AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

FLORIKULTUR DAN LANDSKEep

BUDIDAYA KRISAN
(Chrysanthemum grandiflorum)

SEJARAH SINGKAT


• Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni
• atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal
• dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium
• (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai
• membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol
• kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
• Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis
• tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di
• Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17.
• Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan
• dikembangkan secara komersial.

TAKSONOMI KRISAN
Ordo: Angiospermae
Sub ordo:
Famili :
Genus : Chrysantemum
Spesies: Grandiflora


MORFOLOGI KRISAN

SIFAT-SIFAT DAN CIRI TANAMAN KRISAN



1. Tanaman hari pendek,titik kritis 13 jam
2. Tanaman semusim

JENIS-JENIS KRISAN
• Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari
• Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
• a) Krisan lokal (krisan kuno)
• Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka
• dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan
• siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum
• berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas
• (Cianjur).
• b) Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida)
• Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini
• adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis
• (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal
• (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).
• c) Krisan produk Indonesia
• Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan
• Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
BENTUK-BENTUK MAHKOTA BUNGA
Pompon

spider
anemon


standard



MANFAAT TANAMAN
• Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain
• adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai
• bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
• a) Bunga pot
• Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan
• cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter
• bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan),
• Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih
• kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari
• Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot,
• terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah
• varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
• b) Bunga potong
• Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai
• tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya
• ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh
• bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green
• peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.


PERSIAPAN BUDIDAYA
Peralatan / bahan-bahan:
1. Rumah plastik/greenhouse
2. Instalasi listrik+lampu
3. Jaring plastik
4. Tiang penyangga
5. Alat penyiram
6. Gunting pangkas


SYARAT TUMBUH KRISAN
1. Iklim: menghendaki curah hujan tinggi, tetapi tidak tahan terpaan air hujan Lansing
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara antara 20 – 26ᵒ C
4. Kelembaban : unt tumbuh setek 90-95%, tanaman dewasa 70-80%
5. Ketinggian tempat 700 – 1200 m dpl
6. Tanah : liat berpasir, gembur, drainase baik

PEMBIBITAN
Bibit

Krisan muda

Asal bibit
Vegetatif

1. Setek pucuk
2. Setek akar
3. Kultur jaringan

Generatif
1. biji

BUDIDAYA
sebelum penanaman
Tanam



Teknik Penanaman Bunga Potong
a) Penentuan Pola Tanam.
Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yangdapat dibudidayakan secara monokultur.
b) Pembuatan Lubang Tanam
Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara
ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan waktu panen yaitu pada
hari-hari besar. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.
c) Pupuk Dasar
Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram
ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan
merata pada tanah sambil diaduk.
d) Cara Penanaman
Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah
tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G.
Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam
1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit.
Setelah penanaman siram dengan air dan pasang naungan sementara dari
sungkup plastik transparan.


Teknik Penanaman untuk Memperpendek Batang
a) Pengaturan dan Penambahan Cahaya
b) Pemupukan
Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang
kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan
dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah
ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase Generatif
digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25
gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar dalam larikan atau
lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.
c) Pembuangan Titik Tumbuh
Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam,
dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5 cm.
d) Penjarangan Bunga
Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga hanya
dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.


pemeliharaan
penjarangan & penyulaman
pengendalian gulma
penyiraman
pembuangan tunas-tunas


HAMA DAN PENYAKIT
1. Ulat Tanah (Agrotis ipsylon)
gejala: memotong ujung tanamanmuda
2. Triph (Triph tabacci)
gejala: pucuk dan tunas samping berwarna ke perak-perakan
3. Tungau merah (Tetranycus, sp)
gejala: daun yg terserang berwarna kecoklatan terpelintir
4. Penggerak daun (Liriomyza, sp)
gejala : menggulung daun menjadi spt terowongan, keperakan
PENYAKIT
1. Karat
2. Tepung oidium
3. Virus mosaik dan kerdil


PANEN
Umur : 3 – 4 bulan
Ciri : kira-kira 70% tanaman sudah mulai mekar dan setengah mekar

Pasca panen

Kemasan untuk jarak dekat
Kemasan untuk jarak sedang
Kemasan untuk jarak jauh



BUDIDAYA SEDAP MALAM
Kegunaan
1. hiasan/bunga
potong
2. Minyak atsiri
(tuberose
essential
oil/minyak
esensial)
..
..juga bisa dimakan..
1.Untuk campuran sup
2. Untuk kimlo (semacam
sup/soto)
3. Makanan ringan/camil-
an (digoreng pakai
telur+tepung)

SEDAP MALAM
Polianthes tuberosa L.
• Nama umum
Indonesia: Sedap malam
Malaysia: Sundal malam
Inggris: Tuberose
• Klasifikasi
• Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Familia : Agavaceae
Genus : Polianthes
Spesies : Polianthes tuberosa L.
TEKNIS BUDIDAYA
1.Lahan/jenis tanah?


2. Lingkungan?



3. Manajemen budidaya


BUDIDAYA
• Bibit
• Pengolahan tanah
• Tanam(saat tanam,jarak tanam, cara tanam)
• Pengairan
• Pemupukan
• Pemeliharaan
• Panen
• Pasca panen

PANEN
1. umur
2. Saat
3. cara


PASCA PANEN
1. membersihkan
2. Sortasi
3. Pengepakan
4. Pengiriman
5. pengawetan





Industri Bunga &
Tanaman Hias

KULIAH
I (1) Produk-produk Bunga dan Tanaman
Hias
(2) Karakteristik
(3) Penggunaan

II (1) Teknologi Produksi secara umum
(2) Peluang dan Tantangan dalam Usaha
Bunga dan Tanaman Hias
(1) Produk
• Bunga Potong (CUT FLOWERS)
• Tanaman Pot (FLOWERING POTTED PLANTS): tanaman berbunga dan tanaman hias daun, termasuk pot gantung; biasanya merujuk ke tanaman dalam ruang (Indoor).
• Tanaman lansekap (LANDSCAPE PLANTS) (Outdoor).
(2) Karakteristik
- merupakan produk estetika (produk ‘seni’/ art), walau pun ada yang berfungsi ganda, misalnya sebagai tanaman obat dan hias.
- keragaman jenis & penampilan fisik (bentuk bunga/daun, tekstur, warna, penampilan/ kemasan) sangat penting
- teknik budidaya sangat intensif dibandingkan sayuran dan buah (struktur plastik dan peneduh; fertigasi)
Berbagai Jenis Bunga Potong Yang Kini Dipasarkan di Indonesia
Anyelir (Carnation, Dianthus caryophyllus)
Anthurium
Gerbera (Gerbera jamesonii)

Tanaman Lansekap
daun-daun variegata memiliki nilai lebih tinggi


Penggunaan Tanaman Pot: dekorasi interior/taman, sering disewa-sewakan
Tanaman Pot (hias daun, Foliage potted plants)

• Produk-produk tanaman hias daun ‘biasa’ (yang biasa dilihat penjual tanaman di tepi jalan) – dapat diangkat nilainya bila kualitas tanaman diperbaiki: bersih, sehat, rimbun, ditunjang dengan pot yang bagus – bukan polibag – dan serasi.

-
Aglaonema
Aglaonema – hasil silangan lain dari Greg Hambali
(3) Penggunaan Bunga Potong:

bukan hanya untuk keindahan/dekorasi, tetapi ada unsur ‘fungsional’ , seperti menggunakan vas, gelas, tempat air dll yang bisa dimanfaatkan setelah bunga layu.
Poci Teh dan Tempat Air
Gelas
(3) Penggunaan Bunga Potong/Rangkaian Bunga: untuk macam2 Ekspresi Perasaan




Kreasi dari kelompok tanaman hias sukulen : TERRARIUM
Komposisi Berbagai Tanaman Hias Sejenis(daun hias, sukulen/kaktus)
Akhir dari bagian I



PEMULIAAN
TANAMAN HIAS
Tanaman Hias
Ornamental Plant
• Tanaman yg ditumbuhkan di kebun atau sebagai tanaman indoor
• Ditanam untuk dinikmati bunga, daun, aroma, bentuk tanaman atau buah  bukan untuk dimakan
• Dikomersialkan sebagai tanaman landsekap atau bunga potong


TANAMAN HIAS BUNGA
TANAMAN HIAS DAUN
TANAMAN HIAS BUAH




• Pengembangan tanaman hias di Indonesia dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias Indonesia (BALITHI)/ Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI)
• Telah dikembangkan pemuliaan tanaman pada krisan, mawar, anyelir, anthurium, lili, gladiol dan sedap malam  mendapatkan varietas unggul

Tujuan Pemuliaan
Tanaman Hias

Varietas baru dengan :
• warna & bentuk bunga menarik
• kombinasi warna bunga menarik
• tekstur tertentu pada perhiasan bunga (tebal, bertumpuk atau ruffled)
• jumlah kuntum yang banyak
• masa mekar lama
• produksi bunga tinggi


Bagaimana ‘Menciptakan’
Varietas Baru?
Teknik pemuliaan yang dapat digunakan :
• Pemuliaan Mutasi
• Kultur Jaringan



PEMULIAAN
TANAMAN HIAS
Tanaman Hias
Ornamental Plant
• Tanaman yg ditumbuhkan di kebun atau sebagai tanaman indoor
• Ditanam untuk dinikmati bunga, daun, aroma, bentuk tanaman atau buah  bukan untuk dimakan
• Dikomersialkan sebagai tanaman landsekap atau bunga potong

• Tanaman Hias Bunga


• Pengembangan tanaman hias di Indonesia dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias Indonesia (BALITHI)/ Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI)
• Telah dikembangkan pemuliaan tanaman pada krisan, mawar, anyelir, anthurium, lili, gladiol dan sedap malam  mendapatkan varietas unggul
Tujuan Pemuliaan
Tanaman Hias
Varietas baru dengan :
• warna & bentuk bunga menarik
• kombinasi warna bunga menarik
• tekstur tertentu pada perhiasan bunga (tebal, bertumpuk atau ruffled)
• jumlah kuntum yang banyak
• masa mekar lama
• produksi bunga tinggi


Bagaimana ‘Menciptakan’
Varietas Baru?
Teknik pemuliaan yang dapat digunakan :
• Pemuliaan Mutasi
• Kultur Jaringan

