AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

Budidaya Perkebunan KAKAO

POKOK-POKOK PENTING BUDIDADAYA KAKAO
1. sifat batang dan cabang
2. akar
3. bunga
4. buah
5. faktor lingkungan
6. fisiologi
1. Sifat batang dan cabang
SIFAT DIMORFISME
Artinya mempunyai 2 bentuk tunas vegetativ
Plagiotrop ortotrop
(menyamping) (ke atas)
Ortotrop=chupon
plagiotrop=cabang kipas=fan
Perbedaan kedua macam tunas tsb juga terletak pd :
• Rumus daun
• Ukuran daun
• Ukuran tangkai daun
• Tanaman kakao asal biji, stlh umur 1 th memiliki ketinggian 0,9-1,5 m, pertumbuhan vertikalnya akan berhenti kemudian membentuk perempatan (jorket/jorquette). Tinggi rendah jorket tergantung pd :
1. kualitas bibit
2. kesuburan tanah
3. intensitas cahaya yg diterima
Jorket merupakan tempat perubahan pola percabangan, yakni dari tipe ortotrop ke plagiotrop
Peralihan pertumbuhan seperti ini adalah khas dari tanaman kakao karena tidak terjadi
pada tanaman lain
• Proses pembentukan jorket
1. Didahului dg berhentinya pertumbuhan tunas ortotrop krn ruas2nya tdk lagi memanjang
2. Pd ujung tunas tsb, stipula,kuncup ketiak daun serta tunas daun tdk berkembang lagi
3. Dari ujung perhentian tsb, selanjutnya tumbuh 3-6 cabang dg arah pertumbuhan condong kesamping membentuk sudut 0-60ยบ terhadap bidang horisontal. Cabang2 tsb disebut cabang primer yg bersifat plagiotrop
4. Dari cabang primer akan tumbuh cabang sekender, dari cab sekender akan tumbuh cab tersier dst yg semuanya bersifat plagiotrop.

