AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

Efek auksin pada akar dan pembentukan akar

Efek Auksin pada akar dan pembentukan akar

      IAA terdapat di akar, pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya. Seperti ketika pertama kali dikemukakan pada tahun 1930-an, pemberian auksin memacu pemanjangan potongan akar atau bahkan akar utuh pada banyak spesies, tapi hanya pada konsentrasi yang rendah(10-7 sampai 10-13 M, bergantung pada spesies dan umur akar). Pada konsentrasi yang lebih tinggi (tapi masih cukup rendah, antara 1 sampai µM), pemanjangan hampir selalu terhambat. Diperkirakan, sel akar umumnya mengandung cukup atau hampir cukup untuk memanjang secara normal. Memang banyak ptongan kar tumbuh selama beberapa hari atau  beberapa minggu in vitro tanpa penambahan auksin, yang menandakan bahwa kebutuhan akan hormon ini sudah terpenuhi dari hasil sintesis ini sendiri. Percobaan terbaik yang dilakukan sampau saat ini yang berkenaan dengan kadar auksin di akar, hanya meyelidiki bener tidaknya akar mengandung IAA, dan apakah tingkat IAA sedemikian itu secara normal bisa memacu pertumbuhan akar. Berdasarkan pada apa yang diketahui sekarang, bahwa ada empat macam auksin dalam dunia tumbuhan, maka jenis auksinya perlu diteliti kembali dengan menggunkan metode dan analisis modern.

    Salah satu dari banyak pertanyaan mengenai cara kerja auksin meyangkut caranya menghambat pertumbuhan akar pada tngkat mikromolar. Sudah sejak lama diduga bahwa sebagian penghambatan ini disebabkan oleh etilen, sebab semua jenis auksin mamacu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan etilen, terutama bila sejumlah besar auksin ditambahkan. Pada sebagian besar spesies, etilen memperlambat pemanjangan akar dan batang, walaupun demikian, hasil percobaan yang dilaporkan Eliasson dkk(1989) menunjukkan dengan jelas bahwa IAA dapat menghambat pemanjangan akar kecambah kacang kapri yang masih utuh, tetapi tidak mempengaruhi produksi etilen pada akar yang sama tersebut, segera setelah akar itu dipisahkan, Gambar 1, hasil percobaan ini dan percobaan lainya menunjukkan bahwa auksin menghambat pertumbuhan akar kapri, paling tidak dengan mekanisme yang belum diketahui, yang tidak bersangkut-paut dengan etilen. Kita masih harus menunggu penjelasan lebih lanjut tentang cara auksin menghambat atau, pada konsentrasi yang jauh lebih rendah melah memacu pemanjangan akar untuk tumbuh dalam biakan jaringan selama beberapa minggu atau beberapa bulan membuktikan bahwa akar tersebut tidak memerlukan auksin yang dihasilkan oleh tajuk. Hal ini dapat berarti bahwa ketika dipotong, akar dapat segera beradaptasi membentuk satu jenis atau beberapa jenis auksin yang dibuthkannya. Dapat pula berarti bahwa akar selalu memiliki kemampuan mesintesis auksin dalam jumlah yang cukup bagi pertumbuhan.1


      Para ahli fisiologi telah meniliti pengaruh aukisn dalam proses pembentukanakar yang lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sintem tajuk. Terdapat bukti yang kuat bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup (kaya akan auksin) dipangkas jumlah pembentukan akar samping berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, kemampuan membentuk eksogen yang biasanya menghambat pemanjangan akar, dengan efeknya yang memecu pertumbuhan dan perkembangan awal akar (Wightman dkk, 1980). Walaupun demikian, akar beberapa spesies tanpa tajuk yang ditumbuhkan dalam biakan jaringan berhasil membentuk akar samping. Kejadian itu menunjukkan bahwa dalam keadaan tersebut, akar tidak membutuhkan auksin atau akar sudah mempunyai cukup auksin.

      Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu (misalnya, apel) telah membentuk primodia akar liar terlebih dahulu dalam batangnnya, yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan hanya tumbuhan bila dipacu dengan auksin (Haissig, 1974). Primodia ini sering terdapat di nodus atau dibagian bawah cabang , diantara nodus. Daerah seperti pada batang apel masing-masing mengandung sampai 100 primodia akar. Bahkan batang tanpa primodia akar yang terbentuk sebelumnya, akan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar.

      Pada tahun 1935, Went dan Kenneth V thimant menunjukkan bahwa IAA memacu pertumbuhan awal akar pada stek batang, dan dari situlah berkembang pertama kali penggunakan auksin dalam praktek. Auksin tiruan NAA, biasanya lebih efektif dari IAA, tampaknya karena NAA tidak dirusak IAA oksidase atau enzim lainsehingga bisa bertahan lebih lama. Asam indolbutirat (IBA) lebih lazim digunakan untuk memacu perakaran dibangingkan dengan NAA atau auksin lainya. IBA bersifat aktif, sekalipun cepat dimetabolismekan menjadi IBA-asparat dan sekurangnya menjadi satu konjugat  dengan peptida lainnya. Diduga terbentuknya konjugat tersebut dapat menyimpan IBA, yang kemudian secara bertahap dilepaskan; hal ini menjadikan konsentrasi IBA bertahan pada tingkat yang tepat, khususnya pada tahap pembentukan akar selanjutnya.
Perbanyakan dari potongan daun juga dapat dipacu oleh auksin. Beberapa spesies (apel,pir dan sebagian besar tumbuhan gimnosperma), sulit menumbuhkan perakaran dari batang  dengan atau tanpa auksin. Tapi, kini diketahui bahwa banyaknya kegagalan auksin itu berkaitan dengan penggunaan stek yang berasal dari tumbuhan dewasa. Ketika pohon atau tumbuhan semak masih dalam fase menjelang berbunga, stek batangnya jauh lebih mudah berakar dengan adanya auksin, khususnya IBA.

       Daerah pembentukan akar liar pada batang sebgian besar spesies terletak pada bagian basal fisiologis  yang menjauhi apeks  batang. Bahkan, jika potongan tajuk diletakkan terbalik dalam lingkungan atsmofer yang lembab, biasanya akar akan terbentuk di dekat pucuk, jauh dari ujung batang yang asli dan ditempat yang diperkirakan auksin terkumpul akibat pergerakan secara polar. Pada banyak spesies, akar liar terbentuk didaerah dasar batang tumbuhan utuh, kadang hanya berupa promordia. Tapi, primordia itu kadang muncul seperti munculnya akar tunjang dari nodus pada tangkai jagung. Penambahan auksin sering menyebabkan munculnya banyak akar liar di daerah ruas batang bagian bawah, seperti ditemui pada tanaman tomat. Akar liar tidak hanya muncul dari dasar batang, tapi dapat pula terbentuk dipermukaan bawah batang yang diletakkan pada posisi mendatar asalkan dijaga kelembapanya. Kandungan auksin meningkatkan di daerah munculnya akar, sebelum akar berkembang. Di alam, batang yang lemah dapat menumbuhkan akar penompang tambahan untuk memperkuat sistem akar yang sudah ada.

_______.1. Kadang, biakan jaringan akar seperti itu memerlukan satu atau beberapa jenis vitamin B (khusunya vitamin B1) agar tumbuh dengan baik. Apakah itu berarti bahwa vitamin tersebut, yang dikenal sebgai koenzim dalam berbagai reaksi metabolik, juga dapat dikatakan hormon pertumbuhan akar? Atau apakah karena potongan akar tersebut semata-mata kehilangan kemampuan normalnya untuk mensintesis hormon?


No Response to "Efek auksin pada akar dan pembentukan akar"

Post a Comment