Pemuliaan Mutasi
• Aplikasi mutasi dalam menghasilkan keragaman dan varietas baru pada tanaman
• Mutasi spontan  Terjadi secara alami di alam melalui petir, halilintar, serangan insekta  proses lama dan jarang terjadi
• Mutasi buatan  induksi mutagen
Contoh
Pemuliaan Mutasi

Kultur Jaringan
• Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pemuliaan tanaman
• Melalui kultur embrio dan kultur haploid (embryo culture dan haploid culture)
Tanaman Hias
Potensial Indonesia
Anggrek
• Indonesia dikenal memiliki banyak spesies anggrek alam (5000 spesies).
• Setengahnya terdapat di Papua, 2000 di Kalimantan, sisanya tersebar di pulau lain.
• Contoh anggrek spesies Indonesia :
Anggrek Sumatra
Coelogyne dayana
• Anggrek bergerigi, bagian dalam berwarna coklat tua, lidah berwarna kekuningan dan bagian luarnya berwarna hijau pucat

• Spesies cantik berwarna putih dengan totol-totol kemerahan dan ungu
Anggrek Kalimantan
Coelogyne pandurata
• Dikenal sebagai Anggrek Hitam Kalimantan
• Terdapat tanda hitam pada bibir yang membentang ke belakang samapai bagian dalam bunga. Sepal dan petal berwarna hijau cerah

• Tumbuh di hutan pegunungan dengan ketinggian 2000 m.
• Bunga kecil dan sederhana, tapi sangat eksotis

• Mekar pada pagi hari dan menutup di siang hari.
• Anggrek ini dikenal sebagai anggrek berserabut.
• Batangnya digunakan sebagai kerajinan tangan

• Dikenal sebagai anggrek bulan
• Puspa Pesona Indonesia

• Anggrek Bunga Kembar
• Memiliki daun tebal dan berair, bunga berukuran kecil. Ciri khas yg mencerminkan iklim kering kawasan Nusa Tenggara
Pemuliaan Anggrek
(Persilangan)
• Mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk bunga menarik, mahkota bunga yg kompak dan tahan lama
• Hal-hal yg perlu diperhatikan
Langkah Persilangan Anggrek
• Buka cap columna bunga  terlihat polinia
• Ambil polinia dgn hati-hati menggunakan tusuk gigi
• Masukkan polinia ke dalam stigma induk betina
• Beberapa hari kemudian bunga yg diserbuki akan layu dan muncul bakal buah yg berkembang menjadi buah

KIMIA LINGKUNGAN

KIMIA LINGKUNGAN


DEFINISI
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari pengaruh dari bahan kimia terhadap lingkungan.
KETENTUAN
Kimia lingkungan mempelajari zat-zat kimia yang penggunaannya dapat menguntungkan dibidang kemajuan teknologi tetapi hasil-hasil sampingannya merugikan, serta cara pencegahannya.

1
Pencemaran Udara


a.Gas karbon monoksida, CO
b. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
c. Gas hidrokarbon, CH
d. Gas belerang oksida, SOx
e. Partikulat-partikulat (padat dan cair)
2 Pencemaran AIR







a) Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
b) Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)

c) Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
d) Bahan pencemar berupa zat radioaktif
e) Bahan pencemar berupa panas

3




Pencemaran Tanah

a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri, dan pertanian
d. Limbah reaktor atom/PLTN.




Pencemaran Udara
Udara di alam ini tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, hal initerjadi karena kegiatan alam (terjadi secara alami), maupun karena ulah ataukegiatan/aktivitas manusia misalnya gas-gas CO, gas SO2 dan H2S yang dihasilkan melalui kegiatan gunung berapi, terjadinya pelapukan tumbuhtumbuhandan kebakaran hutan, yang terus-menerus masuk ke dalam atmosfer (udara). Selain gas-gas tersebut ada pula partikulat-partikulat padat dan cair yang dihasilkan oleh ledakan gunung berapi atau gangguan lain yangdibawa hembusan angin masuk ke dalam atmosfer. Di samping gas-gas dan partikulat-partikulat padat dan cair yang dihasilkan secara alami, masih diperoleh juga gas-gas dan partikulat-partikulat lain yang diperoleh dari hasil kegiatan manusia sebagai hasil proses kimiawi ataupun proses biologis.

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
a. Gas karbon monoksida, CO
b. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
c. Gas hidrokarbon, CH
d. Gas belerang oksida, SOx
e. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya .

a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih –192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawasenyawa
karbon lainnya:
2 C + O2 2 CO
Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:
CO2 + C 2 CO
Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 2 CO + O2

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain: (1210 – 1765)ºC
2 N + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2

c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:

(CH2O)n CO2 + CH4

d. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 SO2
2 SO2 + O2 SO3

e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.

Terjadinya pencemaran udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat pertama : yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua : yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga : yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat: yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.






Asap kendaraan bermotor alah satu sumber pencemaran udara

Cara penanggulangannya
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

Dampak negatif dan dampak positif

Di atas telah dipelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.
Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.




Pencemaran air.

Air terdapat di mana-mana, sekitar 97 % air di bumi kita ini terdapat di laut/lautan yang sudah tercampur dengan bermacam-macam garam sebagai pencemar, 1,3 % berupa air tawar/segar (antara lain es yang berada di kutub), air permukaan tanah (air sungai, air danau, air selokan, air payau), air tanah (air sumur, air artetis, kantung-kantung air dalam tanah), air di atmosfer (kabut, awan). Air tersebut kondisinya belum tentu bersih, melainkan sudah tercampur dengan bermacam-macam kotoran bergantung pada daerah tempat sumber air itu berada dan pada daerah yang dilaluinya.

Sumber dan Macam Bahan Pencemar Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).

Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.

b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh Mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e) Bahan pencemar berupa pupuk tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.



Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:

d) Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
e) Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)

f) Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
d) Bahan pencemar berupa zat radioaktif
e) Bahan pencemar berupa panas

Parameter dan standar kualitas air

Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
a) warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b) Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c) Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
d) Keradioaktifan misal sinar ß.
e) Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).

Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik,
Pengaruh pencemaran air terhadap kehidupan akuatik Bahan macam makhluk yang hidup dalam air antara lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu, katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam kehidupan akuatik. Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati. Kehidupan akuatik dapat pula terganggu karena:
a) Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
b) Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
c) Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.
d) Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondok sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawasenyawa fosfat, nitrat.
e) Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri yang menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.

3. Pengaruh pencemaran air terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan tubuh manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun. Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal. Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacam macam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.

4. Penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan pengolahan limbah
Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Tidak membuang limbah logam berat ke sembarang tempat
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.
Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.


FUNGISIDA
• 1. Fungisida Pelindung (non-systemic)

• Fungisida mineral (tembaga, belerang organik)
• Senyawa organik : Clorophenols, dithiocarbamates & pthalimides
• Minyak (misalnya : minyak parafin C20 - C25)
Tembaga: bubur Bordeaux
3Cu(OH)₂ Cu(Cl)₂
Ditiokarbamat contoh Manep
[-SCSNHCH₂CH₂NHCS₂Mn-]x
• 2. Fungisida Systemic
• Target specifik metabolic ( tidak semua)
• Contoh:
• Metalaxyl mengacau sintesis RNA inti jamur untuk Oomycetes (misal : Phytophthora)
• Oxathiins (misal: flutolanil) inhibitor enzim pernafasan utk Basidiomycetes
• Validamycin A (antibiotik)untuk Rhizoctonia solanii
• Isue utama : Resistensi
• Metalaxyl : Mengacau sintesis RNA inti fungi
• Resiko Fungisida: Resistensi
• Fungisida resiko resistensi rendah
Senyawa pelindung (misal: copper, sulfur, dithiocarbamates)
• Fungisida resiko resistensi Sedang
Interaksi dengan beberapa gen, ( SBIs, triazol)
• Fungisida resiko resistensi Tinggi
Resistensi dikendalikan oleh gen tunggal, misalnya: benzimidazoles, strobilurins)
• Managemen Resistensi Fungisida
• Penggunaan minimal
• Golongan senyawa dirotasi
• Gunakan fungisida campuran
• Alternatif penanganan (agen biologis)
Rodentisida
Zat pembunuh hewan mengerat ( tikus, dll)
• Jenis Senyawa Rodentisida
• 1. Anticoagulant
• 2. Cholecalciferol
• 3. Zinc or aluminum phosphide
• 4. Strychnine
• antikoagulan
• 1. Singkat —Warfarin
• 2. lama ---Diphacenone,Bromadiolone,
Pindone
Cholecalciferal (vitamin D3)
7-dehydrocholesterol
Peningkatan reabsorpsi calsium di
ginjal
• Zink Fosfida
• Strychnine (indole alkaloid)
PESTISIDA DALAM LINGKUNGAN DAN TUBUH
Pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan mengalami perjalanan sesuai dengan sifat pestisida dan kondisi lingkungan yang ada.

• Pestisida Menguap
Pestisida akan menguap dan menuju ke udara. Uap ini juga bisa masih bersifat racun yang dapat meracuni manusia hewan tumbuhan dan organisme hidup lainnya.
• Pestisida terakumulasi dalam tanaman
Pestisida yang terakumulasi dalam tanaman akan masih tinggal dalam tanaman selama waktu tertentu. Jika tanaman dipanen maka manusia akan mengkonsumsi residu pestisida yang masih ada.
• Pestisida Mengalir dalam air permukaan
• Pestisida akan mengalir dipermukaan dan bisa mengganggu kehidupan di air seperti sungai, laut, dll
• Strategi Mengurangi Resiko Penggunaan Pestisida
 Mengurangi pengguaan
 Mengurangi paparan
 Mencari Alternatif (Penanganan terpadu)
 Hati-hati dalam penggunaan lokal dan global



Pengendalian OPT SecaraTerpadu
 Fokus – Pencegahan problem OPT jangka panjang
 Mengurangi atau mengeliminasi metode pengendalian kimia
 Memonitor keberadaan OPT sebelum penganan
 strategi nonkimia (membuat habitat yang tidak menarik, pengendalian fisik)
 Pelajari OPT
• Masuknya Pestisida ke dalam Tubuh
 Pernafasan
 Mulut
 Kulit terluka
• Pengeluaran Pestisid
• Feses
• Urine
• Air mata
• Keringath
• Air Lud
• Akumulasi Pestisida
• Darah
• Hati
• Ginjal
• Jaringan Lemak
• Tulang
• Sumber perstisida
 Penggunaan di sawah, kebun dan halaman, dan di rumah
 Suplai pangan
 Suplai air
 Kecelakaan makan

PENCEMARAN TANAH

Pencemaran Tanah mempunyai hubungan yang erat baik dengan pencemaran udara maupun dengan pencemaran air. Bahan Pencemar yang terdapat di udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah. Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat menyebabkan Pencemaran Tanah. Dengan demikian maka Lingkungan Hidup yang paling banyak dan mudah tercemar adalah Tanah.
Tanah yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak makhluk hidup terutama manusia, tumbuh-tumbuhan bermacam-macam hewan dan mikroorganisme. Selain itu di dalam tanah ini juga terdapat air dan udara.
1) Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri, dan pertanian
d. Limbah reaktor atom/PLTN.
2) Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

Cara pencegahan dan penanggulangan Bahan Pencemar Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.

