AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

perkebang biakan vegetatif

mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman
tujuan mencangkok
1 untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat sama dengan induknya misalnya rasa buah besar ketahanan terhadap hama penyakit dan lain2.
prinsip2 mencangkok
untuk melakukan cangkokan inin kita gunakan apiabila tanaman tersebut tidak dapat diperbanyak dengan cara pembiakan tanaman lainnya:
minsalnya :dengan stek,prinsip ini juga dilakukan dengan menyahat sekililing dahan atau ranting dengan menggunakan pisau
Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm. Tumbuhan dikotil yang dicangkok akan memiliki akar serabut, bukan akar tunggang.
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut, oleh karena itu berhati-hatilah ketika menanamnya dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.
Cara mencangkok:
Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.
Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian taruhlah pada pot. setelah terlihat baik tanamlah di tanah
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
Pengertian Stek
Dalam bidang pertanian dan bercocok tanam, kita sering mendengar istilah stek, tapi apa sebenarnya pengertian stek itu sendiri? Stek adalah salah satu cara mengembangbiakkan tanaman dengan cara tidak kawin atau istilah lainnya vegetatif.

Perkembangbiakan tanaman dengan cara stek ini dapat kita jumpai pada tanaman ketela pohon, dimana saat menanam ketela pohon yang diperlukan adalah memotong batang ketela menjadi bagian-bagian pendek, kemudian ditanam dengan jarak yang beraturan.

Perkembangbiakan tanaman dengan sistem stek dapat dibagi menjadi dua,yaitu stek batang dan stek daun.
Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.

>Stek batang dilakukan dengan memotong batang tanaman induk, selanjutnya batang tersebut ditanam dalam media. Gunakan pisau tajam dalam melakukan pemotongan, jangan dipatahkan dengan tangan. Potongan batang sebaiknya berukuran antara 15 - 20 cm dan memiliki setidaknya 3 atau lebih bakal tunas cabang


Stek daun merupakan salah satu alternatif untuk melakukan perbanyakan tanaman air. Sayangnya tidak semua jenis tanaman air mempunyai kemampuan reproduksi melalui daun. Ceratopteris sp dan Hygorphila sp, merupakan jenis_jenis yang diketahui mampu bereproduksi melalui potongan daun. Stek dapat dilakukan dengan cara memotong daun tua

Dalam pertanian, perundukan adalah suatu cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk. Dalam pengertian teknis di Indonesia, perundukan di literatur bahasa Inggris dikenal sebagai ground layering. Jenis layering yang lain adalah pencangkokan atau air layering. Suatu bagian batang diturunkan ("dirundukkan") ke tanah — ataupun tanah di pot — dibenamkan hingga beberapa minggu hingga muncul akar. Perundukan biasanya dilakukan pada batang tumbuhan yang beruas-ruas. Penyayatan kulit dapat pula dilakukan apabila diperlukan (seperti pencangkokan).



D. PERSYARATAN ENTRES
- Tanaman sumber entres harus jelas identitasnya, sehat, dan subur pertumbuhannya dan -
bebas dari penyakit VSD.
- Entres berupa cabang plagiotrop, kulit cabang berwarna hijau kecoklatan.
- Tunas muda yang sedang tumbuh (flush) dipotong.
- Entres diambil pagi hari antara pukul 08.00 sampai 10.00.
- Semua tangkai daun dipotong.
- Minimal terdiri dari 2 mata.
E. TEKNIK PENGEMASAN ENTRES
Entres dikemas dalam media berikut :
- Apabila segera disambungkan, entres cukup dibungkus dengan kertas koran atau kulit
batang pisang.
- Apabila akan dikirim, entres dibungkus dengan kertas koran basah lalu dengan plastik.Apabila
jumlahnya banyak, entres diselimuti serbuk gergaji yang sebelumnya dibasahi dengan larutan
alcosorb 5 gr/liter air.Dan selanjutnya dikemas dalam karton.
F. PELAKSANAAN SAMBUNG SAMPING
Waktu Sambung Samping
Sambung Samping paling baik dilakukan pada awal musim kemarau.


Pemilihan Tangkai Pucuk/ Entres
- Tangkat pucuk/entes harus diambil dari pohon yang sudah diseleksi ketat dan yang telah di-
tetapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Propinsi.
- Cabang- cabang horizontal ( plagiotrop adalah cabang yang paling ideal untuk mendapatkan
tangkai pucuk yang diinginkan. Cabang- cabang harus muda, kurang lebih berumur 3 bulan
dan warnanya hijau kecoklatan.
- Jangan lupa memeriksa tangkai pucuk bebas dari VSD (Vascular Streak Dieback).
- Pilih cabang yang berdiameter 0,75- 1,50 cm atau yang berumur 2-3 bulan.
- Buang daun- daun yang ada dicabang dengan menggunakan gunting pangkas dan potong
cabangnya dengan potongan kurang lebih 10 cm yang disebut tangkai pucuk atau entres.
- Setiap bagian tangkai pucuk/entres harus memiliki 2-3 mata tunas.
Persiapan Batang Utama
Tahapan Pelaksanaan