Cabang plagiotrop tdk membentuk jorket
PADA TANAMAN KAKAO DEWASA, SEPANJANG BATANG POKOK TUMBUH BANYAK WIWILAN (TUNAS AIR/ chupon) YG BERSIFAT ORTOTROP SEHINGGA PASTI MEMBENTUK JORKET
DALAM TEKNIK BUDIDAYA YG BENAR TUNAS AIR INI HARUS SELALU DIBUANG AGAR KAKAO SELALU TERPELIHARA TETAP PENDEK DAN BERBUAH BANYAK
• 2. Akar
• 3. Bunga
• Kakao mulai berbunga stlh berumur 3 th
• Perkembangan bunga bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun
• Tempat tumbuh bunga perlahan-lahan akan membesar dan menebal membentuk bantalan bunga
• ....bunga, lanjutan..
Ciri umum:
1. Warna putih,ungu,atau kemerahan. Warna kuat tdpt pd benangsari dan daun mahkota, warna bunga khas unt setiap kultivar
2. Tangkai bunga kecil tp pjg (1-1,5 cm)
3. Daun mahkota panjang (6-8 mm) tdr 2 bag, pangkal menyerupai kuku binatang, ujung berbentuk lembaran tipis warna putih yg fleksibel
4. Rumus bunga K5C5A5+5G(5)...artinya bunga tersusun atas 5 daun kelopak yg tdk terkait satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari (tersusun dlm 2 lingkaran) masing2 tdr dr 5 tangkai sari dan 5 daun buah yg bersatu
• 4. Buah
• Bentuk dan warna kulit buah sangat bervariasi tergantung kultivarnya. Namun pada dasarnya hanya ada 2 macam warna :
a. Buah yg ketika muda berwarna hijau/hijau agak putih, bila
sdh masak berwarna kuning
b. Buah yg ketika muda berwarna merah, bila sdh masak
berwarna orange
• biji
Biji kakao dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih, rasanya asam manis dan diduga mengandung zat penghambat perkecambahan
• 5. Faktor lingkungan dan fisiologi
A.Faktor lingkungan
1. habitat asal
- hulu sungai amazon didlm hutan tropika basah
- di habitat asalnya,kakao terbiasa hidup dibwh naungan
tanaman hutan
- pemakaian naungan pd budidaya kakao mrpk keharusan
2. peran cahaya
seiring dg pertumb &perkemb tanaman, kebutuhan akan
naungan perlahan berkurang hal ini
mengingat peran vital cahaya dlm fisiologis tanaman
(fotosintesis,respirasi, transpirasi)
B. Fisiologi
1. laju hasil fotosintesis
• ...lanjutan laju fotosintesis..
a.ILD (LAI)
 Laju hsl fotosintesis dpt didekati dengan menghitung jumlah daun serta mengukur laju penyerapan CO2 per satuan luas daun. ILD=jml.luas semua daun/luas tanah yg ternaungi
 Secara matematika,hsl fotosintesis akan meningkat sejalan dg meningkatnya LAI. Tapi dlm prakteknya sngt tgt pd struktur tajuk dan pencahayaan.
• Menurut Alvim et.al,(1972)
LAI optimum tanaman kakao dewasa berkisar 3,7-5,7, yakni setara dg produksi asimilat 3,5-5,0 mg/dm2/hari atau 12,8-18,2 ton bahan kering/hektar/tahun
Keberhasilan fotosintesis berkorelasi positif dengan keberadaan stomata. Jika intensitas cahaya meningkat, jml stomata cenderung meningkat,tapi peningkatan tsb lebih dikarenakan semakin kecilnya ukuran sel-sel epidermin shg jarak antar stomata menjadi lebih dekat
• Perkembangan akar dan faktor-faktor yg berpengaruh
akar tunggang
Kakao asal biji (bth wkt 2th unt
mencapai 50 cm)
akar lateral
Akar tunggang palsu
Kakao asal vegetatif
Akar lateral
Bila struktur tanah baik, perkaran dpt mencapai kedalaman optimal (1,0 – 1,5m)
• Fisiologi bunga
Pada bekas ketiak daun, tempat munculnya bunga, ada 2 tunas:
1.Besar (tunas principal) hanya menghasilkan cab. Veg.
2. Kecil (tunas subordinate) biasanya akan membentuk bunga
Sementara itu di tempat berkembangnya bunga(bantalan bunga) yg msh aktif akan dihslkan bunga selama bbrp tahun.
Bunga2 akan menjadi steril bila terganggu fisiologisnya:
• Terpotong saat panen
• Terserang penyakit kanker Phytopthora palmivora
Bunga kakao bersifat protogini (kepala putik masak dan mekar lebih awal daripada benangsari)
Serangga penyerbuk : Farcipomya spp
• Gugurnya bunga
Mekanisme gugurnya bunga terkait dg perubahan tekanan osmosis dalam tangkai bunga
BUNGA DEWASA
Nutrisi tangkai bunga b.sari,putik,+bag2 bunga
Ditimbun
Jika ada pembuahan, nutrisi dirombak melalui proses respirasi
Jika tdk terjadi pembhn, cad. Nutrisi tdk terpakai, terakumulasi, tek.osmosis naik, sel membesar dan pecah
Itulah salah satu sebab mengapa pd musim kemarau banyak bunga rontok
• Faktor-faktor yg mempengaruhi pembungaan
• 1. Internal
a. Umur tanaman
b. Status nutrisi
c. Aktivitas kambium
d. Status hormon
• 2. eksternal
a. Naungan
b. Suhu
c. Distribusi hujan
d. Kelembaban udara
• Perkembangan dan pemasakan buah
Prekositas (awal berbuah) dipengaruhi oleh bahan tanam yg digunakan
1. Asal stek :paling cepat berbunga, disusul tan.asal sambungan plagiotrop, okulasi plagiotrop,
2. asal benih: paling lambat
HASIL BUAH KAKAO DIPENGARUHI:
a. Jumlah bunga tumbuh
b. Persentase bunga diserbuki
c. Persentase buah muda yg berhasil berkembang