Rangkuman
Pencemaran tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, karena bahan pencemara udara yang masuk ke dalam tanah dapat menimbulkan pencemaran pada tanah. Demikian pula pencemaran air terutama air permukaan tanah pada akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.
Sumber-sumber pencemar udara dan pencemar air pada umumnya dapat menjadi sumber pencemar tanah, misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi dan kendaraan bermotor yang mengeluarkan gas pencemar. Selain itu adanya kegiatan yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif, serta limbah industri yang menghasilkan logam-logam berat.
Komponen-komponen bahan pencemar yang dihasilkan dari sumbersumber pencemar antara lain senyawa organik, baik yang dapat diuraikan mikroorganisme (sisa makanan, daun, tanaman dan hewan yang mati), maupun yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (plastik, serat, deterjen, pupuk, pestisida, herbisida).Selain itu dapat senyawa anorganik tidak dapat dimusnahkan (bekas bahan bangunan, keramik, kaca), zat radioaktif, logam-logam berat (Hg, Cd, Zn, Cu, Be), dan gas-gas beracun pencemar udara yang dapat larut dalam air hujan. (CO, CO2, SO2, SO3, NO, NO2, H2S).

Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran tanah dilakukan bersama-sama, kedua tindakan ini tidak dipisahpisahkan. Sebelum terjadinya pencemaran hendaknya sudah dapat diantisipasi kegiatan–kegiatan yang dapat menghasilkan bahan pencemar, sehingga dilakukan pencegahan. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya pencemaran. Bahan pencemar yang tidak dapat dimusnahkan, misalnya sampah rumah tangga dapat dilakukan pengolahan atau daur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran tanah berarti kita melakukan pengawasan, pemantauan, pengendalian, pemulihan, pengembangan dan pelestarian kondisi tanah, agar tanah dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, antara lain subur untuk ditanami, aman bagi kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat.

• Pest: Seluruh organisme yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu aktivitas manusia.
• Pestisida, adalah zat yang dapat mencegah, menghancurkan, menolak, organisme pengganggu.
• Yang paling banyak digunakan
– Insecticides
– Herbicides
– Fungicides
– Rodenticides
• Alasan penggunaan pestisida
• Serangga merugikan 30 % hasil pertanian
• Alasan penggunaan pestisida:
Serangga juga membawa penyakit
• Pestisida Ideal
• Hanya membunuh organisme pengganggu sasaran
• Tidak mengganggu kesehatan manusia dan organisme lain
• Dapat dihancurkan menjadi senyawa kimia yang tidak bebahaya dalam waktu singkat
• Mencegah Perkembangan resistensi genetik organisme sasaran.
• Ekonomis.
INSEKTISIDA
• DDT
• DDT: pestisida yang hampir ideal
• Stabil, terdegradasi lambat
• Tidak mudah menguap
• Kelarutan dalam air rendah
• Cepat menetrasi ke lapisan lilin serangga
• Sifat racun rendah terhadap hewan, termasuk manusia.
• Sisi negatif DDT: Bioaccumulation
• Sisi negatif penggunaan DDT
• Serangga kebal DDT
• DDT analogs:
• Insektisida nonpersisten
• Cepat hancur, larut dan dilepaskan ke lingkungan.
• Dua golongan insektisida nonpersisten;
– Organophosphates
– Carbamates
• Keduanya juga neurotoksin
• Organophosphates
• Neurotransmitter: Acetylcholine
• Neurotransmitters adalah zat kimia yang mentransmit signals dari satu serabut syaraf ke serabut syaraf lain. Sekali impuls syaraf ditansmit, neurotransmitter hancur.
• Destruksi normal acetylcholine
• Penghambatan destruksi acetylcholine oleh organophosphates
• Perbedaan toksisitas parathion and malathion
• Carbamates
• Penghambatan enzim pemecah acetylcholine oleh insektisida carbamate
• Insektisida spektrum lebar dan spektrum sempit
• Insektisda spektrum lebar akan membunuh berbagai jenis serangga termasuk serangga yang menguntungkan
– Contoh pestisida golongan organochlorine dan kebanyakan organophosphates.
• Insektisida spektrum sempit hanya beracun terhadap beberapa tipe serangga.
Contoh: kebanyakan carbamates.
HERBISIDA
• Beberapa jenis herbisida
Herbisida tersebut relatif aman tetapi dalam jumlah besar dapat menyebabkan anak cacat lahir karena ada kandungan dioksin hasil samping pada proses pembuatannya.
Parakuat racun merusak paru
diquat jauh lebih tidak beracun
PESTISIDA DALAM LINGKUNGAN
Pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan mengalami perjalanan sesuai dengan sifat pestisida dan kondisi lingkungan yang ada.

• Pestisida Menguap
Pestisida akan menguap dan menuju ke udara. Uap ini juga bisa masih bersifat racun yang dapat meracuni manusia hewan tumbuhan dan organisme hidup lainnya.
• Pestisida terakumulasi dalam tanaman
Pestisida yang terakumulasi dalam tanaman akan masih tinggal dalam tanaman selama waktu tertentu. Jika tanaman dipanen maka manusia akan mengkonsumsi residu pestisida yang masih ada.
• Pestisida Mengalir dalam air permukaan
• Pestisida akan mengalir dipermukaan dan bisa mengganggu kehidupan di air seperti sungai, laut, dll
• Pestisida teradsorpsi ke dalam tanah
• Di dalam tanah akan dapat terdegradasi oleh mikroorganisme, ataupun oleh bahan kimia ataupun secara fisik. Di dalam tanah juga dapat mengalami pelindian dan turun ke bawah sampai ke air tanah yang mungkin masih dapat mencemari karena belum terdegradasi.


manajeman produksi tanaman

MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN
DESKRIPSI MATA KULIAH
Kuliah membahas pengertian dan lingkup manajemen produksi tanaman, sistem produksi tanaman, perencanaan usaha pertanian, manajemen lapangan produksi mencakup Evaluasi lokasi, Pemilihan bahan tanam, Pola tanam dan pola bertanam, Pengelolaan lahan, Pengolahan tanah, Penanaman, Monitoring, Panen dan pengelolaannya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian manajemen produksi tanaman, prinsip produksi tanaman, sistem produksi tanaman di Indonesia, dan posisi sistem produksi tanaman dan sistem agribisnis.
2. Menjelaskan perencanaan usaha pertanian yang meliputi manajemen strategis dan perencanaan strategis, analisis lingkungan strategis, dan menyusun perencanaan strategis berdasarkan analisis.
3. Menjelaskan manajemen lapangan produksi mulai dari pemilihan lokasi, pembukaan lahan, penyiapan bahan tanam sampai penanaman, pengelolaan lahan dan pemupukan, pengelolaan organisme pengganggu, pengelolaan tanaman, panen dan pasca panen.
MANAJEMEN



Sarana Manajemen
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Men atau manusia merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.

Material atau bahan, dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode atau cara adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
FUNGSI MANAJEMEN
Henry Fayol (awal abad ke-20) F lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian atau organizing, dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusaha-an untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
PRODUKSI
Kegiatan menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk keperluan orang banyak.
Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
1. Guna bentuk
Yaitu, didalam melakukan proses produksi, kegiatannya merubah bentuk suatu barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai ekonomis. Contoh : roti, emping, dll.
2. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya: tukang becak, buruh, dll.
3. Guna tempat
Guna tempat adalah kegiata produksi yang memanfaatkan tempat- tempat dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis. Contoh: pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah ketempat dimana orang membutuhkan pasir tersebut.
4. Guna waktu
Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktu- tertentu. Misalnya: pembelian beras yang dilakukan oleh Bulog pada saat musim panen, dan dijual kembali pada saat masyarakat membutuhkan.
5. Guna milik
Guna milik ialah, kegiatan produksi yang memanfaatkan modal yang dimiliki untuk dikelola dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.

MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI TIDAK LANGSUNG (INTANGIBLE
FAKTOR PRODUKSI TANAMAN
Lahan dan alam
Tenaga kerja
Modal dan peralatan
Manajemen ( melekat pada tenaga kerja)
Aktivitas Teknis
Memutuskan akan mem-produksi apa dan bagaimana caranya,
Memanfaatkan lahan,
Membuat gambaran tentang teknologi & peralatan yang akan digunakan serta implikasi- nya pada penggunaan tenaga kerja,
Menentukan skala usaha.

• MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI TIDAK LANGSUNG (INTANGIBLE)
• FAKTOR PRODUKSI TANAMAN
• Lahan dan alam
• Tenaga kerja
• Modal dan peralatan
• Manajemen ( melekat pada tenaga kerja)
• 1. Aktivitas Teknis
• Memutuskan akan mem-produksi apa dan bagaimana caranya,
• Memanfaatkan lahan,
• Membuat gambaran tentang teknologi & peralatan yang akan digunakan serta implikasi- nya pada penggunaan tenaga kerja,
• Menentukan skala usaha.
• 2. Aktivias Komersial
• Menghitung berapa dan apa saja input yang dibutuhkan, baik yang telah dipunyai maupun yang harus dicari,
• Menentukan kapan, dari mana, dan berapa jumlah input diperoleh,
• Menghitung penggunaan input dan produksi yang akan diperoleh,
• Menentukan pemasaran hasil sesuai kualitas produk.
• 3. Aktivitas Finansial
• Mendapatkan dana, milik sendiri, pinjaman/kredit dari bank atau sumber lain,
• Mengelola penggunaan dana untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan (jangka panjang),
• Mengihtung kebutuhan dana untuk jangka panjang.
• 4. Aktivitas Akuntansi
• Membuat catatan tentang semua transaksi, baik bisnis maupun pajak,
• Membuat laporan
• Menyimpan semua data/catatan tentang usahanya.
• Manajer dituntut mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang memadai.
• Osburn dkk. (1978) F manajemen terdiri atas tiga hal (saling berkaitan) :
- manajemen sebagai suatu pekerjaan
- manajemen sebagai sumberdaya
- manajemen sebagai prosedur
• Manajemen sebagai pekerjaan : petani/seseorang harus dapat menjabarkan dan merealisasikan ide atau buah pikirannya dalam mengelola usaha taninya sehingga berhasil seperti yang diinginkan.
• Manajemen sebagai sumberdaya F manajemen sebagai faktor produksi yang tidak kentara atau tidak dapat diperhitungkan dengan pasti (the intangible part of production)
• Manajemen sebagai sumberdaya sangat dipengaruhi oleh “human capital” pengelola usaha tani
• Manajemen sebagai prosedur F manajer harus benar-benar menguasai masalah yang timbul dalam usaha taninya.
• Untuk mengetahui dan dapat memecahkan masalah yang timbul, tahapan yang harus dilalui :
- harus tahu akar permasalahan
- mengumpulkan data dan fakta
- manajer harus mampu mengevaluasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
- manajer harus mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul.
 MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN


Cara-cara seseorang menentukan, meng-organisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga dapat memberikan produksi tanaman semaksimal mungkin
 Usahatani keluarga vs
Perusahaan pertanian
1. Tujuan
2. Bentuk hukum
3. Luas usaha
4. Jumlah modal
5. Jumlah tenaga yang dicurahkan
6. Unsur usahatani
7. Sifat usaha
8. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian
 TUJUAN
 Usahatani keluarga F pendapatan keluarga petani (family farming income).
Pendapatan : selisih antara produksi dengan biaya yang betul-betul dikeluarkan.
 Perusahaan pertanian F keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya.
Keuntungan : selisih antara nilai produksi dengan biaya
 PERBEDAAN DALAM ANGKA ANTARA
USAHATANI KELUARGA DENGAN PERUSAHAAN PERTANIAN
 BENTUK HUKUM
 Usahatani keluarga : tidak berbadan hukum
 Perusahaan pertanian : mempunyai badan hukum, misal PT, Firma, dan CV
 LUAS USAHA
 Luas lahan usahatani keluarga pada umumnya sempit (petani gurem).
Menurut Sensus Pertanian tahun 2003, jumlah petani gurem Indonesia 56,5%.
Di Bantul rata-rata luas usahatani padi 0,09 ha; jagung 0,21 ha; kedelai 0,11 ha; kacang tanah 0,18 ha; bawang merah 0,36 ha; dan tembakau 0,11 ha (Suratiyah, 2003).
 Lahan perusahaan pertanian pada umumnya luas, karena orientasinya pada efisiensi dan keuntungan.
 JUMLAH MODAL

Usahatani keluarga mempunyai modal per satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan pertanian
 JUMLAH TENAGA YANG DICURAHKAN
Jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per satuan luas pada usahatani keluarga lebih besar/banyak daripada perusahaan pertanian
 UNSUR USAHATANI

Hal yang membedakan unsur usahatani keluarga dengan perusahaan pertanian adalah TENAGA LUAR YANG DIBAYAR & LAHAN.
 SIFAT USAHA
 Usahatani keluarga bersifat subsisten, semi komersial atau komersial.
 Perusahaan pertanian selalu bersifat komersial (selalu mengejar keuntungan dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan).
 PEMANFAATAN HASIL-HASIL PENELITIAN
 Perusahaan pertanian selalu berusaha untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang mutakhir, bahkan beberapa perusahaan divisi penelitian dan pengembangan (research & development).
 Usahatani keluarga seringkali tertinggal dalam pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan sangat tergantung pada hasil-hasil penelitian & pengembangan pemerintah.
 SISTEM PERTANIAN DI INDONESIA
 Sistem Ladang
sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
 Sistem Tegal/Pekarangan
berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walaupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah.
 Sistem Sawah
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan
 Sistem Perkebunan
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor.


• PERENCANAAN (PLANNING)
• A. PERENCANAAN MENYELURUH
(WHOLE-FARM PLANNING)
• Tujuan
a. identifikasi keuntungan tertinggi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usahatani;
b. identifikasi sumberdaya yang akan dipergunakan meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan sarana;
c. identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya untuk mengatasi waktu yang akan datang;
d. estimasi kebutuhan dan pencarian modal;
e. estimasi biaya dan pendapatan;
f. estimasi arus uang tunai (cash flow).
• B. PERENCANAAN USAHATANI

Proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang dan rencana-rencana usahatani berupa pernyataan tertulis yang memuat segala sesuatu yang akan dikerjakan pada periode waktu tertentu untuk tujuan tertentu.
• MANFAAT
1) Diperoleh petunjuk tentang hal yang akan dikerjakan;
2) Penyimpangan dan kesalahan dapat dikurangi;
3) Ada jaminan untuk mendekati kebenaran;
4) Sebagai alat evaluasi;
5) Kontinuitas usahatani terjamin.
• Kriteria Perencanaan Yang Baik
• Rasional
sesuai dengan situasi yang nyata
• Fleksibel
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
• Dapat dinilai (terukur) dan dengan cepat diambil tindakan yang tepat.
• Menjamin kontinuitas usahatani.
• Cara Menyusun Perencanaan Usahatani
• Pre-determined
suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan program pemerintah.
• Self-determined
Suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan sendiri oleh petani sesuai keinginan dan kebutuhannya.
• Joint plan
Suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah dengan perseorangan.
• Manajer usahatani dihadapkan pada beberapa alternatif:
a. harus memutuskan alternatif yang akan dipilih;
b. melaksanakan pilihannya;
c. bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh.
• Kesulitan-kesulitan dalam mengambil keputusan disebabkan oleh:
1. Kurang pengetahuan mengenai perubahan harga, baik harga faktor produksi maupun harga hasil produksinya;
2. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan teknologi budidaya tanaman;
3. Kurang pengetahuan mengetahui pemasaran.

• Menyusun Rencana Usahatani
• 1. Membuat Inventarisasi Data Usahatani
Perlu pengumpulan informasi mengenai faktor produksi, yaitu kemampuan tenaga kerja keluarga tani, lahan yang dimiliki modal yang tersedia, prasarana dan sarana (peralatan).
• Tenaga kerja keluarga tani : istri dan anak serta orang lain yang tinggal di tempat keluarganya dan dibiayai.
• Lahan yang dimiliki yang perlu diperhatikan selain luas juga kondisi lahan.
• 2. Memilih jenis usaha dan menyusun jadwal pelaksanaan serta penggunaan tenaga kerja
• Menentukan komoditi apa yang akan diusahakan;
• Menentukan tingkat intensitas dan volume usaha;
• Menyusun jadwal pelaksanaan usaha tani dan penggunaan tenaga kerja;
• 3. Menyusun Keperluan Sarana Produksi
• Sarana produksi yang tersedia sebaiknya memperhatikan tepat jenis, jumlah dan waktu.
• 4. Menyusun Ikhtisar Hasil yang dihasilkan dan nilai serta penggunaannya
Penggunaan hasil usahatani ada 3 manfaat :
• Memenuhi kebutuhan subsistem keluarga
• Mengurangi biaya produksi
• Merupakan pendapatan bagi keluarga
• 5. Perkiraan Pendapatan
• Dalam memperkirakan pendapatan usaha tani yang penting adalah mengenai nilai hasil seluruhnya, biaya sarana produksi dan biaya penggunaan sarana dan prasarana.

agroteknologi tanamn rempah dan obat

PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK. 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor :HK.00.05.4.1380. Badan Pengawas Obat dan Makanan
PENGERTIAN
TANAMAN OBAT
Tanaman Obat adalah tanaman yang berkhasiat obat.
Tanaman obat~ obat tradisional.
Pengobatan tradisional : Pemanfaatan ramuan dari tumbuhan-tumbuhan tertentu (tanaman obat)
Pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia sejak ribuan tahun lalu, sebelum pelayanan kesehatan dengan obat-obatan modern.
Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature), adalah mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi (flora & fauna), potensi kekayaan tumbuhan berkhasiat obat sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan tersebar dari Aceh sampai Papua, dari dataran tinggi – rendah, dari daerah tropik – daerah sejuk, hingga tumbuhan dan kekayaan laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
Sekitar 3.689 spesies merupakan tanaman obat, dan menurut Ditjen POM (2002), baru sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam industri obat tradisional.
Tumbuhan obat mengandung beragam jenis senyawa kimia yang berkorelasi positif dengan khasiat dan manfaat yang dimilikinya.
Eksplorasi tumbuhan obat terus dilakukan untuk mencari senyawa baru maupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada.
Pencarian dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti cara empiris, etnobotani dan etnofarmakologi.
Pengobatan tradisional sering dianggap kuno, tidak ilmiah, tidak rasional, primitif, karena tidak dilakukan uji klinis.
Agar peranan tanaman obat / obat tradisional lebih ditingkatkan, perlu didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat dengan disertakan ilmu farmakologi, patologi, biologi, mikrobiologi, biokimia, bioteknologi, farmasi, sampai uji klinis.
Hasil penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunannya sebagai bahan dasar obat modern atau pembuatan ekstrak untuk obat fitofarmaka.
Rempah-rempah
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.
Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang.
Contoh Rempah-rempah : kapulaga (cardamom), lada (pepper), kayu manis (cinnamon), pala (nutmeg), kunyit
Kapulaga / cardamom /
Elletaria cardamomum
Lada / Pepper / Piper nigrum
Kayu manis / Cinnamon /
Cinnamomum zeylanicum
Pala / Nutmeg /
Myristica fragrans
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman jantan
Tanaman betina
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Bunga jantan
Bunga betina
SEJARAH PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Pemanfaatan tanaman sebagai obat merupakan warisan nenek moyang sejak dahulu kala, yang telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama hampir seluruh negara di dunia.
Catatan tertua terdapat di Timur Tengah oleh bangsa Sumeria pada 4.000 tahun SM. Saat itu telah digunakan madat dari tumbuhan sebagai obat.
Di Mesir, tumbuhan seperti bawang, damar, kacang, jintan, buah delima, daun akasia dan casia sudah digunakan sebagai obat sejak 1.550 tahun SM.
Ilmu Kedokteran Cina, merupakan ilmu tertua, menggunakan tumbuhan sebagai bahan utama obat. Tercatat sejak zaman Dinasti Han tumbuhan telah digunakan sebagai obat.
Kedokteran India (Ayurveda) menggunakan tumbuhan obat sejak 3.000 tahun yang lalu.
Di Yunani seorang tabib bernama Altreya, hidup 500 tahun SM, sudah menggunakan sekitar 700 jenis tumbuhan sebagai obat.
Di Indonesia
Obat tradisional dari tumbuhan berupa simplisia dan jamu-jamu, tercatat telah digunakan sejak kerajaan-kerajaan berkuasa saat itu.
Sebelum kemerdekaan tanaman obat juga digunakan untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit, karena obat modern langka dan mahal.
Penggunaan tanaman obat saat itu sering dibantu dengan doa-doa sehingga pasien merasa tenteram.
SIMPLISIA TANAMAN OBAT
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Beberapa pengujian dilakukan pada penetapan standart antara lain:
Mikroskopik, mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia.
Organoleptis, meliputi uji tentang wujud, rupa, warna, bau, rasa.
Penetapan kadar, dalam pengujiannya jumlah dosis yang digunakan tidak boleh lebih kecil dari yang ditetapkan.
Uji identifikasi, adalah suatu cara untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mempunyai identitas yang sesuai dengan yang tertera pada etiket.

