AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

Konsep Hormon dan cara kerjanya


Batasan hormon
Apakah hormon tumbuhan itu? Sebagian besar ahli fisiologi tumbuhan menerima batasan yang mirip dengan batasan untuk hormon pada hewan:
   Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahakan ke bagian lain, dan pada kosentrasi yang rendah menimbulakan suatu respons fisiologis. Respon pada organ sasaran tidak perlu bersifat memacu, karena proses seperti pertumbuhan atau diferensiasi kadang malah terhabat oleh hormon, terutama oleh asam absisat. Karena hormon harus disintesis oleh tumbuhan, maka ion K+  atau Ca2+ , yang dapat juga menimbulkan respons penting, dikatakan bukan hormon. Zat pengatur tumbuh organik yang disintesis oleh ahli kimia organik (misalnya, 2,4-D, sejenis auksin), atau yang disintesis organisme selain tumbuhan, juga bukan hormon. Batasan tersebut menyatakan pula bahwa hormon harus dapat dipindahkan di dalam tubuh tumbuhan, namun tidak dijelaskan bagaimana atau sejauh mana pemindahan itu; tidak pula berarti bahwa hormon tidak menimbulkan respons pada sel yang mensintesisnya. (Etilen dan zat pemasak buah lainya merupakan contoh yang baik; hampir dapat dipastikan bahwa etilen memacu pemasakan semua sel yang membuatnya, dan sel lainya juga). Sukrosa tidak dipandang sebagai hormon, walaupun disintesis dan dipindahkan dalam tumbuhan, sebab zat itu menyebabkan pertumbuhan hanya pada konsentrasi cukup tinggi. Hormon sering sudah efektif pada kosentrasi-dalam mendekati 1µM, sedangkan gula, asam amino, asam organik, dan beberapa metabolit lainya yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan (tidak termasuk enzim dan sebagian besar koenzim) biasanya terdapat pada kosentrasi 1 samapai 5 µM.

   Gagasan bahwa perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh zat kimia tertentu bukanlah hal baru. Sekitar 100 tahun yang lalu, seorang ahli botani berkebangsaan jerman, Julius von sachs, mengemukakan bahwa pembentuk organ yang khas terdapat dalam tumbuhan. Ia menduga bahwa salah satu bahan meyebabkan pertumbuhan batang, yang lainya memacu pertumbuhan daun, akar, bunga atau buah. Namun zat kimia yang khas pada suatu organ belum pernah dapat dicirikan. Karena kosentrasi hormon yang amat rendah pada tumbuhan, maka hormon pertama yang ditemukan adalah (asam indolasesat) baru dapat dicirikan pada tahun 1930-an; bahkan pada saat itu hormon tersebut mula-mula dimurnikan dari air seni. Karena hormon itu dapat meyebabkan begitu banyak respons, bila diberikan dari luar kepada tumbuhan, maka oleh banyak orang hormon itu dianggap sebagai satu-satunya hormon tumbuhan. Anggapan itu terbantahkan ketika berbagai efek gibrelin ditemukan pada tahun 1950-an.

    Ketika semakin banyak hormon dapat dicirikan dan efek serta kosentrasi endogenya dikaji, dua hal yang menjadi jelas. Yang pertama, setiap hormon mempengaruhi respons pada banyak bagian tumbuhan. Kedua, respons itu bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembanganya, konsentrasi hormon, interaksi antarhormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan. Oleh karena itu, terlalu gegabah bila dikatakan bahwa efek hormon berlaku umum pada proses perkembangan suatu organ atau jaringan tumbuhan tertentu. Jadi konsep Sachs yang mengatakan bahwa jaringan yang berbeda akan memberikan respons yang berbeda terhadap zat kimia yang berbeda, memang dapat diterima.


bahan bacaan dari:
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross
Fisiologi tumbuhan: jilid 3,

No Response to "Konsep Hormon dan cara kerjanya"

Post a Comment