A. Batang Bawah
Batang bawah/pokok dalam kondisi sehat,dan sedang berdaun muda (flushing)
Batang bawah yang telah dipilih, sebaiknya pada permukaan yang relatif rata, dengan ketinggian 40-60 cm dari permukaan tanah, selanjutnya kulit batang disayat secara horizontal dengan panjang 4-6 cm sampai menyentuh lapisan kayu/kambium. Selanjutnya diatas sayatan horizon tal disayat/dikerat secara hati- hati sampai membentuk cekungan hingga bertemu pada ujung dari sayatan horizontal, sehingga membentuk cekungan.
Buatlah 2 sayatan vertikal,pada bagian kulit bawah cekungan. Pada bagian tengah selebar 1,5 cm dan panjangnya 5 cm sampai menyentuh lapisan kayu/kambium. Selanjutnya kulit keratan diungkit sedikit untuk memastikan/mengetahui apakah batang tersebut mudah terkelupas.
Sebaiknya sambung samping dilakukan pada dua sisi batang pohon kakao.
B. Batang Atas (Entres)
- Entres dengan diameter 0,75- 1,5 cm dan dipotong-potong dengan panjang 10 cm dan terdapat
2-3 mata tunas.
- Ujung entres yang telah dipilih (bagian cembung), diiris/disayat sampai runcing menyerupai
mata bajing dengan panjang sayatan 2-3 cm.
C. Pelaksanaan, Penutupan Entres dan Pengikatan
- Bukalah lidah kulit batang yang telah diiris pada bagian bawah dengan hati- hati.
- Batang bawah yang telah dibuka dan dicek serta entres yang telah diiris untuk disatukan.
ingat ! lidah/kulit dibuka bersamaan dengan saat penyisipan entres.
- Entres perlahan- lahan disisipkan pada batang pokok. Sisi sayatan yang berbentuk bajing diletakkan menghadap kebatang pokok kemudian lidah kulit batang ditutup kembali.Buatlah 2
sambungan pada setiap pohonnya.
- Sambunga diikat kuat dengan tali rafiah pada titik pertautan sambungan dan ikatannya harus
kuat agar sambungan tidak mudah goyah.
- Entres ditutup dengan plastik transpaaran yang telah disiapkan, kemudian diikat kuat dengan
tali rafiah agar hujan tidak mudah masuk keluka sayatan, serta tarik ujung plastik kearah dada
agar air hujan tidak masuk kesambungan.
Catatan :
Yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengikatan hendaknya dilakukan secara hati-hati
agar entres tidak bergeser atau berpindah keatas dan usahakan agar ujung entres bagian atas jangan tertekan oleh tali pengikat atau plastik penutup.
1. Mencangkok
Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan padapohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok).
Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar.

Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan antara lain :
1) memilih batang yang akan di cangkok.
2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.
3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.
4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.
5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk memperceot pertumbuhan (jika ada).
6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).
7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni.
Mengikat pada ujung-ujung balutan.
9) Menyiram cangkokkan secara teratur.

2. Menyambung
Tanaman yang sukar di cangkok atau diokulasi maka dapat juga dilakukan perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara dengan melakukan penyambungan. Dengan penyambungan diharapkan akan dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :
- Jika batang atas berasal dari klon yang produksinya tinggi disambuung dengan batang bawah yang memiliki resistensi terhadap nematoda atau sifat lain yang baik, maka terdapat kemungkinan bahwa tanaman sambungan itu akan memiliki sifat-sifat baik tersebut.
- Suatu klon yang sangat susah sekali berakar terkadang masih dapat diusahakan penanamannya denga cara menyambung.
- Dengan cara penyambungan, tanaman mempunyai batang bawah yang mempunyai akar tunggang yang lebih tegap tumbuhnya dan tidak mudah riboh karena angin.

Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut :
1) batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.
2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.
3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan tali rafia.
4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.
5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan penyiraman.
6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.

3. Okulasi
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :
- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
- terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
- tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
- antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
- Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
- Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
- Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.
- Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Macam-macam okulasi pada tanaman karet :
1. Okulasi Coklat (Brown Budding) merupakan okulasi dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah berumur 8-18 bulan diokulasi dengan entres umur 1-2 tahun, dengan garis tengah 2,5-4 cm. Warna kayu entres coklat, yang dipergunakan adalah mata prima yang berwarna coklat.

2. Okulasi Hijau (Green Budding) merupakan cara okulasi yang lazim dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah yang berumur 4-6 bulan diokulasi dengan entres yang berumur 3-4 bulan, garis tengah 0,5-1 cm, warna kayu entres hijau tua, yang dipergunakan adalah mata burung yang berwarna hijau.

3. Okulasi dini (Pro Green Budding) merupakan cara okulasi dengan batang bawah berumur 2-3 bulan, diokulasi dengan entres umur 3-4 minggu, garis tengah kurang dari 0,5 cm warna kayu entres hijau muda sampai hijau. Yang dipergunakan sebagai mata entres adalah mata sisik (csale bud.
Teknik pengokulasian pada okulasi dini sama saja dengan yang dilakuka pada okulasi hijau. Hasi dari okulasi sama dengan yang dicapai okulasi hijau maupun okulsi coklat.

Teknik Mengokulasi :
1) Membuat Jendela Okulasi
Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah yang dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.
Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas ataudari bawah. Jika diatas jendela akan terbuka kebawah atau juga sebaliknya.
Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan.
Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan dengan kain sebelum jendela dibuka.

2) Mengambil Mata Okulasi
Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.
Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan pemulihan luka lambat.
Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit.
Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.
Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.

3) Menempel Mata Okulasi Dan Membalut
Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi.
Perisai diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi.
Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser.


4) Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pembalut.
Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah, hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda.
Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15 hari dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan pertama.