Ada beberapa metode analisis simplisia :
1.Farmakope Indonesia :
Bahan Organik Asing, Penetapan Kadar Abu, Penetapan Kadar Abu yang Tidak larut dalam Asam, Penetapan Serat Kasar, Penetapan Kadar Minyak Atsiri, Penetapan Kadar Air.


2. Materia Medika
Penetapan Kadar Minyak Atsiri, Penetapan Kadar Abu, Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam, Penetapan Kadar Abu yang Larut dalam Air, Penetapan Kadar Air, Penetapan Susut Pengeringan, Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air, Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol, Penetapan Bahan Organik Asing, Penetapan Kadar Tanin.
3.WHO
Antara lain Penetapan Kadar Air.
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
Perkembangan industri obat modern dan obat tradisional terus meningkat, sehingga prospek pengembangan produksi tanaman obat juga semakin meningkat.
Ditunjang peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat tanaman obat, dan pentingnya kembali ke alam dengan memanfaatkan obat-obat alami.
Meskipun obat modern berkembang pesat, namun potensi obat tradisonal dari tumbuhan tetap tinggi karena :
Dapat diperoleh tanpa resep dokter
Dapat diramu sendiri
Bahan baku tidak perlu impor, mudah diperoleh disekitar kita
Dapat ditanam dan diperbanyak sendiri
Efek sampingnya relatif lebih aman
Besarnya konsumsi obat-obat alami telah membuka peluang besar bagi pengembangan tanaman obat.
Peluang ini dapat dilihat dari peningkatan nilai penjualan obat tradisional dalam negeri dan internasional.
Tahun 1992, nilai penjualan dalam negeri mencapai Rp. 124 miliar, meningkat menjadi Rp. 1 triliun pada tahun 1999-2000.
Di tingkat Internasional, pada tahun 2000 nilai penjualan obat tradisional diperkirakan mengalami peningkatan 10-15% atau sekitar 20 miliar dolar Amerika.
Pada tahun 1999, pemerintah telah mencanangkan Visi “Indonesia Sehat 2010” sebagai inspirator dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan yang misi dan sasarannya antara lain mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap obat impor, dan perlu dicarikan substitusinya dengan produk industri di dalam negeri.
Salah satu program yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran tersebut adalah meningkatkan penggunaan cara pengobatan tradisional yang aman dan bermanfaat, baik secara tersendiri maupun terpadu dalam jaringan pelayanan kesehatan paripurna
Seminar Obat Alami Cina-Indonesia tanggal 8 Desember 2003, secara eksplisit Presiden RI menekankan perlunya perhatian khusus yang sungguh¬sungguh untuk mengembangkan obat alami di Indonesia yang sangat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kemandirian Indonesia di bidang kesehatan.
Diharapkan “jamu” yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari tanaman obat, bisa “menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negara lain”.
Revitalisasi Pertanian juga telah ditetapkan sebagai prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2010 di Bidang Ekonomi. Revitalisasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian besar rakyat dan meletakkan landasan yang kokoh bagi pembangunan ekonomi.
Pada akhir tahun 2025 diharapkan sektor pertanian telah menjadi fondasi yang kuat dalam pembentukan struktur perekonomian nasional menuju tinggal landas.
Tanpa usaha agribisnis atau investasi yang memadai dalam agroindustri, tidak mungkin revitalisasi pertanian dapat dilaksanakan.
PRAKTIKUM
Dimulai Hari Selasa 5 Oktober 2010 pukul 08.00 WIB di Laboratorium Agronomi
Pelajari Petunjuk Praktikum, praktikum dimulai dengan Pre Tes tepat pukul 08.00 WIB
Acara I : Pengolahan Produk Olahan Rimpang I dari jahe merah dan kunir putih.
Jahe Merah
Kunir Putih
Any Question ?
See You Next Week
PUSTAKA
1. Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.
2. Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal.
3. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. ITB Bandung. 354 Hal.
PUSTAKA
4. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Jakarta. 170 Hal.
5. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta. 214 Hal.
6. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Trubus Agriwidya. Jakarta. 198 Hal.
7. Djauhariya, E. dan Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. 127 Hal.
8. Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Rineka Cipta, Jakarta. 135 Hal.
PUSTAKA
9. Guenther, Ernest. 1972. Minyak Atsiri Jilid IVA.
Terjemahan oleh S. Ketaran. UI-Press. 407 Hal.
10. Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-temuan dan
Empon-empon : Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta. 88 Hal.
11. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Penerbit ITB. 367 Hal.
12. Syukur, C. dan Hernani. 2001. Budidaya Tanaman
Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. 136 Hal.
PUSTAKA

TENOLOGI BENIH

KONSEPSI BENIH,?
definisi Biji: Alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup jenis (spesies) suatu tumbuhan.
Alat untuk menyebarkan kehidupan baru dari suatu tempat ke tempat lain.
Suatu unit organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi dan memperpanjang kehidupannya.

Definisi benih: Fase generatif dari siklus kehidupan tumbuhan yang dipakai untuk memperbanyak dirinya secara generatif (agronomis).
Biji yang berasal dari ovule (botani/embriologis)
Biji yang digunakan untuk bahan tanam.

Biji sama struktural
Benih beda fungsional
KLASIFIKASI BENIH
• Benih Penjenis (Breeder Seed/BS)
• Benih Dasar (Foundation Seed/FS)
• Benih Pokok (Stock Seed/SS)
• Benih Sebar (Extension Seed/ES)

TEKNOLOGI BENIH
Serangkaian perlakuan atau kegiatan untuk meningkatkan/mempertahankan mutu benih.





 PRODUKSI BENIH
 Faktor yang Mempengaruhi Kemunduran Varietas
 Variasi yang berkembang
 Pencampuran mekanis
 Mutasi
 Persilangan alami
 Variasi genetik yang minor
 Pengaruh selektif dari penyakit
 Teknik pemuliaan tanaman
 Variasi yang berkembang

Tanaman untuk produksi benih yang ditumbuhkan di lingkungan yang berbeda kondisinya untuk beberapa generasi berturut-turut, dapat muncul bentuk tanggap pertumbuhan yang berbeda.
 Pencampuran mekanis

Sumber kemunduran varietas yang paling penting, dapat terjadi :
F pada saat penyemaian,
F melalui tanaman-tanaman voluntir dari tanaman yang sama,
F melalui varietas berbeda yang ditanam di lahan yang berdekatan.
 Mutasi


Sifat-sifat atau karakter-karakter baru yang muncul tiba-tiba dalam suatu organisme dan tidak diturunkan dari tetuanya, tetapi pada kondisi-kondisi tertentu sifat tersebut dapat dipindahkan kepada keturunannya
 Persilangan alamiah
Sumber utama kontaminan genetik dan kemunduran varietas pada tanaman dengan sistem penyerbukan silang.
Besaran kontaminasi genetik yang disebabkan persilangan alamiah tergantung pada :
M sistem pemuliaan spesies
M jarak isolasi
M massa varietas
M sarana penyerbuk
 Variasi genetik yang minor
Variasi genetik minor masih mungkin terdapat bahkan dalam varietas yang menunjukkan keseragaman genotipe pada saat pelepasannya.
 Pengaruh selektif dari penyakit
Varietas-varietas tanaman yang baru sering menjadi mudah diserang oleh ras-ras penyakit yang baru.
 Teknik pemuliaan tanaman
Pelepasan varietas yang prematur (belum waktunya) dapat merupakan hal yang penting dalam kemunduran varietas.
 PRINSIP GENETIK
 1. Persyaratan Lahan Produksi
Lahan yang digunakan diketahui sejarah penggunaan sebelumnya sehingga memenuhi persyaratan bebas voluntir dan memenuhi persyaratan isolasinya.
 2. Benih Sumber
 Benih sumber yang digunakan benih dengan kelas yang sesuai dan dari sumber yang disetujui.
 Syarat sumber benih adalah :
Diketahui asal usulnya dan murni varietasnya
Bebas dari varietas lain, biji gulma, dan penyakit terbawa benih.
 3. Isolasi
Suatu tindakan perlindungan tanaman dari penyerbukan silang oleh varietas lain, baik dari dalam maupun luar lahan produksi, sehingga kemurnian benih dapat dijaga.
 Isolasi Waktu
Model isolasi dengan memberikan selang waktu tanam yang berbeda antara dua varietas berlainan yang ditanam pada areal berdampingan/berdekatan.
 Isolasi Jarak
Model isolasi dengan memisahkan areal tanam dengan jarak tertentu antara dua varietas berbeda yang ditanam pada waktu bersamaan.
Jarak isolasi tergantung :
Cara penyerbukan.
Tingkat kemurnian yang diinginkan.
Kondisi lingkungan selama penyerbukan.
 Teknik Isolasi Jarak
 Lahan antara kedua tanaman yang berlainan varietas dikosongkan.
 Lahan antara kedua tanaman yang berlainan varietas ditanami jenis tanaman lain.
 Tanaman yang ada di tepi antara kedua batas areal selebar 3 meter, pada waktu panen tidak dipakai sebagai benih.
 4. Roguing
Memeriksa dan menyingkirkan tanaman-tanaman yang menunjuk-kan ciri-ciri berbeda dengan varietas yang diusahakan (rogues).
 5. Pencegahan dari Pencampuran Mekanis
 Pada saat penyemaian atau penanaman.
 Melalui tanaman-tanaman voluntir pada areal pertanaman.
 Melalui varietas-varietas yang berbeda yang ditanam di lahan yang berdekatan.
 Melalui alat-alat atau tempat penyimpanan yang digunakan untuk beberapa varietas.
 6. Penanaman di wilayah yang sesuai
Pengusahaan tanaman untuk produksi benih pada wilayah adaptasinya dilakukan untuk menghindari kemunduran varietas yang disebabkan oleh variasi yang berkembang.

