelai sbb :
a. periode pertumbuhan aktif : menghambat pertumbuhan daun dan meluruhkan daun-daun pada cabang2 bawah.
b. periode pembungaan : mempertinggi kerontokan bunga
c. periode pembentukan polong : menghambat & meluruhkan polong-polong yang baru terbentuk
d. periode pembentukan biji : mengurangi jumlah biji dan kepadatan ukuran biji.



PEMUPUKAN>>
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. : 40/Permentan/OT.140/04/2007



Pengairan
Kacang tanah lebih toleran terhadap kekeringan dibandingkan kedelai dan kacang hijau.
Fase kritis terhadap kecukupan air : stadia perkecambahan, pembungaan, dan pengisian polong.
Pemberian air yang optimal adalah 3 kali : pada saat tanam, pembungaan, dan pengisian polong.
Dua minggu sebelum panen diusahakan kondisi tanah tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
Pemangkasan
Pemangkasan bentuk : tanaman memiliki bentuk tajuk tertentu (payung atau ellipsoid).

Pemangkasan pemeliharaan : tanaman tetap vigor dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam kanopi tanaman.

Pemangkasan produksi : meningkatkan jumlah tunas dan ranting generatif.


SISTEM PERTANIAN INDONESIA
1. Sistem ladang
Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
Ciri-ciri :
a. Pengolahan tanah sangat minimum,
b. Produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan.
c. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas.
d. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan
Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di suatu wilayah, walaupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah.
Ciri-ciri :
a. berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup.
b. pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
c. tanaman yang diusahakan terutama tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem sawah
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, dan kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Cir-ciri :
a. sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik.
b. pengelolaan intensif.
c. potensi besar untuk produksi pangan, baik padi palawija dan hortikultura. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
4. Sistem perkebunan
berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor .
perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing sekarang kebanyakan menjadi perusahaan negara. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
LAHAN (LAND)
suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang
• Lahan : sebidang tanah beserta flora dan fauna yang ada di dalamnya.
• Lahan dapat digarap (arable land) : lahan yang sesuai untuk usaha pertanian, baik dengan irigasi maupun tanpa irigasi.
• Lahan tidak dapat digarap (non arable land) : lahan yang tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian.
• Lahan dapat diairi (irrigable land) : lahan yang sesuai untuk pertanian yang bila dilengkapi dengan fasilitas irigasi akan memeberikan hasil yang lebih menguntungkan dan lestari.
Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas
(i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan
(ii) komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan.
Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam hubungannya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada enam kelompok besar sumberdaya lahan yang paling penting bagi pertanian, yaitu :
(i) iklim,
(ii) relief dan formasi geologis,
(iii) tanah,
(iv) air,
(v) vegetasi, dan
(vi) anasir artifisial (buatan) Sys (1985)
Lahan è sumber daya/faktor produksi yang tidak dapat diperbaharui dan jumlah yang sangat tebatas.
Hubungan antara kondisi lahan dengan respon tanaman dalam upaya pengelolaan lahan akan menentukan tingkat produktivitas lahan (Wood dan Dent, 1983).
Perencanaan penggunaan lahan agar sesuai dengan kondisinya è evaluasi lahan
Evaluasi lahan è agar keadaan lahan tidak menjadi rusak atau kritis.
Evaluasi lahan F proses penilaian suatu lahan sehingga sesuai dengan kondisinya pada penggunaan-penggunan tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).
Tujuan evaluasi lahan F untuk menentukan nilai/kelas kesesuaian suatu lahan untuk tujuan tertentu.
Evaluasi lahan perlu memperhatikan aspek2 seperti ekonomi, sosial serta lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tata guna lahan.
• Bagaimana lahan sekarang dikelola?
• Apa akibatnya bila cara pengelolaan itu terus dilakukan?
• Apakah nanti menimbulkan masalah dengan cara pengelolaan tersebut?
• Bagaimana dengan jenis penggunaan lahan A dapat memberikan keberlanjutan secara lingkungan serta menguntungkan secara ekonomi ?
Proses evaluasi pada waktu sebelumnya
ê
kesesuaian lahan aktual
Proses evaluasi lahan saat ini
ê
evaluasi lahan potensial
• Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Sitorus, 1985).
• Beberapa kualitas lahan yang menentukan tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman (Brinkman dan Smyth, 1973) :
a. ketersediaan air tanah,
b. ketersediaan unsur hara,
c. daya menahan unsur hara,
d. kemasaman,
e. ketahanan terhadap erosi,
f. sifat olah tanah,
g. kondisi iklim, dan
h. kondisi daerah perakaran tanaman
Konsepsi ini telah dikembangkan lebih lanjut oleh Soepraptohardjo dan Robinson (1975), yaitu :
a. kedalaman efektif tanah,
b. tekstur tanah di daerah perakaran,
c. pori air tersedia,
d. batu-batu di permukaan tanah,
e. kesuburan tanah,
f. reaksi tanah,
g. keracunan hara,
h. kemiringan, dan
i. keadaan agroklimat.
TUGAS KELOMPOK
Setiap kelompok terdiri atas 4 mahasiswa.
Materi tugas :“analisis usahatani suatu komoditas tanaman”
Data yang harus dicari minimal meliputi : luas lahan, kepemilikan lahan, jumlah tenaga kerja, biaya input, hasil panen, harga jual hasil panen, pendapatan.
Data yang diperoleh dibuat makalah dengan format : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pelaksanaan, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka.
Makalah dikumpulkan paling lambat hari Jum’at, 31 Desember 2010 pukul 11.00 WIB.
Masing-masing kelompok mempresentasikan makalahnya.

