Secara kimia auksin (IAA) mirip dengan asam
amino triptofan (walaupun sering 1000 kali lebihencer) dan barangkali memang
disintesis dari tripofan. Ada dua jenis mekanisme sintesis yang dikenal (Gambar
1) dan keduanya meliputi pengusiran gugus asam amino dan gugus karbonsil-akhir
dari cincin samping triptofon (Sembdner dkk, 1980, Cohen dan Bialek, 1984;
Reinecke dan Badruski, 1987). Lintasan yang lebih banyak terjadi pada sebagian
besar spesies barangkali mencakup tahapan berikut: gugus amino bergabung dengan
sebuah asam alfa-keto melalui reaksi transaminasi menjadi asam indolpiruvat,
kemudian dekarbosilisasi indolpiruvat membentuk indolasetaldehid; akhirnya,
indolasetat delhid dioksidasi menjadi IAA. Enzim yang paling aktif diperlukan
untuk mengubah triptofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda, seperti meristem tajuk, serta daun dan buah yang
sedang tumbuh. Di semua jaringan ini, kandungan auksin juga paling tinggi, yang
menunjukkan bahwa IAA memang diturunkan bukan dari bentuk-D, dan hal ini dianggap tidak alami
(Mc-Queen-Mason dan Hamilton 1989; Tsurusaki dkk,1990). Kemungkinan tersebut
perlu diteliti lebih cermat lagi agar kita dapat memastikan kepentingannya dan
cara pembentukkanya.
Tampaknya cukup masuk akal bahwa tumbuhan
memiliki mekanisme untuk mengendalikan jumlah hormon potensial seperti IAA.
Laju sintesis merupakan salah satu mekanisme, dan ketidak aktifan sementara melalui pembentukan konjugat auksin
adalah mekanisme yang lain lagi. Pada konjugat, disebut juga auksin terikat,
gugus karbonsil IAA (yang paling banyak
dikaji di antara jenis auksin) bergabung secara kovalen dengan molekul lain
membentuk beberapa turunan. Jenis konjugat IAA sudah banyak dikenal, termasuk
peptida asam indolasetil aspartat dan ester IAA-inositol dan IAA-glukosa.
Umumnya tumbuhan melepaskan dapat melepaskan IAA dari konjugat ini dengan
bantuan enzim hidrolase, yang menunjukkan bahwa konjugat merupakan bentuk
cadangan IAA. Pada kecembah serealia-bulir, konjugat tersebut adalah bentuk
penting IAA yang dapat diangkut, terutama dari endosprm biji, melalui xilem,
menuju ujung kolieptil dan daun muda. Tampaknya, lintasan itulah yang berlaku
sehingga auksin mencapai ujung kolieptil, seperti yang di temukan Went.
Ada dua proses lain untuk menyingkirkan IAA,
yang bersifat merusak. Yang pertama meliputi oksidasi dengan O2 dan
hilangnya gugus karboksil sebagai CO2 . Hasilnya bermacam-macam,
tapi biasanya yang utama adalah 3-metilienoksindol.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah IAA oksidase, dan semuanya atau hampir semuanya sama dengan peroksidase yang berperan dalam langkah
awal pembentukan lignin. Dalam penelitian dengan beech dan horseradish misalnya,
ditemukan 20 isozim peroksidase dan
semuanya memiliki aktivitas sebagai IAA oksidase (Grove dan Hoyle, 1975).
Auksin tiruan tidak dirusakkan oleh enzim enzim oksidase ini, sehingga jenis
auksin itu bisa bertahan lebih lama dalam tumbuhan daripada IAA. Auksin
terkonjugat juga tahan terhadap IAA oksidase.
Belum lama ini, lintasan–kedua perusakan IAA
ditemukan pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada lintasan tersebut tersebut,
gugus karboksil IAA tidak hilang, tapi karbon 2 pada cincin heterosikliknya. Rincian lintasan perusakan
ini masih belum diketahui, namun terbukti jauh lebih penting daripada yang
melibatkan IAA oksidase.
Asam Indolasetat (IAA)
Gambat 1: Kemungkinan mekanisme pembentukan IAA pada
jaringan tumbuhan.
jaringan tumbuhan.
1 Response to "Sintesis dan perusakan auksin (IAA)"
Hai mudah mudahan kamu masih aktif menggunakan blogspot ini, sedikit mau bertanya boleh? Buku apa yang menjadi referensi kamu saat menulis ini, penjelasan di blog kamu sangat bermanfaat untuk tugas mata kuliah ku hehe kalo boleh tau buku referensi apa yang kamu gunakan. Terimakasih :)
Post a Comment