AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

manajemen produksi tanaman (2)

Pola Pertumbuhan dan Strategi Pemeliharaan Tanaman
LOOKING AFTER THE CROP


Pola Pertumbuhan Tanaman
Pahami pola pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan strategi pemeliharaan tanaman yang tepat dan efektif
Vegetatif – Generatif
Fase vegetatif : perkembangan bagian vegetatif tanaman, akar – batang – daun
Fase generatif : perkembangan bagian generatif seperti bunga, buah, biji

STADIA PERTUMBUHAN
Stadium Vegetatif
VE : St. pemunculan
VC : St. kotiledon
V1 : St. buku pertama
V2 : St. buku kedua
V3 : St. buku ketiga
Vn : St. buku ke-n
Stadium Reproduktif
R1 : Mulai berbunga
R2 : Berbunga penuh
R3 : Mulai berpolong
R4 : Berpolong penuh
R5 : Mulai berbiji
R6 : Berbiji penuh
R7 : Mulai matang
R8 : Matang penuh
Pola Pertumbuhan Tanaman
Fase vegetatif berlangsung sampai waktu tertentu kemudian berangsur diganti fase generatif .
Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase generatif bergantian.
padi, jagung, kentang, mangga, durian, rambutan


Fase pertumbuhan
>vegetatif:perkecambahan
Reproduktif:pembentukan malai>pembuangan
PEMATANGAN:gabanh matang

Fase vegetatif cepat:Mulai dari pertumbuhan bibit s/d
jumlah anakan maksimum
(minggu ke-6 atau ke-7 setelah
tanam).
-Jumlah anakan, tinggi tanaman,
dan berat jerami bertambah


Fase vegetatif lambat:Mulai dari saat jumlah anakan
maksimum s/d keluar bakal
malai (primordia).
-Beberapa anakan akan mati.



2. Fase vegetatif dominan atas fase generatif contoh : kubis, sawi, bawang merah

3. Fase generatif berjalan (hampir) bersamaan dengan fase vegetatif. Contoh cabai, kacang hijau, tomat


Pemeliharaan Tanaman
USAHA MENJAGA & MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN
penyediaan nutrisi, air, cahaya, O2 & CO2
meniadakan/memperkecil gangguan hama & penyakit
meniadakan/memperkecil kompetisi dengan gulma atau tanaman lain



Pengairan
Kekeringan dan kelebihan air yang terjadi setelah benih kedelai ditanam dapat menghambat perkecambahan.
Mederski et al. memerinci akibat kekeringan yang terjadi pada setiap periode tumbuh kedelai sbb :
a. periode pertumbuhan aktif : menghambat pertumbuhan daun dan meluruhkan daun-daun pada cabang2 bawah.
b. periode pembungaan : mempertinggi kerontokan bunga
c. periode pembentukan polong : menghambat & meluruhkan polong-polong yang baru terbentuk
d. periode pembentukan biji : mengurangi jumlah biji dan kepadatan ukuran biji.



PEMUPUKAN>>
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. : 40/Permentan/OT.140/04/2007



Pengairan
Kacang tanah lebih toleran terhadap kekeringan dibandingkan kedelai dan kacang hijau.
Fase kritis terhadap kecukupan air : stadia perkecambahan, pembungaan, dan pengisian polong.
Pemberian air yang optimal adalah 3 kali : pada saat tanam, pembungaan, dan pengisian polong.
Dua minggu sebelum panen diusahakan kondisi tanah tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
Pemangkasan
Pemangkasan bentuk : tanaman memiliki bentuk tajuk tertentu (payung atau ellipsoid).

Pemangkasan pemeliharaan : tanaman tetap vigor dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam kanopi tanaman.

Pemangkasan produksi : meningkatkan jumlah tunas dan ranting generatif.