TEKNOLOGI BENIH (2)

PEYIMPANAN BENIH
 Tujuan Penyimpanan Benih

menjaga ketersediaan benih dengan kualitas tetap tinggi sebagai cadangan bahan tanam dari satu musim tanam ke musim tanam berikutnya atau keperluan pemuliaan tanaman.
Kemunduran benih adalah menurunnya kualitas benih yang menyebabkan daya hidup benih rendah dan jeleknya pertumbuhan dan hasil tanaman.
 Konsep Kemunduran Benih
 Proses yang tidak dapat dihindari
 Proses yang tidak dapat balik
 Bervariasi antar benih

 Daya simpan benih adalah jangka waktu yang dimiliki benih atau sejumlah benih untuk tetap memiliki kemampuan tumbuh menjadi tanaman normal.
 Daya simpan benih dipengaruhi :
 Genetik : jenis dan varietas
 Kualitas benih pada saat disimpan
 Lingkungan tempat penyimpanan : abiotik & biotik atau fisik dan biologi
 Lingkungan penyimpanan
Abiotik/Fisik : suhu,
kelembaban,
komposisi udara
Biotik/Biologi : hama
penyakit
 Tiga sifat non genetis yang mempengaruhi viabilitas benih selama benih disimpan :
 Benih melakukan respirasi
 Benih bersifat higroskopis
 Benih memiliki difusibilitas termal yang rendah.
 Rule of Thumb (Kaidah Harrington)
 Setiap penurunan kadar air benih 1% (kisaran 5-14%) akan memperpanjang daya simpan benih 2 kali.
 Setiap penurunan temperatur 5 C akan memperpanjang daya simpan benih 2 kali.







PROSESSING BENIH
Bagian dari keseluruhan rangkaian teknologi benih dalam usaha memproduksi benih bermutu tinggi


 SASARAN AKHIR
1. Memperoleh persentase benih murni (pure seed) maksimal.
2. Memperoleh potensial perkecambahan maksimal.
1 dan 2 Pure Live Seed percentage
 PENGERINGAN (DRYING)
Tujuan untuk menurunkan kadar air benih sampai pada nilai yang aman
 Fungsi pengeringan benih
 Membatasi pernafasan benih
 Mencegah timbulnya hot spot
 Menghindarkan benih dari serangan organisme
 Menghindarkan benih dari kerusakan mekanis pada saat prosessing berikutnya
 Mengurangi bahaya bagi benih akibat fumigasi
 Mencegah penggumpalan-penggumpalan benih
 KETERIKATAN AIR DALAM BENIH
1. Air yang terikat secara kimiawi
2. Air yang terikat secara fisik
 Evaporasi sebagai Dasar Pengeringan Benih
Benih merupakan material yang bersifat higroskopis → kadar air tergantung pada kelembaban relatif dan temperatur udara.
Kondisi tekanan uap air di dalam dan di luar benih :
a. Absorbsi
b. Desorbsi
c. Moisture equilibrium content
Laju pengeringan tergantung pada :
1. Temperatur
2. Struktur benih
3. Komposisi kimia benih
4. Permeabilitas benih.
 Metode Pengeringan Benih
 Pengeringan secara alami (natural drying)
 Pengeringan buatan (artificial drying)
 Pengeringan Alami

Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
 Pengeringan Buatan
Pengeringan dengan mesin/alat dapat dilakukan, apabila :
a. Mencapai maksud pengeringan sesuai
yang diharapkan;
b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung
pada kondisi cuaca;
c. Kualitas benih terjaga.

















 PEMBERSIHAN (CLEANING)
 Pembersihan Manual
 Membersihkan benda atau kotoran yang ringan F gerakan penampi naik turun.
 Membersihkan benda atau kotoran agak berat F gerakan penampi memutar
 Membersihkan benda atau kotoran berat atau besar F gerakan penampi memutar tetapi posisi penampi agak dimiringkan
 Pembersihan dengan Mesin
 Untuk meningkatkan efisiensi pembersihan dilakukan prapembersihan (precleaning) yaitu :
Scalping : pembersihan benih dari kotoran kasar F scalper
Hulling : pembersihan benih dengan menghilangkan bagian-bagian yang masih menempel pada benih F huller-scarifier
Shelling : pembersihan benih dari lendir kering, kulit ari ataupun rambut-rambut yang menempel pada permukaan benih F debearder
 Pembersihan benih F alat yang paling umum AIR SCREEN MACHINE atau FANNING MILL
 Alat ini F kombinasi aliran udara (fan) dan ayakan sehingga mampu memisahkan benih dengan kotoran berdasarkan ukuran, resistensi terhadap aliran udara, spesific gravity.
 Pemilahan
 Proses pemilahan secara mekanis dapat dilakukan hanya jika ada perbedaan sifat-sifat fisik yang dapat dideteksi oleh mesin.
 Sifat-sifat fisik : panjang, lebar, ketebalan, bobot (specific gravity), tekstur permukaan, warna.
 PERLAKUAN BENIH
(SEED TREATMENT)
 Tujuan F mencegah atau melindungi benih dari serangan patogen terbawa benih dan/atau patogen yang berasal dari tanah.
 Jenis perlakuan benih :
Disinfeksi benih
Disinfestasi benih
Proteksi benih
 Syarat pestisida yang baik untuk perlakuan benih
 Efektif untuk pencegahan penyakit
 Tidak membahayakan viabilitas benih
 Bersifat stabil dalam benih, kemasan, dan tanah
 Tidak bersifat korosif
 Murah dan mudah aplikasinya
 Tidak membahayakan pemakai
 Tidak menurunkan pengaruh inokulan


PRODUKSI BENIH
PRINSIP AGRONOMIK
PRINSIP AGRONOMIK
Budidaya tanaman untuk produksi benih = produksi biji untuk konsumsi
Secara agronomik produksi benih melaksanakan hal-hal :
F pemilihan dan penyiapan lahan
F penumbuhan tanaman
F pemanenan tanaman
F penanganan benih agar siap salur
PEMILIHAN DAN PENYIAPAN LAHAN
Pemilihan Lahan
Perlu dipertimbangkan hal-hal sbb :
J adaptasi tanaman/varietas
J sejarah pertanaman sebelumnya
J rotasi tanaman
J kemudahan tempat bagi jaringan transportasi antar wilayah
Penyiapan Lahan
Pembersihan
Perataan
Pembuatan saluran irigasi dan drainase
Pemberian bahan organik
Pemupukan
Penumbuhan Tanaman
Penanaman
Kebutuhan benih dipengaruhi oleh
M jarak tanam atau populasi tanaman/hektar
M ukuran atau bobot benih per 100 (1000) butir
M daya berkecambah (tumbuh) benih
Pemeliharaan
Pemeliharaan tetap diberikan terhadap tanaman meskipun fase masak untuk tujuan produksi non benih telah tercapai.