BUDIDAYA KAKAO
(Theobroma cacao.L)

• Bunga kakao...tumbuh di batang
• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae / Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
• Negara mana saja penghasil kakao dunia?
...Data panen tahun 2005
1. Pantai Gading (38 %)
2. Ghana (19 %)
3. Indonesia (13%)
4. Nigeria (15 %)
5. Brazil (5%)
6. Kamerun (5%)
7. Ekuador (4%)
8. Malaysia (1%)
• BOTANI...habitus
Kakao merupakan tanaman tahunan (perennial)
Habitus : bentuk pohon, bisa mencapai 10m
(dlm budidaya dibuat setinggi 5 m )
Tajuk :menluas menyamping untuk
memperbanyak cabang produktif
Bunga : tumbuh (muncul) di batang dan
cabang,merupakan bunga tunggal
Buah : buah buni
• BUAH DAN BIJI
• Dua kelompok besar kakao di Indonesia
A. Kakao mulia (edel cacao)
• dihasilkan perkebunan2 tua kakao, hasil persilangan variatas2 pada jaman belanda, contoh DR-38 (Djatirunggo)
• Berpenyerbuk sendiri
• Kualitas tinggi, hasil rendah
B. Kakao Curah (bulk cacao)...atau kakao lindak
• Self incompatible
• Kualitas rendah tapi hasilnya banyak
• Tidak diutamakan rasa, tapi lemaknya