• PERKEMBANGAN PERBENIHAN
DI INDONESIA
• Perbenihan belum mencapai tingkat komersial
• Benih sebagai produk teknologi F benih sebagai komoditi komersial (awal industri benih)
• Swastanisasi industri benih
• Perbenihan belum mencapai
tingkat komersial
• Standar mutu benih belum diberlakukan
• Penyebaran benih dilakukan di antara sesama petani dan tidak bersifat komersial
• Petani melakukan produksi benih sendiri
• Benih sebagai produk teknologi
• Dituntut kebenaran dalam berbagai segi mutu.
• Teknologi benih mulai diperkenalkan, baik dalam produksi, pengolahan dan penyimpanan.
• Dilakukan pengawasan yang obyektif dan prosedur analisis mutu benih.
• Swastanisasi Industri Benih
• Mengurangi peran pemerintah dalam bisnis benih.
• Industri benih berkembang ke produksi benih non padi yang bersifat lebih komersial
• Tujuan Program Industri Benih
• Meletakkan dasar-dasar pengembangan industri benih;
• Mengembangkan usaha swasta di bidang perbenihan, terutama pengolahan dan pemasaran benih;
• Meningkatkan atau mendorong kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul bermutu.

Sasaran program industri benih F menyediakan benih unggul bermutu dengan kondisi 6 (enam) tepat
1. Tepat varietas
2. Tepat jumlah
3. Tepat mutu
4. Tepat waktu
5. Tepat lokasi
6. Tepat harga

ASPEK MUTU BENIH DAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Apakah itu MUTU ?
Sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
... bermutu ?
… sesuai standar
… sesuai kebutuhan stakeholders

• Peran Benih Bermutu
dari Varietas Unggul
• Pemacu utama produktivitas
• Penentu kualitas
• Pembawa (carrier) teknologi agroindustri lainnya
• Pendorong ekonomi pedesaan
• Peningkatan kesejahteraan petani
• Penyerapan tenaga kerja
• ASPEK MUTU BENIH
• Mutu Genetik
• Mutu Fisiologis
• Mutu Fisik
• Mutu genetik F hal yang berkaitan dengan kebenaran dari varietas benih, baik secara genotip maupun fenotip.
• Mutu fisiologis F hal yang berkaitan dengan daya hidup/tumbuh benih pada kondisi optimum maupun suboptimum.
• Mutu fisik F kondisi fisik benih yang menyangkut warna, bentuk, ukuran, bobot, tekstur permukaan, tingkat kerusakan fisik, kebersihan, dan kemurnian.
• Kriteria Benih Bermutu
• Secara fisik :
M benih bersih dan terbebas dari kotoran;
M benih murni;
M warna benih tidak kusam;
M benih tidak bebercak, kulit tidak terkelupas;
M sehat, bernas, tidak keriput, ukuran normal.
• Memiliki daya tumbuh (berkecambah) > 80%
• Kadar air < 12% (tergantung jenis benihnya)



PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH
Reproduksi Tanaman
Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji.
Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu penyerbukan
Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi
Process of seed formation
Pollination is the first step in reproduction.
Pollen grains are shed from the anthers and fall onto the feathery stigmas.
Fertilization is the second step in seed formation.
The pollen that reaches the stigma germinates and forms a pollen tube that carries the male nuclei inside the ovary for fusion with the egg nuclei.
The complete process from pollination to fertilization takes from 18 to 24 hours.
1. SELF POLLINATION
Self-pollination occurs when pollen (male) from anther is transferred to the stigma (female) within the same flower. Technically, self-pollination also occurs when pollen from one flower is transferred to another flower on the same plant.
2. CROSS POLLINATION
“Imperfect flowers” are either only male (no pistil or stigma) or only female (no stamens or anthers). These flowers require cross-pollination.
Cross-pollination occurs when pollen is transferred by wind or insects from a male flower to a female flower.
The flowers may be on the same plant (monoecious) or different plants (dioecious).
Fertilisasi (fertilization) adalah suatu peristiwa penyatuan salah satu inti sperma (sperm nucleus) dari pollen tube dengan inti telur (egg nucleus) di dalam embryo sac
1. A pollen grain is released from the anther and settles on the stigma.
2. A pollen tube forms and grows through the style toward the ovule opening (micropyle).
3. Two of the nuclei (polar nuclei) in the ovule's embryo sac migrate to the centre to form a single cell. Three cells migrate to the micropyle, and one enlarges to become the egg.Two sperm that have formed from mitotic division of the pollen grain's generative cell enter the embryo sac through the micropyle.
4. One sperm fuses with the egg, resulting in a fertilized egg (zygote), which develops into an embryo. The second sperm fuses with the two polar nuclei to form the endosperm nucleus.
5. This nucleus divides to form a tissue (endosperm) that provides nutrients for the developing embryo.
Stages of seed formation
The fertilized egg cell begins development within 12 hours after fertilization.
The endosperm of the developing seed begins turning milky white 8 days after fertilization.
The embryo develops after 10 days.
The endosperm turns into
the soft dough stage at 14 days after fertilization, and the hard dough stage 7 days later.
Within 25-30 days after fertilization, the ovule has matured and fully ripened into a seed.

PERKECAMBAHAN SECARA FISIOLOGIS
PERKECAMBAHAN ANALIS BENIH
PERKECAMBAHAN EPIGEAL
PERKECAMBAHAN HIPOGEAL
PERKECAMBAHAN HIPOGEAL
STRUKTUR KECAMBAH
SYARAT LUAR UNTUK PERKECAMBAHAN
Air yang cukup (sufficient supply of water)
Oksigen yang cukup (sufficient supply of oxygen)
Suhu yang sesuai (favourable temperature)
Cahaya
AIR (WATER)
Air untuk melunakkan kulit benih.
Air memungkinkan masuknya oksigen ke dalam benih.
Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga mengaktifkan bermacam-macam fungsinya (mis. aktivasi enzim).
Air sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm/kotiledon ke embrio.
Hubungan antara kecepatan pernafasan dan kadar air benih
OKSIGEN
Komposisi udara : oksigen (± 20%), karbondioksida (± 0,03%), dan nitrogen (± 80%).
Perkecambahan benih F proses yang berkaitan dengan sel hidup yang membutuhkan energi.
Pada umumnya benih berkecambah paling baik pada konsentrasi oksigen udara.
Beberapa spesies berkecambah paling baik pada konsentrasi oksigen di bawah komposisi udara, mis Cynodon dactylon atau di atas komposisi udara, mis. wortel, bunga matahari, beberapa sereal

Pengaruh rasio CO2/O2 terhadap
perkecambahan benih Oat
SUHU
Suhu kardinal beberapa jenis tanaman
CAHAYA
Mekanisme pengendalian cahaya dalam perkecambahan benih adalah sama seperti pada pengendalian induksi bunga, pemanjangan tunas, pembentukan pigmen pada daun dan buah tertentu, dan perkembangan radikel pada kecambah tertentu.
Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung pada
Intensitas cahaya
Kualitas cahaya
F 660-700 nm = mendorong perkecambahan
Lama penyinaran (day length)

Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih F prosesnya berlangsung secara photochemical reaction.
Photochemical reaction terjadi karena adanya suatu pigmen penyerap cahaya (absorbsing pigment) F PHYTOCHROME (Borthwick et al., 1952).
PHYTOCHROME
Bentuk yang mempunyai absorbsi cahaya maksimum pada 660 nm (Phytochrome-red/PR)
Bentuk yang mempunyai absorbsi cahaya maksimum pada 730 nm (Phytochrome-far red/PFR)
Peran fisiologis PFR
Mempengaruhi sintesis gibberelin
Mengaktifkan gen-gen tertentu.
Mengubah permeabilitas membran.
Meningkatkan aktivitas kinase

NUTRISI TANAMAN

1. NUTRISI (NUTRITION) : adalah penyediaan /suplai dan absorbsi senyawa-
senyawa kimia yg dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolisme tanaman

2. NUTRIENT : adalah senyawa-senyawa kimia yg dibutuhkan oleh
organisme (termasuk tanaman)

3. PROSES METABOLISME : adalah mekanisme bagaimana nutrien diubah menjadi
material sel atau digunakan sebagai energi

Terminologi “metabolisme” merupakan bermacam reaksi yg terjadi dalam sel hidup dalam hubungannya dengan kehidupan dan pertumbuhan.
Nutrien dan metabolisme sangat erat hubungannya

…APA BEDANYA DENGAN KESUBURAN TANAH???
Ilmu nutrisi:
Lebih pada kebutuhan
hara dan proses
dlm tubuh
tanaman

Kesuburan tanah:
Tentang segala proses
kimia yg terjadi di
dalam tanah dlm hub
dg penyediaan hara bagi
pertumbuhan tanaman


dalam hal ini akar tanaman merupakan jembatan bagi kedua macam proses (di bawah tanah dan di atas tanah)

Tiga kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu unsur disebut esensial :
1. Kekurangan/defisiensi unsur tsb menyebabkan tanaman tidak mungkin menyelesaikan siklus hidupnya secara lengkap
2. Gejala defisiensi tsb sangat spesifik bagi elemen ybs
3. Unsur/elemen tsb sangat penting bagi seluruh nutrisi tanaman, sbg contoh sbg konstituen dari metabolit utama/penting atau sangat diperlukan untuk kerja sistem enzim
…berdasarkan kriteria tsb maka menurut Arnon dan Stout (1939), berikut ini adalah unsur esensial pada tanaman tingkat tinggi