Pemeliharaan
Penjarangan
Pendangiran
Pemupukan
Pengairan/penyiraman
Penyiangan
Pengendalian hama dan penyakit
Pemanenan
Saat tepat F masak fisiologis
Keuntungan :
J benih belum mengalami kemunduran
J mempercepat program pemuliaan tanaman
J menghemat waktu dan mengurangi kehilangan benih di lahan
J perkecambahan benih di lapang dapat dihindari
Resiko penundaan waktu panen
1. Menurunkan mutu biji
2. Menurunkan hasil (yield)
3. Kerusakan biji oleh fungi atau hama
4. Kerontokan biji (shattering)
5. Kerebahan (lodging)








 BAHAN TANAM
 PEMILIHAN KOMODITAS
Disamping faktor agroklimat, beberapa persyaratan yang seharusnya dipenuhi dalam pemilihan jenis komoditi antara lain komoditi tersebut hendaknya:
(1). Mempunyai peranan yang strategis sebagai sumber pendapatan masyarakat,
(2). Mempunyai prospek pasar yang baik,
(3). Mampu menyerap tenaga kerja,
(4). Mempunyai peranan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.




 Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman (UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman).
 Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
 Varietas Unggul
 Menentukan tingkat produktivitas
 Komponen teknologi yang relatif mudah diadopsi petani jika benihnya tersedia
 Varietas unggul beberapa tanaman :
padi : 54 varietas
kedelai : 70 varietas
kacang tanah : 31 varietas
ubi kayu : 10 varietas
ubi jalar : 10 varietas
 Benih Bermutu
 Mutu Genetik
 Mutu Fisiologi
 Mutu Fisik


 Pengaruh bahan tanam terhadap
pola pertumbuhan dan produksi ubi kayu
 bagian-bagian dari batang yang dipakai untuk setek sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi umbi dibandingkan dengan umur tanaman pada saat batang yang akan digunakan stek diambil.
 produksi umbi yang dihasilkan oleh setek yang berasal dari batang bagian bawah 6,4% dan 12,7% lebih besar daripada setek yang berasal dari batang bagian tengah dan atas.
 umbi yang dihasilkan oleh setek yang berasal dari batang bagian bawah berukuran 4,1% dan 11,9% lebih besar, dibanding dengan umbi yang dihasilkan oleh setek batang bagian tengah dan atas.
 setek berdiameter 2.25 - 2.50 cm menghasilkan produksi umbi yang tertinggi dibandingkan dengan setek yang berdiameter lebih kecil dari 2.25 cm dan lebih besar dari 2.50 cm.
 setek dengan panjang 25 cm menghasilkan produksi umbi dan laju pertumbuhan umbi yang lebih besar dibandingkan dengan setek yang lebih pendek maupun lebih panjang.
 PERSIAPAN BENIH
 Untuk mendapatkan hasil tinggi digunakan benih bermutu varietas unggul.
 Keperluan benih tiap hektar ditentukan oleh :
- jarak tanam atau populasi tanam per hektar
- ukuran biji (bobot 100 biji)
- daya tumbuh benih
Perkiraan kebutuhan benih per hektar :
100 100 100 s
B = 10.000 x ------ x ------ x ------ x ------ x t x 1 g
p q r 100

 SERTIFIKASI BENIH
 Proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan.
 Benih bersertifikat

benih yang dalam proses produksinya diterapkan cara-cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan sertifikasi benih
 Tujuan Sertifikasi
 menjaga kemurnian varietas,
 memelihara kualitas benih,
 memberikan jaminan mutu benih kepada konsumen dan
 memberikan legalitas kepada produsen benih



 Syarat-syarat penangkar benih
 Pengetahuan yang cukup tentang cara memproduksi benih bermutu dan cara menyimpan benih.
 Penguasaan lahan, fasilitas pengolahan, dan penyimpanan benih.
 Memiliki sikap jujur dan bersedia selalu mematuhi peraturan/ketentuan perbenihan yang berlaku.
 Prosedur untuk memperoleh sertifikasi
 Permohonan sertifikasi
 Pemeriksaan pendahuluan
 Pemeriksaan lapangan
 Pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan
 Pengambilan contoh benih
 Pengujian laboratorium
 Pemasangan label
 1. Permohonan sertifikasi
 Disampaikan ke BPSB paling lambat 1 bulan sebelum tanam (tebar).
 Mengisi formulir yang berisi tentang :
- nama & alamat pemohon
- letak areal
- asal benih sumber
- rencana penanaman
- sejarah lahan
- isolasi yang diterapkan
 Formulir dilampiri label benih dan denah lahan
 2. Pemeriksaan pendahuluan
 Pengajuan paling lambat 10 hari sebelum tanam atau satu minggu sebelum pemeriksaan lapangan.
 Hasil pemeriksaan dapat diputuskan :

- menolak permohonan sertifikasi;
- menerima permohonan dengan catatan;
- menerima permohonan.
 3. Pemeriksaan Fase Vegetatif
 Pemeriksaan dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif (30 HST).
 Pemeriksaan akan dilakukan terhadap keberadaan campuran varietas lain (CVL).
 Sebelumnya penangkar benih sebaiknya melakukan roguing.
 Hasil pemeriksaan :
- Lulus
- Tidak lulus → roguing ulang → pemeriksaan
ulang
 4. Pemeriksaan Fase Generatif
 Dilakukan bila telah lulus tahapan pemeriksaan sebelumnya.
 Pemeriksaan terhadap keberadaan CVL dengan pengamatan pada organ reproduktif seperti
- warna dan bentuk bunga
- saat pembungaan
 5. Pemeriksaan Fase Menjelang Panen
 Pemeriksaan dilakukan apabila telah lulus pemeriksaan lapangan sebelumnya.
 Pemeriksaan dilakukan 1 pekan sebelum panen (menjelang masak fisiologis).
 Komponen yang diamati :
- warna & bentuk tongkol
- warna & bentuk polong
- warna & bentuk benih
 Tidak ada pemeriksaan ulang.
 6. Pemeriksaan alat panen & pengolahan
 Tujuan : untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam pemanenan dan pengolahan benih tidak membawa sumber kontaminan.
 Pemeriksaan dengan cara menjalankan (menghidupkan) semua alat pengolahan benih.
 7. Pengawasan Pengolahan Benih
 Pengawasan langsung oleh petugas BPSB secara periodik selama masa pengolahan benih dengan waktu yang tidak diberitahukan kepada penangkar.
 Tujuan : memastikan bahwa selama dalam pengolahan tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang dilakukan penangkar.
 8. Pengambilan contoh benih
 Dilakukan setelah proses pengolahan benih.
 Benih telah dikemas dengan kemasan curah.
 Benih dikelompokkan berdasarkan lot yang tepat.
 Setiap lot benih memiliki peluang yang sama untuk diambil contoh benihnya.
 9. Pengujian Benih
 Ilmu mengevaluasi kualitas benih
 Tujuan

mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih, yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih
 9. Pengujian Mutu Benih
 Pengujian rutin :
- Daya berkecambah benih
- Kadar air benih
- Kemurnian benih
 Pengujian khusus :
- Vigor benih
- Kesehatan benih
 10. Permohonan pemasangan label
 Jika pengujian laboratorium dinyatakan lulus, penangkar mengajukan permohonan pemasangan label pada benih-benih yang akan dikemas untuk dipasarkan.
 Penangkar mengajukan permohonan nomor seri label sertifikasi dengan mencantumkan : jumlah segel & label yang diperlukan, nomor pengujian, nomor kelompok benih, jenis, varietas, jumlah wadah, berat bersih tiap wadah, nama & alamat produsen.
 Isi label : nilai kadar air benih, daya berkecambah, nilai kemurnian, dan identitas lain sesuai yang diajukan penangkar.


MODEL PENYIMPANAN
Ada tiga model penyimpanan benih
Penyimpanan Terkendali (Conditioned Storage)
Penyimpanan dengan Pengemasan
Penyimpanan benih dikemas dan kelembaban terkendali
Empat faktor untuk mengevaluasi nilai ekonomis penyimpanan benih
Benih yang disimpan
Lama penyimpanan
Kualitas awal benih yang disimpan
Berkurangnya bobot benih selama penyimpanan
Penyimpanan Terkendali
Syarat → lingkungan penyimpanan kering dan dingin.
Cara → temperatur dan kelembaban relatif ruang simpan dikendalikan/diatur.
Contoh :
Penyimpanan benih serealia
Periode singkat : KA 12-13%, suhu kamar
Periode panjang : KA < 11%, suhu < 20 C
Lanjutan…
Penyimpanan benih legum
Periode singkat : KA 10-11%, suhu kamar
Periode panjang : KA < 10%, suhu < 20 C
Penyimpanan dengan Pengemasan
Wadah/bahan kemasan memenuhi syarat :
1. Kuat, tidak mudah robek dan rusak.
2. Mampu menjaga kadar air benih pada nilai yang aman.
3. Untuk penyimpanan jangka panjang wadah kedap air atau kedap udara.
Tipe wadah/bahan pengemas
Sarang sempurna
Resisten terhadap perubahan kelembaban sekitarnya.
Kedap uap air.
Wadah/kemasan yang dipilih tergantung pada
Jenis benih
Jumlah benih
Lama penyimpanan
Temperatur dan kelembaban tempat penyimpanan
Penyimpanan benih dikemas dan kelembaban terkendali


Benih dikemas rapat dan kelembaban dikendalikan dengan dessicant (bahan kimia pengering) yang telah diketahui nilai keseimbangan airnya, misal larutan garam jenuh, silica gel-kobalklorida, larutan asam jenuh.

FLORIKULTUR DAN LANDSKEep

BUDIDAYA KRISAN
(Chrysanthemum grandiflorum)

SEJARAH SINGKAT


• Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni
• atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal
• dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium
• (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai
• membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol
• kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
• Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis
• tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di
• Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17.
• Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan
• dikembangkan secara komersial.

TAKSONOMI KRISAN
Ordo: Angiospermae
Sub ordo:
Famili :
Genus : Chrysantemum
Spesies: Grandiflora


MORFOLOGI KRISAN

SIFAT-SIFAT DAN CIRI TANAMAN KRISAN



1. Tanaman hari pendek,titik kritis 13 jam
2. Tanaman semusim

JENIS-JENIS KRISAN
• Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari
• Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
• a) Krisan lokal (krisan kuno)
• Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka
• dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan
• siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum
• berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas
• (Cianjur).
• b) Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida)
• Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini
• adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis
• (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal
• (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).
• c) Krisan produk Indonesia
• Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan
• Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
BENTUK-BENTUK MAHKOTA BUNGA
Pompon

spider
anemon


standard



MANFAAT TANAMAN
• Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain
• adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai
• bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
• a) Bunga pot
• Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan
• cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter
• bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan),
• Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih
• kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari
• Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot,
• terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah
• varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
• b) Bunga potong
• Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai
• tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya
• ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh
• bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green
• peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.


PERSIAPAN BUDIDAYA
Peralatan / bahan-bahan:
1. Rumah plastik/greenhouse
2. Instalasi listrik+lampu
3. Jaring plastik
4. Tiang penyangga
5. Alat penyiram
6. Gunting pangkas


SYARAT TUMBUH KRISAN
1. Iklim: menghendaki curah hujan tinggi, tetapi tidak tahan terpaan air hujan Lansing
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara antara 20 – 26ᵒ C
4. Kelembaban : unt tumbuh setek 90-95%, tanaman dewasa 70-80%
5. Ketinggian tempat 700 – 1200 m dpl
6. Tanah : liat berpasir, gembur, drainase baik

PEMBIBITAN
Bibit

Krisan muda

Asal bibit
Vegetatif

1. Setek pucuk
2. Setek akar
3. Kultur jaringan

Generatif
1. biji

BUDIDAYA
sebelum penanaman
Tanam



Teknik Penanaman Bunga Potong
a) Penentuan Pola Tanam.
Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yangdapat dibudidayakan secara monokultur.
b) Pembuatan Lubang Tanam
Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara
ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan waktu panen yaitu pada
hari-hari besar. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.
c) Pupuk Dasar
Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram
ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan
merata pada tanah sambil diaduk.
d) Cara Penanaman
Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah
tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G.
Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam
1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit.
Setelah penanaman siram dengan air dan pasang naungan sementara dari
sungkup plastik transparan.