• PEMBUKAAN DAN PERSIAPAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA KAKAO
Persiapan Lahan
1. Pembersihan areal penanaman dari hal-hal yang tdk diperlukan :semak,gulma, tan.bukan penaung, dll
2. Dipastikan lahan sudah dikonservasi (bebas erosi, relatif subur dan lestari)
3. Penanaman pohon penaung
4. Pembuatan teras
5. Pembuatan saluran pembuangan air
6. Pembuatan rorak untuk aerasi
• 1.Pembukaan Lahan
• Pada awal pembukaan, utamakan membuat jalan kebun, saluran/got
• 2. Pembuatan Teras
Fungsi teras:
a.Menahan erosi pada tnh miring
b. Untuk bidang tanam menurut kontur
c. Menahan laju aliran air
d. Memberi peluang peresapan
Air hujan kedlm tanah
3 macam teras:
• Teras bangku
• Teras gulud
• Teras individu
• Teras bangku
• Adalah teras yang dibuat dg meratakan tanah di bagian bawah shg membentuk susunan seperti tangga
• Unt tnh yg mudah longsor, teras jenis ini sngt dianjurkan
• Saluran drainase dibuat di dlm teras, tepat di bawah tebing teras
• detil penampang teras bangku
• Teras gulud
• Teras ini dibuat untuk lahan dengan kemiringan kurang 15%
• Dibuat dg cara memotong lereng sesuai dengan kontur
• Saluran drainase dibuat di pinggir teras di sebelah dalam guludan
• Teras individu
• Dibuat pada lahan dg kemiringan >45%
• Sketsa pembuatan teras individu
• Pembuatan piringan teras harus sedikit miring ke dalam seperti halnya pembuatan ters bangku
• Pilihan bentuk teras pada jeluk kecuraman lereng dan
kepekaan erosi yang berbeda
• 3. Pengajiran
Pengajiran adalah cara untuk mendapatkan titik-titik unt lokasi penanaman dan lubang tanam yang sesuai jarak tanam yang dikehendaki shg barisan antar tanaman bisa teratur.
Perbedaan pengajiran pada lahan datar dan lahan miring:
• Pada lahan datar: pengajiran barisan tanaman dibuat arah utara-selatan, deretan tanaman pokok dlm barisan maupun antar barisan dibuat saling tegak lurus, jarak tanam untuk kakao maupun penaung dipilih sesuai populasi standar pilihan dan tipe iklim (hujan)setempat
• Pada lahan miring : barisan tanaman dibuat sejajar dengan garis kontur, tujuannya agar aspek konservasi tanah dan air tetap konsisten
• Contoh barisan tanaman kakao muda
• 4. Persiapan pohon penaung
Alasan penggunaan penaung :
a. Habitat asli kakao adalah hutan tropika basah, pada habitat tsb kakao tumbuh di bawah naungan pohon-pohon tinggi
b. Dalam budidaya kakao kondisi yg sesuai habitat asli masih dipertahankan dg cara memberikan naungan
c. Tanaman kakao muda yg kurang mendapat naungan akan mengalami hambatan pertumbuhan
Ciri-cirinya:
• daun sempit
• Menguning
• Pada suhu tinggi daun mengalami nekrosis, disusul kerontokan daun
d. Tanaman kakao juga butuh perlindungan dari angin kencang,
• Kebutuhan tingkat naungan ditentukan beberapa hal
1. Umur tanaman
2. Populasi
3. Tingkat kesuburan tanah
Ad.1: umur 2-3 th mutlak butuh naungan
setelah umur tsb, kebutuhan menurun tp tdk sampai nol
secara umum kebutuhan naungan pd umur 12-18 bl
adalah 30 – 60%
Ad.2: populasi hrs juga diatur dan dikelola dg baik agar pengaruh naungan dpt makasimal,Pangkasan juga perlu diatur
• Efek tanpa naungan pada kakao dewasa
1. Produksi fase awal tinggi
2. Perlu masukan tinggi (pupuk dll)
3. Umur ekonomis pendek
4. Resiko gagal panen buah tinggi
Efek penggunaan naungan namun tanpa pengelolaan yg benar
1. Hasil buah kakao rendah
2. Masukan rendah dan tanaman tidak respon masukan tinggi
3. Umur ekonomis panjang
4. Resiko gagal panen kecil
• Macam tanaman penaung
A. Penaung sementara
B. Penaung tetap
Penaung sementara hanya berfungsi selama penaung tetap blm berfungsi baik, biasanya dari awal tanam sampai umur 2 th
Penaung tetap bersifat permanen tetapi populasinya selalu dikurangi seiring dg bertambahnya umur kakao.
Syarat-syarat penaung sementara:
1. Tumbuh menyemak tapi tegak
2. Tumbuh cepat tapi tahan dipangkas unt menghslkan bhn organik yg banyak
3. Perakaran tdk dalam dan melebar
4. Dari famili legume
• Tata letak tanaman penaung di lapangan
• Penaung sementara : ditanam secara pagar/baris dg jarak 75cm – 100 cm dari tanaman kakao. Arah barisan utara-selatan
• Penaung tetap : ditanam pada potongan garis diagonal yang menghubungkan tanaman kakao. Pada awal penanaman penaung tetap, perbandingan populasi tanaman kakao dg penaung tetap , sama 1:1
• Untuk penaung berupa pohon kelapa, jarak tanamnya adalah 10 x 12 m atau 10 x 10 m
Sebagai dasar penentuan, prinsipnya dengan penaungan masih bisa diteruskan cahaya sebesar 60 – 75 %
• Saat penanaman penaung
Penaung sementara hrs sdh berfungsi saat bibit kakao dipindah ke lahan
Sebagai pedoman, kakao muda hanya mendapatkan penyinaran matahari langsung selama 2 jam antara pukul 11.00 – 13.00
Penaung sementara ditanam 1 th sebelum bibit ditanam di kebun
Penaung tetap
Pedoman, diusahakan agar pertumbuhan tajuk kakao dengan penaung tdk terjadi persaingan
Apabila menggunakan lamtoro, gliriside, dan turi, waktu penanamannyabersamaan dengan penaung sementara (1-2 th di depan)
Jika memakai kelapa, penanamannya 4-5 tahun sebelum bibit kakao dipindah ke kebun
• Jarak tanam kakao
Faktor penentu jarak tanam:
1. Jenis bahan tanam apakah habitusnya besar/kecil?
2. Kondisi iklim dan tanah menentukan baik buruknya pertumbuhan
3. Pengelolaan tanaman
a. monokultur: 3mx3m atau 4m x 2m
b. Tumpangsari :jarak tanam pokok disesuaikan dg tanaman yg ditumpangsarikan
4. Pertimbangkan kemungkinan perkembangan penyakit Phytophtora palmivora yg dipengaruhi kelembaban kebun