C, H, O N, S, P, K, Ca, Mg,
Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl, Na, Si, C

KLASIFIKASI NUTRIEN TANAMAN

Elemen nutrien Bentuk tersedia Fungsi biokimia
Grup 1
C, H, O, N, S Dlm bentuk CO2, HCO3-, H2O+, O2+, NO3-, NH4+, N2+, SO3--, SO2-
Ion-ion dari larutan tanah, dan gas-gas atmosfer Penyusun utama bagi bahan organik. Elemen utama grup-grup atom yg penting dalam proses enzimatic serta asimilasi dg reaksi oksidasi reduksi
Grup 2
P, B, Si Dlm bentuk posfat, asam borak (borat), silikat dari larutan tanah Esterifikasi dg grup-grup alkohol alam dlmm tanaman. Ester posfat merupakan senyawa pnting dlm reaksi transfer energi
Grup 3
K, Na, Mg, Ca, Mn, Cl Dlm bentuk ion-ion dari larutan tanah Fungsi-fungsi tdk spesifik menurut keberadaan tekanan osmose potensial. Spesifik dlm reaksi konfirmasi dari protein enzim, jembatan bagi reaksi-reaksi berpasangan. Kontrol membran, keseimbangan anion
Grup 4
Fe, Cu, Zn, Mo Dlm bentuk ion atau chelate dari larutan tanah Berfungsi dlm transport elektron melalui pertukaran valensi


TANAH SEBAGAI MEDIUM HARA TANAMAN

 Sifat-sifat fisiko-kimia penting
 Karakteristik penting tanah
 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan nutrisi

SIFAT – SIFAT FISIKO KIMIA PENTING
Tanah merupakan material yang sangat heterogen yang secara umum terdiri atas 3 komponen penting :
1. Fase padat
2. Fase cair
3. Fase gas
Ketiga fase ini secara spesifik dipengaruhi oleh pasokan hara pada perakaran tanaman

Fase padat
Tanah merupakan material yang sangat heterogen yang secara umum terdiri atas 3 komponen penting :
1. Fase padat
2. Fase cair
3. Fase gas

Ketiga fase ini secara spesifik dipengaruhi oleh pasokan hara pada perakaran tanaman

Fase cair

 Fase cair tanah atau biasa disebut larutan tanah, terutama bertanggungjawab terhadap transport hara di dalam tanah, misalnya transport hara dari bagian partikel tanah ke akar tanaman
 Pengangkutan hara / nutrien dalam tanah teutama dalam bentuk ion, tetapi O2 dan CO2 juga terlarut dalam larutan tanah
Fase gas

 Fase gas dalam tanah merupakan perantara bagi pertukaran gas yg terjadi antara sejumlah organisme yg hidup dlm tanah (akar tanaman, bakteri, fungi, binatang) dengan atmosfer
 Proses ini menghasilkan O2 bagi organisme hidup dlm tanah dan membuang CO2 yang dihasilkan oleh proses respirasi dalam atmosfer tanah

HARA DALAM FASE – FASE PADAT, CAIR DAN GAS SALING BERHUBUNGAN SANGAT ERAT
HUBUNGAN YG SANGAT ERAT INI DAN EFEKNYA BAGI KETERSEDIAAN HARA AKAN DIBAHAS LEBIH DALAM PADA BAB INI

Nutrisi tanaman
 PROTOPLASMA bagian utama dari dunia tumbuhan dan hewan.
 PROTOPLASMA TUMBUHAN dpt dibentuk dan bertambah tanpa pengaruh dunia hewan, tapi dunia hewan bergantung dari TUMBUHAN
 UH sangat penting dalam tubuh tanaman


UNSUR-UNSUR YG DIBUTUHKAN
OLEH TANAMAN …
UNSUR YG MENYUSUN PROTEIN :
C, H, O. N. P dan S
UNSUR LAIN YG ESSENSIAL :
K, Ca, Mg, Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn, Cl, Ni, Na, Co, Va, dan Si
 (Tidak semua dibutuhkan oleh semua jenis tumbuhan, tapi beberapa tumbuhan)
 Unsr tsb dgn P dan S menyusun ABU TANAMAN stlh C,H,dan O dibebaskan dr perakaran

NITROGEN (N) …
 Unsur ini dapat disediakan oleh manusia melalui PEMUPUKAN
 Nitrogen diserap dlm bentuk :
NO3- dan NH4+ urea juga (CO(NH2)2 dimanfaatkan oleh tanaman cepat diserap melalui EPIDERMIS DAUN
 Di dlm tanah urea dihidrolisa menjadi NH4+.
 Asam amino yg larut dlm air dan asam nukleat dpt diadsorpsi oleh tanaman tingkat tinggi.
 Tanah yg bereaksi masam sampai alkali dgn aerasi baik, NO3- banyak dijumpai.

FOSFOR (P) …
 Tanaman mengadsorpsi fosfor daam bentuk ION ORTHOFOSFAT PRIMER H2PO4-dan sebagian kecil bentuk sekunder HPO42-.
 Absorpsi kedua ion tersebut dipengaruhi oleh pH tanah sekitar akar.
 pH rendah absorpsi bentuk HPO42- meningkat.
 Tanaman dpt mengabsorpsi fosfat dlm bentuk ASAM NUKLEAT DAN PHYTIN.

KALIUM (K) …
 Kalium diabsorpsi oleh tanaman dlm bentuk K+ dan dijumpai dlm berbagai kadar di dlm tanah.
 BENTUK DPT DITUKAR / yg tersedia bagi tanaman terdapat dlm jumlah yg kecil.
 Penambahan K melalui pemupukan biasanya dlm bentuk pupuk K yg larut dlm air : KCl, K2SO4, KNO3, K-Mg-Sulfat dan PUPUK MAJEMUK.
 Kebutuhan tanaman akan K cukup tinggi dan akan menunjukkan gejala kekurangan apabila tdk mencukupi translokasi K dari bag. tua ke bag. Muda (gejalanya terlihat dr bag. bawah ke bag. atas)

KALSIUM (Ca) …
 Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi, dan diambil dlm bentuk Ca2+.
 Kalsium dijumpai dalam DAUN, dan pd beberapa tanaman dijumpai dlm bentuk Ca-OKSALAT di dlm SEL-SEL TANAMAN serta dlm bentuk ION di dlm CAIRAN SEL.
 Tanaman yg kekurangan Ca akan terganggu pembentukan PUCUK dan UJUNG-UJUNG AKARnya.
 Peranan kalsium belum jelas. Namun diduga kalsium berperan dlm PEMBENTUKAN MIDDLE LAMELLA dari SEL-SEL.

MAGNESIUM (Mg) …
 Magnesium diabsorpsi dlm bantuk ION Mg dan merupakan satu-satunya mineral yg menyusun KLOROFIL.
 Kadar Mg dlm tanaman berkisar antara 0,1-0,4%.
 Mg juga sering dijumpai dlm BIJI.
 Mg mempunyai hubungan dgn METABOLISME FOSFAT dan juga memegang peranan khusus dlm mengaktifkan beberapa SISTEM ENZYM.

BORON (B) …
 Boron dlm tanah umumnya terdapat dlm bentuk ASAM BORAT yg tdk TERDISOSIASI (H3BO3 pK 9,2).
 Bentuk lain yg jumlahnya sedikit : B4O72-, H2BO3-, HBO32- dan BO3-.
 Kadarnya dlm tanaman MONOKOTIL berkisar 6-18 ppm, dan pada tanaman DIKOTIL berkisar 20-60 ppm.
 Kadar 20 ppm dlm daun tua berbagai tanaman dinilai cukup.

BESI (Fe) …
 Kadar Fe sebesar 50 – 250 ppm dalam tanaman dinilai cukup.
 Besi diambil oleh tanaman dalam bentuk ION ataupun dalam bentuk GARAM-GARAM KOMPLEKS ORGANIK (CHELATE) dan dapat juga diabsorpsi oleh daun apabila besi sulfat atau kompleks Fe organik diberikan melalui daun.
 Walaupun Fe3+ dapat diabsorpsi oleh tanaman, tetapi dalam proses metabolisme ion Fe2+ yang aktif. Shg kadar ion ferri banyak di dalam jaringan tanaman, gejala kekurangan besi dapat juga timbul

MANGAN (Mn) …
 Kadar NORMAL dalam tanaman berkisar antara 20-500 ppm.
 Kekurangan Mn biasanya terjadi bila kadarnya dalam bagian atas menjadi 15-25 ppm.
 Mangan diabsorpsi tanaman dalam bentuk ION MANGANO, Mn2+ dan juga dalam bentuk molekul SENYAWA KOMPLEKS ORGANIK (dapat diserap melalui DAUN).
 Mn TIDAK MOBIL dalam tanaman sehingga gejala defisiensinya muncul mula-mula pada bagian yang muda.
TEMBAGA (Cu) …
 Kadar NORMAL Cu jaringan tanaman berkisar antara 5-20 ppm.
 Defisiensi muncul bila kadarnya menjadi < dari 4 ppm dalam bahan kering.
 Tembaga diambil tanaman dalam bentuk ION KUPRI Cu2+, dan juga dalam bentuk MOLEKUL KOMPLEKS ORGANIK.
 Bentuk-bentuk ini (garam-garam Cu dan Cu kompleks) dapat juga diambil melalui daun, sehingga untuk mengatasi kekurangan Cu biasanya dilakukan penyemprotan pada daun.

SENG (Zn) …
 KADAR NORMAL dalam bahan kering berkisar antara 25-150 ppm.
 < 25 ppm tanaman akan kekurangan Zn dan > 400 ppm akan keracunan.
 Seng diambil tanaman dalam bentuk Zn2+ tetapi juga dapat diambil dalam bentuk MOLEKUL GARAM KOMPLEKS ORGANIK seperti EDTA.
 Pemberian garam-garam Zn yang larut maupun Zn kompleks melalui daun merupakan cara yang sering ditempuh untuk mengatasi kekurangan Zn.