Teknik Penanaman untuk Memperpendek Batang
a) Pengaturan dan Penambahan Cahaya
b) Pemupukan
Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang
kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan
dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah
ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase Generatif
digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25
gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar dalam larikan atau
lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.
c) Pembuangan Titik Tumbuh
Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam,
dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5 cm.
d) Penjarangan Bunga
Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga hanya
dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.


pemeliharaan
penjarangan & penyulaman
pengendalian gulma
penyiraman
pembuangan tunas-tunas


HAMA DAN PENYAKIT
1. Ulat Tanah (Agrotis ipsylon)
gejala: memotong ujung tanamanmuda
2. Triph (Triph tabacci)
gejala: pucuk dan tunas samping berwarna ke perak-perakan
3. Tungau merah (Tetranycus, sp)
gejala: daun yg terserang berwarna kecoklatan terpelintir
4. Penggerak daun (Liriomyza, sp)
gejala : menggulung daun menjadi spt terowongan, keperakan
PENYAKIT
1. Karat
2. Tepung oidium
3. Virus mosaik dan kerdil


PANEN
Umur : 3 – 4 bulan
Ciri : kira-kira 70% tanaman sudah mulai mekar dan setengah mekar

Pasca panen

Kemasan untuk jarak dekat
Kemasan untuk jarak sedang
Kemasan untuk jarak jauh



BUDIDAYA SEDAP MALAM
Kegunaan
1. hiasan/bunga
potong
2. Minyak atsiri
(tuberose
essential
oil/minyak
esensial)
..
..juga bisa dimakan..
1.Untuk campuran sup
2. Untuk kimlo (semacam
sup/soto)
3. Makanan ringan/camil-
an (digoreng pakai
telur+tepung)

SEDAP MALAM
Polianthes tuberosa L.
• Nama umum
Indonesia: Sedap malam
Malaysia: Sundal malam
Inggris: Tuberose
• Klasifikasi
• Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Familia : Agavaceae
Genus : Polianthes
Spesies : Polianthes tuberosa L.
TEKNIS BUDIDAYA
1.Lahan/jenis tanah?


2. Lingkungan?



3. Manajemen budidaya


BUDIDAYA
• Bibit
• Pengolahan tanah
• Tanam(saat tanam,jarak tanam, cara tanam)
• Pengairan
• Pemupukan
• Pemeliharaan
• Panen
• Pasca panen

PANEN
1. umur
2. Saat
3. cara


PASCA PANEN
1. membersihkan
2. Sortasi
3. Pengepakan
4. Pengiriman
5. pengawetan





Industri Bunga &
Tanaman Hias

KULIAH
I (1) Produk-produk Bunga dan Tanaman
Hias
(2) Karakteristik
(3) Penggunaan

II (1) Teknologi Produksi secara umum
(2) Peluang dan Tantangan dalam Usaha
Bunga dan Tanaman Hias
(1) Produk
• Bunga Potong (CUT FLOWERS)
• Tanaman Pot (FLOWERING POTTED PLANTS): tanaman berbunga dan tanaman hias daun, termasuk pot gantung; biasanya merujuk ke tanaman dalam ruang (Indoor).
• Tanaman lansekap (LANDSCAPE PLANTS) (Outdoor).
(2) Karakteristik
- merupakan produk estetika (produk ‘seni’/ art), walau pun ada yang berfungsi ganda, misalnya sebagai tanaman obat dan hias.
- keragaman jenis & penampilan fisik (bentuk bunga/daun, tekstur, warna, penampilan/ kemasan) sangat penting
- teknik budidaya sangat intensif dibandingkan sayuran dan buah (struktur plastik dan peneduh; fertigasi)
Berbagai Jenis Bunga Potong Yang Kini Dipasarkan di Indonesia
Anyelir (Carnation, Dianthus caryophyllus)
Anthurium
Gerbera (Gerbera jamesonii)

Tanaman Lansekap
daun-daun variegata memiliki nilai lebih tinggi


Penggunaan Tanaman Pot: dekorasi interior/taman, sering disewa-sewakan
Tanaman Pot (hias daun, Foliage potted plants)

• Produk-produk tanaman hias daun ‘biasa’ (yang biasa dilihat penjual tanaman di tepi jalan) – dapat diangkat nilainya bila kualitas tanaman diperbaiki: bersih, sehat, rimbun, ditunjang dengan pot yang bagus – bukan polibag – dan serasi.

-
Aglaonema
Aglaonema – hasil silangan lain dari Greg Hambali
(3) Penggunaan Bunga Potong:

bukan hanya untuk keindahan/dekorasi, tetapi ada unsur ‘fungsional’ , seperti menggunakan vas, gelas, tempat air dll yang bisa dimanfaatkan setelah bunga layu.
Poci Teh dan Tempat Air
Gelas
(3) Penggunaan Bunga Potong/Rangkaian Bunga: untuk macam2 Ekspresi Perasaan




Kreasi dari kelompok tanaman hias sukulen : TERRARIUM
Komposisi Berbagai Tanaman Hias Sejenis(daun hias, sukulen/kaktus)
Akhir dari bagian I



PEMULIAAN
TANAMAN HIAS
Tanaman Hias
Ornamental Plant
• Tanaman yg ditumbuhkan di kebun atau sebagai tanaman indoor
• Ditanam untuk dinikmati bunga, daun, aroma, bentuk tanaman atau buah  bukan untuk dimakan
• Dikomersialkan sebagai tanaman landsekap atau bunga potong


TANAMAN HIAS BUNGA
TANAMAN HIAS DAUN
TANAMAN HIAS BUAH




• Pengembangan tanaman hias di Indonesia dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias Indonesia (BALITHI)/ Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI)
• Telah dikembangkan pemuliaan tanaman pada krisan, mawar, anyelir, anthurium, lili, gladiol dan sedap malam  mendapatkan varietas unggul

Tujuan Pemuliaan
Tanaman Hias

Varietas baru dengan :
• warna & bentuk bunga menarik
• kombinasi warna bunga menarik
• tekstur tertentu pada perhiasan bunga (tebal, bertumpuk atau ruffled)
• jumlah kuntum yang banyak
• masa mekar lama
• produksi bunga tinggi