MASALAH PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN PADA KAKAO
Faktor – faktor yang mempengaruhi Pembungaan
1. Faktor Internal : umur tanaman, status nutrisi, aktivitas kambium, status hormon
2. Faktor eksternal : naungan, suhu, distribusi hujan, kelembaban udara
PERKEMBANGAN DAN PEMASAKAN BUAH
 Prekositas (awal berbuah) tanaman kakao dipengaruhi bahan tanam yang digunakan
 Urutan kecepatan berbunga berdasarkan bahan tanam :
1. Asal setek
2. Asal sambungan plagiotroph
3. Asal benih
Hasil buah kakao dipengaruhi
a. Jumlah bunga yang tumbuh
b. Persentase bunga yang diserbuki
c. Persentase bunga yang dibuahi
d. Persentase buah muda yang mampu berkembang sampai masak
Dua fase pertumbuhan buah kakao
1. Berlangsung sejak pembuahan sampai umur 75 hari
2. Fase kedua ditandai dengan pertumbuhan buah yg semakin membesar/maksimal (143 – 170 hari)
Seiring pertumbuhan buah, lembaga juga makin membesar, umur 85 hr ukurannya 0,2 cm, umur 140 hr menjadi 3 cm
Sebelum lembaga berkembang lebih lanjut, bakal biji terisi cairan kental yg akan menjadi endosperma sumber nutrisi lembaga jml.berkurang trs stlh lembaga sempurna stok akan habis
Buah yg masak dan siap dipanen ditandai dg berubahnya warna kulit buah, dan biasanya biji ikut terlepas dr kulit buah dlm. Bila di kocok2 akan terdengar bunyi.
Saat masak buah juga tergantung pada rata-rata suhu udara.
Menurut Alvin et.al. (1974), membuat fromula sbb :
Tingkat kemasakan buah pada ketinggian tempat berbeda
Di dataran rendah = masak umur 4,5 bulan
Tinggi tempat 300 – 500 m, buah masak sekitar 5 bulan
Di atas 500 m, buah masak sekitar umur 6 bulan
Penelitian tentang layu kuncup buah/ buah muda
Faktor – faktor penyebab layu buah muda :
 Persaingan asimilat antara buah muda, dewasa dan tunas tunas baru
 Kekurangan hormon yg dibentuk dlm endosperma shg nutrisi tdk dpt terserap oleh buah
 Rendahnya kadar asam amino triptophan dlm bakal biji. Asam amino ini mrpk prekursor auksin jenis IAA
 Pengaruh bahan tanam atau kultivar
 Ada luka pada kulit buah yg dpt memacu aktifnya enzim polifenol oksidase yg menyebabkan hormon IAA tdk aktif
Diagram nichols, (1960), tentang hubungan nutrien dan hormon dlm mengatur pembuahan kakao
Bagaimana mengatasi layu bUah muda ini
Pemotongan tunas – tunas baru
Aplikasi ZPT Paclobutrasol……menghambat pertunasan, menekan layu buah muda, meningkatkan hasil buah (aplikasi konsentrasi 5000 ppm, disiramkan 1 liter per pohon)
Pertunasan (flushing)
 Tanaman kakao menunjukkan pertumbuhan tunas berselang – seling dengan masa dormansinya
 Pada keadaan terkendali, kakao umur 1 tahun mempunyai siklus 65 hari.Namun di alam terbuka faktor – faktor lingkungan sangat menentukan frekuensi dan intensitas pertunasan
Beberapa perlakuan yang mempengaruhi pertunasan
1. Pemangkasan
didukung oleh hipotesis bhw pd daun tua terkandung zat penghambat ABA yg mengatur pertunasan. Sementara zat pemacu pertunasan (sitokinin) yg dibentuk dlm akar diangkut dlm jml tetap. Keseimbangan antara dua zat tsb berperan besar dlm mengatur pertunasan
2. Faktor lingkungan terutama suhu udara
3. Unsur hara