MOLIBDENUM (Mo) …
 Kadar normal dalam bahan kering tanaman adalah < 1 ppm, tetapi < dari 0.2 ppm tanaman akan kekurangan Mo.
 Kasus-kasus ekstrim kadar Mo dalam tanaman dapat mencapai 1000-2000 ppm.
 Kadar Mo dalam nodul kacang-kacangan dapat mencapai 10 kali kadarnya dalam daun.
 Mo mungkin sekali diambil tanaman dalam bentuk MoO42-

KHLOR (Cl) …
 Kadar Cl dalam tanaman biasanya berkisar antara 0.2 – 2 %, tetapi kadar 10% tidak biasa ditemukan.
 Khlor diabsorpsi tanaman dalam bentuk Cl- dan baru saja ditetapkan sebagai unsur essensiil (pertengahan 1950).
 Beberapa tanaman dilapangan menunjukkan respons terhadap unsur ini, seperti TEMBAKAU, TOMAT, LOBAK, KOL, BIT, GANDUM, JAGUNG, KENTANG, KAPAS, CARROTS DAN ERCES.

KOBALT (Co) …
 Kobalt dibutuhkan oleh rhizobium untuk fiksasi nitrogen sehingga bertitik tolak dari produksi polong-polongan secara biasa, maka unsur ini dinilai essensiil.
 Kobalt penting untuk rhizobium karena ia merupakan pembentuk vitamin B12 (cyanicibalamine), yang sangat penting untuk PEMBENTUKKAN HAEMOGLOBIN DAN DIPERLUKAN UNTUK FIKSASI NITROGEN.

VANADIUM (V) …
 Vanadium merupakan unsur yang essensiil bagi GANGGANG HIJAU, SCENEDESMUS, tetapi untuk tanaman tingkat tinggi belum terbukti.
 Vanadium dapat mengganti molybden sampai batas-batas tertentu dalam butriso azotobakter.
 Beberapa peneliti mengemukakan pendapat tentang peranan V pada rhizobium, tetapi belum diterima secara umum.
 Hubungan unsur ini dengan nutrisi tanaman sama sekali belum diketahui.

NATRIUM (Na) …
Kadar dalam tanaman dapat berkisar dari 0.1 – ± 10 % dalam daun kering.
Natrium diabsorpsi dalam bentuk Na+.
Secara umum natrium belum diakui sebagai unsur esensiil, tetapi essensiil bagi tanaman-tanaman dari golongan C4.
Natrium mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman dan menyebabkan tanaman itu tahan kekeringan.
Pada tanah-tanah dengan kadar natrium rendah, daun-daun tenaman bit menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
Gejala nekrotik diantara tulang daun dapat juga terjadi.

SILIKON (Si) …
 Dalam tanah terutama terdapat bentuk Si(OH)4 dan diduga tanaman menyerap dalam bentuk ini.
 Si essensiil bagi PADI, TEBU DAN RUMPUT DISAMPING BEBERAPA TANAMAN LAIN SEPERTI GANDUM, KETIMUN, DESMONDIUM CLOVER, LETTUCE, dll.
 Peneliti-peneliti Jepang dalam percobaan dengan KULTUR HARA menemukan bahwa pada tanaman padi silikon dapat menambah tinggi tanaman, jumlah batang, berat basah, dan berat kering tanaman.

Hubungan media tanam dengan uH nitrisi tanaman
SYARAT MEDIA TANAM YG BAIK …
 Mempunyai SIFAT FISIK YG REMAH / gembur
 Tidak mengandung BAHAN BERACUN (TOKSIK)
 Mengandung UH / nutrisi tanaman yg cukup
 Tingkat kemasaman / REAKSI TANAH NETRAL (sesuai dgn kebutuhan tanaman)
 BEBAS HAMA DAN PENYAKIT
 Mempunyai DAYA PEGANG AIR yg cukup
 Mempunyai KAPASITAS BUFFER / daya penyangga yg TINGGI
 BERBOBOT RINGAN

MENGENAL MEDIA NON TANAH
(MEDIA ALTERNATIF)

DEFINISI :
Media tumbuh tanaman selain tanah (cocopeat,
pasir malang, pakis, zeolit, sekam bakar, dll).
KEUNTUNGAN :
a. Media tanam tampak bersih
b. Ringan
c. Mudah dirawat (mengganti/menambah
media lagi

KESEIMBANGAN HARA …
 Untuk PERTUMBUHAN OPTIMUM tanaman.
 Kelebihan & kekurangan menyebabkan efek (-) pd tanaman
Mis : - >> Mg dpt menghambat pengambilan K
- Rendahnya pemberian P dpt menginduksi
defisiensi Zn
 Pemeliharaan keseimbangan hara dlm tanah
faktor penting dari tujuan PERBAIKAN PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN TANAMAN.
 Manajemen hara menjadikan budidaya tan. Menjadi lebih ekonomis, efisiensi, dan tdk merusak lingkungan


 TIPE MEDIA TANAM :

1. Media tanam padat, terdiri dari :
A. Bahan organik
B. Bahan anorganik
2. Media tanam cair, terdiri dari :
C. Hidroponik terapung
D. Aeroponik
MEDIA TANAM PADAT …
 BAHAN ORGANIK
 Pada umumnya berasal dari bahan-bahan yg berasal dari ORGANISME HIDUP yg mengandung C, yang bersenyawa dengan elemen nutrisi yang lain yaitu H, O, N, dan S, yang merupakan bagian segar atau sisa-sisa tanaman dan binatang.
 Bahan organik yang biasa digunakan sebagai media tanam termasuk bagian tanaman misal :
DAUN, BATANG, BUNGA, BUAH, ATAU KULIT KAYU, yang jatuh ke permukaan tanah.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MEDIA BAHAN ORGANIK …

KEUNTUNGAN :
 Sangat cocok untuk perkembangan akar.
 Mampu menyediakan nutrisi tanaman.
 Memiliki pori makro dan mikro yang hampir seimbang sirkulasi udara baik.
 Kemampuan daya pegang air tinggi.
 Mempunyai Kapasitas Buffer (daya sangga) tinggi.
 Cocok bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat.
 Lebih ringan.

KERUGIAN:
 Sterilitas sulit dijamin.
 RH tinggi rentan terhadap serangan jamur, bakteri, virus penyebab penyakit tanaman.
 Tidak permanen.

BEBERAPA MACAM APLIKASI MEDIA
BAHAN ORGANIK …

 ARANG SEKAM sayuran, buah-buahan
 PAKIS anggrek, anthurium
 KOMPOS umum
 MOSS persemaian, pertumbuhsn
 PUPUK KANDANG umum
 SEKAM PADI umum
 KULIT PINUS (PINE PARK) hortikultura, ada rcn
 KULIT EUCALYPTUS jrg digunakan
 SABUT KELAPA (COCOPEAT) campuran tan.hias
 HUMUS KALIANDRA umum

BEBERAPA MACAM APLIKASI MEDIA
BAHAN ANORGANIK …

 POTONGAN BATA / GENTING
 PASIR
 KORAL SPLIT DAN BATU APUNG
 KERIKIL
 PERLIT
 VERMIKULIT
 PLASTICFOAMS
 CLAY PELLETS & CLAY BALL
 ROCKWOLL
 HYDROGEL

MEDIA TANAM CAIR …
LARUTAN NUTRISI HARA
 Pupuk cair lengkap yg banyak diperdagangkan, cocok (dapat) digunakan untuk larutan hidroponik
 Salah satu CONTOH media tanam cair : HIDROPONIK TERAPUNG dan AEROPONIK
 Setiap nurseri punya resep racikan nutrisi masing-masing dan sebagian besar tanaman disajikan dalam tabel berikut ini :

MEDIA TANAM TANPA TANAH (HIDROPONIK) …
 HIDROPONIK berasal dari kata Yunani :
HYDRO = AIR ; PONOS = DAYA
HIDROPONIK : Budidaya tanaman yang memanfaatkan air, tanpa menggunakan tanah sbg media tanam atau soiles.
 Umumnya pada budidaya tanaman hortikultura ( sayuran dan buah ) dan tanaman hias.


MEDIA TANAM TANPA TANAH (AEROPONIK) …
 AEROPONIK merupakan satu cara penanaman sayuran yang terbaik menggunakan udara serta ekosistem air/nutrien tanpa penggunaan tanah.
 Nutrisi diberikan dgn cara PENGKABUTAN secara merata di daerah perakaran.
 Teknik ini menempatkan tanaman sedemikian rupa hingga akar tampak menggantung
 DI INDONESIA, teknik penanamannya baru sampai pada HIDROPONIK SUBSTRAT dan NFT.


BEBERAPA CONTOH APLIKASI
MEDIA TANAM CAMPURAN …
 Semua campuran menggunakan perbandingan dlm VOLUME .
 Sifat-sifat fisik tergantung pd distribusi ukuran partikel, dan tdk tergantung pd proporsi komponen bahan campuran
 MEDIA CAMPURAN yg UMUM DIPAKAI :
Misal media campuran untuk ANGGREK :
Potongan kulit pinus/peatmoss/pasir = 4 : 3 : 1
Pakis cacah/peatmoss/zeolit = 4 : 3 : 1
Peatmoss/sekam padi/kerikil/styrofoam = 2:1:1:1

JENIS TANAMAN …
 SAYURAN : SELADA, SAWI, PAKCHOI, TOMAT, WORTEL, ASPARAGUS, BROKOLI, CABAI, SELEDRI, BAWANG MERAH, BAWANG PUTIH, BAWANG DAUN, TERONG, DLL
 BUAH : MELON, TOMAT, MENTIMUN, SEMANGKA, STRAWBERI, PAPRIKA, DLL
 TANAMAN HIAS : KRISAN, GARBERRA, ANGGREK, KALADIUM, KAKTUS, DLL
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN MENGGUNAKAN
MEDIA TANAM UNTUK TANAMAN HIAS …
 Prospek CUKUP BAIK
 Untuk keperluan sendiri, diperdagangkan maupun disebarkan
 Wadah berupa pot khusus hidroponik
 MEDIA PASIR, PECAHAN BATU APUNG, ATAU KERIKIL SINTETIS
 Kendala pengusahaan skala besar : PERSAINGAN dgn produk sejenis yg berasal dari PERTANIAN TRADISIONAL


Kombinasi antara media alternatif dengan media
tanah dan pupuk organik dapat memberikan
sinergi yang baik bagi pertumbuhan dan perkem-
bangan tanaman.

Penggunaan secara bersamaan (mix) ataupun
hanya media alternatif saja terkait berkaitan erat
dengan CARA PENYAJIAN dan KEPRAKTISAN yang
harus diimbangi dengan PEMUPUKAN secara
rutin.