SISTEM PERTANIAN INDONESIA
1. Sistem ladang
Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
Ciri-ciri :
a. Pengolahan tanah sangat minimum,
b. Produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan.
c. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas.
d. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan
Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di suatu wilayah, walaupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah.
Ciri-ciri :
a. berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup.
b. pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
c. tanaman yang diusahakan terutama tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem sawah
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, dan kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Cir-ciri :
a. sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik.
b. pengelolaan intensif.
c. potensi besar untuk produksi pangan, baik padi palawija dan hortikultura. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
4. Sistem perkebunan
berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor .
perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing sekarang kebanyakan menjadi perusahaan negara. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
LAHAN (LAND)
suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang
• Lahan : sebidang tanah beserta flora dan fauna yang ada di dalamnya.
• Lahan dapat digarap (arable land) : lahan yang sesuai untuk usaha pertanian, baik dengan irigasi maupun tanpa irigasi.
• Lahan tidak dapat digarap (non arable land) : lahan yang tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian.
• Lahan dapat diairi (irrigable land) : lahan yang sesuai untuk pertanian yang bila dilengkapi dengan fasilitas irigasi akan memeberikan hasil yang lebih menguntungkan dan lestari.
Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas
(i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan
(ii) komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan.
Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam hubungannya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada enam kelompok besar sumberdaya lahan yang paling penting bagi pertanian, yaitu :
(i) iklim,
(ii) relief dan formasi geologis,
(iii) tanah,
(iv) air,
(v) vegetasi, dan
(vi) anasir artifisial (buatan) Sys (1985)
Lahan è sumber daya/faktor produksi yang tidak dapat diperbaharui dan jumlah yang sangat tebatas.
Hubungan antara kondisi lahan dengan respon tanaman dalam upaya pengelolaan lahan akan menentukan tingkat produktivitas lahan (Wood dan Dent, 1983).
Perencanaan penggunaan lahan agar sesuai dengan kondisinya è evaluasi lahan
Evaluasi lahan è agar keadaan lahan tidak menjadi rusak atau kritis.
Evaluasi lahan F proses penilaian suatu lahan sehingga sesuai dengan kondisinya pada penggunaan-penggunan tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).
Tujuan evaluasi lahan F untuk menentukan nilai/kelas kesesuaian suatu lahan untuk tujuan tertentu.
Evaluasi lahan perlu memperhatikan aspek2 seperti ekonomi, sosial serta lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tata guna lahan.
• Bagaimana lahan sekarang dikelola?
• Apa akibatnya bila cara pengelolaan itu terus dilakukan?
• Apakah nanti menimbulkan masalah dengan cara pengelolaan tersebut?
• Bagaimana dengan jenis penggunaan lahan A dapat memberikan keberlanjutan secara lingkungan serta menguntungkan secara ekonomi ?
Proses evaluasi pada waktu sebelumnya
ê
kesesuaian lahan aktual
Proses evaluasi lahan saat ini
ê
evaluasi lahan potensial
• Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Sitorus, 1985).
• Beberapa kualitas lahan yang menentukan tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman (Brinkman dan Smyth, 1973) :
a. ketersediaan air tanah,
b. ketersediaan unsur hara,
c. daya menahan unsur hara,
d. kemasaman,
e. ketahanan terhadap erosi,
f. sifat olah tanah,
g. kondisi iklim, dan
h. kondisi daerah perakaran tanaman
Konsepsi ini telah dikembangkan lebih lanjut oleh Soepraptohardjo dan Robinson (1975), yaitu :
a. kedalaman efektif tanah,
b. tekstur tanah di daerah perakaran,
c. pori air tersedia,
d. batu-batu di permukaan tanah,
e. kesuburan tanah,
f. reaksi tanah,
g. keracunan hara,
h. kemiringan, dan
i. keadaan agroklimat.
TUGAS KELOMPOK
Setiap kelompok terdiri atas 4 mahasiswa.
Materi tugas :“analisis usahatani suatu komoditas tanaman”
Data yang harus dicari minimal meliputi : luas lahan, kepemilikan lahan, jumlah tenaga kerja, biaya input, hasil panen, harga jual hasil panen, pendapatan.
Data yang diperoleh dibuat makalah dengan format : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pelaksanaan, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka.
Makalah dikumpulkan paling lambat hari Jum’at, 31 Desember 2010 pukul 11.00 WIB.
Masing-masing kelompok mempresentasikan makalahnya.

No Response to "manajemen produksi tanaman (2)"

Post a Comment