PEMUPUKAN KAKAO
TUJUAN PEMUPUKAN
menambah unsur hara yang kurang atau
tidak tersedia di dalam tanah
Macam Pupuk
• Anorganik
• Organik
Anorganik :
ZA : sebagai sumber N
TSP/SP-36 : sebagai sumber P
KCl : sebagai sumber K
Dan pupuk lain sebagai sumber unsur mikro seperti Fe, Mg, Al, Bo, Mo, Mn, ..
Pupuk majemuk,pupuk mikro;

Organik:
Pupuk Kandang
Kompos
Prinsip pemupukan
 Tepat dosis
 Tepat waktu
 Tepat cara
Kekurangan atau kelebihan pupuk dapat menyebabkan keracunan pada tanaman kakao, dan mengganggu produktivitas.
 Jumlah/dosis unsur hara(pupuk) yang diberikan
Jumlah/dosis dan macam unsur hara yg harus diberikan dapat diestimasi dari hasil analisis jaringan.
Hasil analisis jaringan tanaman kakao menunjukkan kebutuhan hara yg harus dipenuhi untuk 1 hektar tanaman kakao dalam membentuk kanopi sebelum mulai berbuah, sebanyak :
200 kg N, 25 kg P, 300 kg K dan 140 kg Ca
Ini dapat dipenuhi dari:
1. Memanfaatkan unsur yg sdh tersedia dlm tanah
2. Pemupukan
Pemupukan harus memperhitungkan efisiensi pemupukan karena tidak semua unsur hara dari pupuk dpt diserap tanaman
Dosis pupuk yang bisa diberikan pada tanaman kakao dengan kondisi lingkungan baik
bentuk-bentuk unsur hara yang diserap kakao dari tanah
Jenis pupuk dan kandungan haranya
Waktu pemupukan
dilakukan 2x dalam 1 tahun
waktu ideal :
a. saat musim hujan, atau
b. akhir musim hujan (Maret- April
atau Oktober – November)
Aplikasi pemupukan
Melalui tanah
Melalui daun
Pemupukan kakao
OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Hama, penyakit, gulma
PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK), C.Cramerella
Daerah sebaran
Hampir seluruh Indonesia:
Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultengg, Maluku,Kaltim, Kalbar, Kalteng, Aceh, Sumbar, Sumut, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jatim, Bali, NTT, NTB, Papua.
Negara tetangga : Mindanau (Filipina), Malaysia, Papua Nugini
Inang
Masih terus diteliti!
Menurut Wardoyo, (1981) : C.Cramarella yg menyerang kakao tdk dpt menyerang tan. Lainnya dan sebaliknya
Selain menyerang rambutan, spesies dari hama ini juga menyerang tanaman cola, nam nam, kasai, pulasan, langsat dan mata kucing
Pengendalian
1. Pemangkasan
2. Pemupukan
3. Panen sering
4. Sanitasi
Pengendalian Hayati:
a.Pemanfaatan semut hitam (Dolichoderus thoraxicus)
b. Jamur entomopatogen (Beauveria bassiana)
c. Parasitoid telur (Trichogrammatoidea spp.)
Pengendalian Kimiawi
Penyarungan buah
Pemanfaatan semut hitam
Penyarungan buah
Kepik pengisap buah (Helopeltis spp.)