Bagaimana ‘Menciptakan’
Varietas Baru?
Teknik pemuliaan yang dapat digunakan :
• Pemuliaan Mutasi
• Kultur Jaringan



PEMULIAAN
TANAMAN HIAS
Tanaman Hias
Ornamental Plant
• Tanaman yg ditumbuhkan di kebun atau sebagai tanaman indoor
• Ditanam untuk dinikmati bunga, daun, aroma, bentuk tanaman atau buah  bukan untuk dimakan
• Dikomersialkan sebagai tanaman landsekap atau bunga potong

• Tanaman Hias Bunga


• Pengembangan tanaman hias di Indonesia dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias Indonesia (BALITHI)/ Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI)
• Telah dikembangkan pemuliaan tanaman pada krisan, mawar, anyelir, anthurium, lili, gladiol dan sedap malam  mendapatkan varietas unggul
Tujuan Pemuliaan
Tanaman Hias
Varietas baru dengan :
• warna & bentuk bunga menarik
• kombinasi warna bunga menarik
• tekstur tertentu pada perhiasan bunga (tebal, bertumpuk atau ruffled)
• jumlah kuntum yang banyak
• masa mekar lama
• produksi bunga tinggi


Bagaimana ‘Menciptakan’
Varietas Baru?
Teknik pemuliaan yang dapat digunakan :
• Pemuliaan Mutasi
• Kultur Jaringan

Pemuliaan Mutasi
• Aplikasi mutasi dalam menghasilkan keragaman dan varietas baru pada tanaman
• Mutasi spontan  Terjadi secara alami di alam melalui petir, halilintar, serangan insekta  proses lama dan jarang terjadi
• Mutasi buatan  induksi mutagen
Contoh
Pemuliaan Mutasi

Kultur Jaringan
• Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pemuliaan tanaman
• Melalui kultur embrio dan kultur haploid (embryo culture dan haploid culture)
Tanaman Hias
Potensial Indonesia
Anggrek
• Indonesia dikenal memiliki banyak spesies anggrek alam (5000 spesies).
• Setengahnya terdapat di Papua, 2000 di Kalimantan, sisanya tersebar di pulau lain.
• Contoh anggrek spesies Indonesia :
Anggrek Sumatra
Coelogyne dayana
• Anggrek bergerigi, bagian dalam berwarna coklat tua, lidah berwarna kekuningan dan bagian luarnya berwarna hijau pucat

• Spesies cantik berwarna putih dengan totol-totol kemerahan dan ungu
Anggrek Kalimantan
Coelogyne pandurata
• Dikenal sebagai Anggrek Hitam Kalimantan
• Terdapat tanda hitam pada bibir yang membentang ke belakang samapai bagian dalam bunga. Sepal dan petal berwarna hijau cerah

• Tumbuh di hutan pegunungan dengan ketinggian 2000 m.
• Bunga kecil dan sederhana, tapi sangat eksotis

• Mekar pada pagi hari dan menutup di siang hari.
• Anggrek ini dikenal sebagai anggrek berserabut.
• Batangnya digunakan sebagai kerajinan tangan

• Dikenal sebagai anggrek bulan
• Puspa Pesona Indonesia

• Anggrek Bunga Kembar
• Memiliki daun tebal dan berair, bunga berukuran kecil. Ciri khas yg mencerminkan iklim kering kawasan Nusa Tenggara
Pemuliaan Anggrek
(Persilangan)
• Mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk bunga menarik, mahkota bunga yg kompak dan tahan lama
• Hal-hal yg perlu diperhatikan
Langkah Persilangan Anggrek
• Buka cap columna bunga  terlihat polinia
• Ambil polinia dgn hati-hati menggunakan tusuk gigi
• Masukkan polinia ke dalam stigma induk betina
• Beberapa hari kemudian bunga yg diserbuki akan layu dan muncul bakal buah yg berkembang menjadi buah

KIMIA LINGKUNGAN

KIMIA LINGKUNGAN


DEFINISI
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari pengaruh dari bahan kimia terhadap lingkungan.
KETENTUAN
Kimia lingkungan mempelajari zat-zat kimia yang penggunaannya dapat menguntungkan dibidang kemajuan teknologi tetapi hasil-hasil sampingannya merugikan, serta cara pencegahannya.

1
Pencemaran Udara


a.Gas karbon monoksida, CO
b. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
c. Gas hidrokarbon, CH
d. Gas belerang oksida, SOx
e. Partikulat-partikulat (padat dan cair)
2 Pencemaran AIR







a) Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
b) Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)

c) Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
d) Bahan pencemar berupa zat radioaktif
e) Bahan pencemar berupa panas

3




Pencemaran Tanah

a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri, dan pertanian
d. Limbah reaktor atom/PLTN.




Pencemaran Udara
Udara di alam ini tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, hal initerjadi karena kegiatan alam (terjadi secara alami), maupun karena ulah ataukegiatan/aktivitas manusia misalnya gas-gas CO, gas SO2 dan H2S yang dihasilkan melalui kegiatan gunung berapi, terjadinya pelapukan tumbuhtumbuhandan kebakaran hutan, yang terus-menerus masuk ke dalam atmosfer (udara). Selain gas-gas tersebut ada pula partikulat-partikulat padat dan cair yang dihasilkan oleh ledakan gunung berapi atau gangguan lain yangdibawa hembusan angin masuk ke dalam atmosfer. Di samping gas-gas dan partikulat-partikulat padat dan cair yang dihasilkan secara alami, masih diperoleh juga gas-gas dan partikulat-partikulat lain yang diperoleh dari hasil kegiatan manusia sebagai hasil proses kimiawi ataupun proses biologis.

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
a. Gas karbon monoksida, CO
b. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
c. Gas hidrokarbon, CH
d. Gas belerang oksida, SOx
e. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya .

a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih –192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawasenyawa
karbon lainnya:
2 C + O2 2 CO
Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:
CO2 + C 2 CO
Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 2 CO + O2

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain: (1210 – 1765)ºC
2 N + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2

c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:

(CH2O)n CO2 + CH4

d. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 SO2
2 SO2 + O2 SO3

e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.

Terjadinya pencemaran udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat pertama : yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua : yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga : yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat: yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.






Asap kendaraan bermotor alah satu sumber pencemaran udara

Cara penanggulangannya
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

Dampak negatif dan dampak positif

Di atas telah dipelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.
Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.




Pencemaran air.

Air terdapat di mana-mana, sekitar 97 % air di bumi kita ini terdapat di laut/lautan yang sudah tercampur dengan bermacam-macam garam sebagai pencemar, 1,3 % berupa air tawar/segar (antara lain es yang berada di kutub), air permukaan tanah (air sungai, air danau, air selokan, air payau), air tanah (air sumur, air artetis, kantung-kantung air dalam tanah), air di atmosfer (kabut, awan). Air tersebut kondisinya belum tentu bersih, melainkan sudah tercampur dengan bermacam-macam kotoran bergantung pada daerah tempat sumber air itu berada dan pada daerah yang dilaluinya.

Sumber dan Macam Bahan Pencemar Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).

Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.

b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh Mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e) Bahan pencemar berupa pupuk tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.



Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:

d) Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
e) Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)

f) Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
d) Bahan pencemar berupa zat radioaktif
e) Bahan pencemar berupa panas

Parameter dan standar kualitas air

Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
a) warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b) Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c) Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
d) Keradioaktifan misal sinar ß.
e) Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).

Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik,
Pengaruh pencemaran air terhadap kehidupan akuatik Bahan macam makhluk yang hidup dalam air antara lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu, katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam kehidupan akuatik. Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati. Kehidupan akuatik dapat pula terganggu karena:
a) Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
b) Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
c) Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.
d) Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondok sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawasenyawa fosfat, nitrat.
e) Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri yang menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.

3. Pengaruh pencemaran air terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan tubuh manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun. Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal. Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacam macam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.

4. Penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan pengolahan limbah
Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Tidak membuang limbah logam berat ke sembarang tempat
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.
Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.


FUNGISIDA
• 1. Fungisida Pelindung (non-systemic)

• Fungisida mineral (tembaga, belerang organik)
• Senyawa organik : Clorophenols, dithiocarbamates & pthalimides
• Minyak (misalnya : minyak parafin C20 - C25)
Tembaga: bubur Bordeaux
3Cu(OH)₂ Cu(Cl)₂
Ditiokarbamat contoh Manep
[-SCSNHCH₂CH₂NHCS₂Mn-]x
• 2. Fungisida Systemic
• Target specifik metabolic ( tidak semua)
• Contoh:
• Metalaxyl mengacau sintesis RNA inti jamur untuk Oomycetes (misal : Phytophthora)
• Oxathiins (misal: flutolanil) inhibitor enzim pernafasan utk Basidiomycetes
• Validamycin A (antibiotik)untuk Rhizoctonia solanii
• Isue utama : Resistensi
• Metalaxyl : Mengacau sintesis RNA inti fungi
• Resiko Fungisida: Resistensi
• Fungisida resiko resistensi rendah
Senyawa pelindung (misal: copper, sulfur, dithiocarbamates)
• Fungisida resiko resistensi Sedang
Interaksi dengan beberapa gen, ( SBIs, triazol)
• Fungisida resiko resistensi Tinggi
Resistensi dikendalikan oleh gen tunggal, misalnya: benzimidazoles, strobilurins)
• Managemen Resistensi Fungisida
• Penggunaan minimal
• Golongan senyawa dirotasi
• Gunakan fungisida campuran
• Alternatif penanganan (agen biologis)
Rodentisida
Zat pembunuh hewan mengerat ( tikus, dll)
• Jenis Senyawa Rodentisida
• 1. Anticoagulant
• 2. Cholecalciferol
• 3. Zinc or aluminum phosphide
• 4. Strychnine
• antikoagulan
• 1. Singkat —Warfarin
• 2. lama ---Diphacenone,Bromadiolone,
Pindone
Cholecalciferal (vitamin D3)
7-dehydrocholesterol
Peningkatan reabsorpsi calsium di
ginjal
• Zink Fosfida
• Strychnine (indole alkaloid)
PESTISIDA DALAM LINGKUNGAN DAN TUBUH
Pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan mengalami perjalanan sesuai dengan sifat pestisida dan kondisi lingkungan yang ada.

• Pestisida Menguap
Pestisida akan menguap dan menuju ke udara. Uap ini juga bisa masih bersifat racun yang dapat meracuni manusia hewan tumbuhan dan organisme hidup lainnya.
• Pestisida terakumulasi dalam tanaman
Pestisida yang terakumulasi dalam tanaman akan masih tinggal dalam tanaman selama waktu tertentu. Jika tanaman dipanen maka manusia akan mengkonsumsi residu pestisida yang masih ada.
• Pestisida Mengalir dalam air permukaan
• Pestisida akan mengalir dipermukaan dan bisa mengganggu kehidupan di air seperti sungai, laut, dll
• Strategi Mengurangi Resiko Penggunaan Pestisida
 Mengurangi pengguaan
 Mengurangi paparan
 Mencari Alternatif (Penanganan terpadu)
 Hati-hati dalam penggunaan lokal dan global



Pengendalian OPT SecaraTerpadu
 Fokus – Pencegahan problem OPT jangka panjang
 Mengurangi atau mengeliminasi metode pengendalian kimia
 Memonitor keberadaan OPT sebelum penganan
 strategi nonkimia (membuat habitat yang tidak menarik, pengendalian fisik)
 Pelajari OPT
• Masuknya Pestisida ke dalam Tubuh
 Pernafasan
 Mulut
 Kulit terluka
• Pengeluaran Pestisid
• Feses
• Urine
• Air mata
• Keringath
• Air Lud
• Akumulasi Pestisida
• Darah
• Hati
• Ginjal
• Jaringan Lemak
• Tulang
• Sumber perstisida
 Penggunaan di sawah, kebun dan halaman, dan di rumah
 Suplai pangan
 Suplai air
 Kecelakaan makan

PENCEMARAN TANAH

Pencemaran Tanah mempunyai hubungan yang erat baik dengan pencemaran udara maupun dengan pencemaran air. Bahan Pencemar yang terdapat di udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah. Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat menyebabkan Pencemaran Tanah. Dengan demikian maka Lingkungan Hidup yang paling banyak dan mudah tercemar adalah Tanah.
Tanah yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak makhluk hidup terutama manusia, tumbuh-tumbuhan bermacam-macam hewan dan mikroorganisme. Selain itu di dalam tanah ini juga terdapat air dan udara.
1) Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri, dan pertanian
d. Limbah reaktor atom/PLTN.
2) Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

Cara pencegahan dan penanggulangan Bahan Pencemar Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.

Rangkuman
Pencemaran tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, karena bahan pencemara udara yang masuk ke dalam tanah dapat menimbulkan pencemaran pada tanah. Demikian pula pencemaran air terutama air permukaan tanah pada akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.
Sumber-sumber pencemar udara dan pencemar air pada umumnya dapat menjadi sumber pencemar tanah, misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi dan kendaraan bermotor yang mengeluarkan gas pencemar. Selain itu adanya kegiatan yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif, serta limbah industri yang menghasilkan logam-logam berat.
Komponen-komponen bahan pencemar yang dihasilkan dari sumbersumber pencemar antara lain senyawa organik, baik yang dapat diuraikan mikroorganisme (sisa makanan, daun, tanaman dan hewan yang mati), maupun yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (plastik, serat, deterjen, pupuk, pestisida, herbisida).Selain itu dapat senyawa anorganik tidak dapat dimusnahkan (bekas bahan bangunan, keramik, kaca), zat radioaktif, logam-logam berat (Hg, Cd, Zn, Cu, Be), dan gas-gas beracun pencemar udara yang dapat larut dalam air hujan. (CO, CO2, SO2, SO3, NO, NO2, H2S).

Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran tanah dilakukan bersama-sama, kedua tindakan ini tidak dipisahpisahkan. Sebelum terjadinya pencemaran hendaknya sudah dapat diantisipasi kegiatan–kegiatan yang dapat menghasilkan bahan pencemar, sehingga dilakukan pencegahan. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya pencemaran. Bahan pencemar yang tidak dapat dimusnahkan, misalnya sampah rumah tangga dapat dilakukan pengolahan atau daur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran tanah berarti kita melakukan pengawasan, pemantauan, pengendalian, pemulihan, pengembangan dan pelestarian kondisi tanah, agar tanah dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, antara lain subur untuk ditanami, aman bagi kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat.

• Pest: Seluruh organisme yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu aktivitas manusia.
• Pestisida, adalah zat yang dapat mencegah, menghancurkan, menolak, organisme pengganggu.
• Yang paling banyak digunakan
– Insecticides
– Herbicides
– Fungicides
– Rodenticides
• Alasan penggunaan pestisida
• Serangga merugikan 30 % hasil pertanian
• Alasan penggunaan pestisida:
Serangga juga membawa penyakit
• Pestisida Ideal
• Hanya membunuh organisme pengganggu sasaran
• Tidak mengganggu kesehatan manusia dan organisme lain
• Dapat dihancurkan menjadi senyawa kimia yang tidak bebahaya dalam waktu singkat
• Mencegah Perkembangan resistensi genetik organisme sasaran.
• Ekonomis.
INSEKTISIDA
• DDT
• DDT: pestisida yang hampir ideal
• Stabil, terdegradasi lambat
• Tidak mudah menguap
• Kelarutan dalam air rendah
• Cepat menetrasi ke lapisan lilin serangga
• Sifat racun rendah terhadap hewan, termasuk manusia.
• Sisi negatif DDT: Bioaccumulation
• Sisi negatif penggunaan DDT
• Serangga kebal DDT
• DDT analogs:
• Insektisida nonpersisten
• Cepat hancur, larut dan dilepaskan ke lingkungan.
• Dua golongan insektisida nonpersisten;
– Organophosphates
– Carbamates
• Keduanya juga neurotoksin
• Organophosphates
• Neurotransmitter: Acetylcholine
• Neurotransmitters adalah zat kimia yang mentransmit signals dari satu serabut syaraf ke serabut syaraf lain. Sekali impuls syaraf ditansmit, neurotransmitter hancur.
• Destruksi normal acetylcholine
• Penghambatan destruksi acetylcholine oleh organophosphates
• Perbedaan toksisitas parathion and malathion
• Carbamates
• Penghambatan enzim pemecah acetylcholine oleh insektisida carbamate
• Insektisida spektrum lebar dan spektrum sempit
• Insektisda spektrum lebar akan membunuh berbagai jenis serangga termasuk serangga yang menguntungkan
– Contoh pestisida golongan organochlorine dan kebanyakan organophosphates.
• Insektisida spektrum sempit hanya beracun terhadap beberapa tipe serangga.
Contoh: kebanyakan carbamates.
HERBISIDA
• Beberapa jenis herbisida
Herbisida tersebut relatif aman tetapi dalam jumlah besar dapat menyebabkan anak cacat lahir karena ada kandungan dioksin hasil samping pada proses pembuatannya.
Parakuat racun merusak paru
diquat jauh lebih tidak beracun
PESTISIDA DALAM LINGKUNGAN
Pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan mengalami perjalanan sesuai dengan sifat pestisida dan kondisi lingkungan yang ada.

• Pestisida Menguap
Pestisida akan menguap dan menuju ke udara. Uap ini juga bisa masih bersifat racun yang dapat meracuni manusia hewan tumbuhan dan organisme hidup lainnya.
• Pestisida terakumulasi dalam tanaman
Pestisida yang terakumulasi dalam tanaman akan masih tinggal dalam tanaman selama waktu tertentu. Jika tanaman dipanen maka manusia akan mengkonsumsi residu pestisida yang masih ada.
• Pestisida Mengalir dalam air permukaan
• Pestisida akan mengalir dipermukaan dan bisa mengganggu kehidupan di air seperti sungai, laut, dll
• Pestisida teradsorpsi ke dalam tanah
• Di dalam tanah akan dapat terdegradasi oleh mikroorganisme, ataupun oleh bahan kimia ataupun secara fisik. Di dalam tanah juga dapat mengalami pelindian dan turun ke bawah sampai ke air tanah yang mungkin masih dapat mencemari karena belum terdegradasi.