Ini hama utama peringkat kedua setelah PBK
PENYAKIT KAKAO
BUSUK BUAH

KANKER BATANG

ANTRAKNOSE

PENYAKIT VSD (Vascular Streak Dieback)

JAMUR UPAS

PENYAKIT AKAR

Pengendalian penyakit akar

• KAKAO
PASCA PANEN
Pemetikan dan sortasi
Pemeraman/penyimpanan buah
Pemecahan Buah
Fermentasi
Cuci pulp
jemur
• Tujuan fermentasi
1. Membebaskan biji kakao dari pulp
2. Mencegah pertumbuhan biji
3. Memperbaiki kenampakan
4. Mempermudah pengolahan berikutnya di pabrik coklat
5. Diperoleh biji kakao kering yg bermutu baik dan memiliki calon aroma serta citarasa khas coklat
Biji kakao yg dikeringkan tanpa difermentasi lebih dahulu akan bermutu rendah karena tdk memiliki calon cita rasa coklat
Cita rasa khas coklat berkembang dlm 2 tahapan:a. fermentasi oleh pekebun
b. penyangraian oleh fabrikan coklat
• Ciri-ciri kakao tidak terfermentasi
1. Bertextur pejal
2. Berwarna slaty (keabu abuan)
3. Memiliki rasa sangat pahit dan sepat/sepet dan bercita rasa coklat sedikit
(biji kakao yg kurang fermentasi inilah yg mendominasi perdagangan biji kakao rakyat sampai saat ini)
• Ciri-ciri kakao terfermentasi dg baik
1. Bertextur agak remah/mudah pecah
2. Warna keping biji coklat sampai coklat dengan sedikit warna ungu
3. Citarasa pahit dan sepat tdk dominan, berkualitas baik
Waktu fermentasi yg baik : antara 2 - 6hari
• Perubahan-perubahan yg terjadi selama fermentasi
Tabel : Komposisi Pulp (% berat segar)
 Pd awalnya kondisi dlm massa biji anaerobik, kondisi ini cocokunt pertumbuhan khamir
 Khamir merubah sebagian bsr gula dlm pulp menjadi alkohol
 Pulp mulai pecah, cairan mengalir keluar sekitar 12-15% dr brt biji. Aliran fermentasi selesai stlh 24-36 jam, pd tahap ini asamsitrat berkurang krn mengalir berama cairan fermentasi dan diuraikan oleh mikroba, pH pulp meningkat, suhu meningkat


KLON DR 1
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha., Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri sehingga masih dapat terkontaminasi serbuk sari klon lain, Berat per biji kering 1,36 g, Rentan terhadap penyakit busuk buah dan VSD.
KLON DR 2
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,54 ton/ha., Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,19 g, Tahan penyakit busuk buah.
KlON DR 38
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,47 g., Rentan terhadap penyakit busuk buah dan VSD.

KLON DRC 16
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,54 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri,  Berat per biji kering 1,19 g, Tahan penyakit busuk buah.

KLON ICCRI 01
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 2,5 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,36 g, Tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD.

KLON ICCRI 02
Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 2,37 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,32 g, Tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD.
KLON GC 7
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,0 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,24 g, Kadar lemak biji 55%, Rentan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD. Rentan hama PBK.
KLON ICS 60
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,67 g, Kadar lemak biji 54%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK.

KLON TSH 858
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,76 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,15 g, Kadar lemak biji 56%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK.

KLON ICS 13
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,83 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,05 g, Kadar lemak biji 52%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK.
KLON NIC 7
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,65 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,5 g, Kadar lemak biji 53%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD, Rentan hama PBK.
KLON PA 300
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,40 ton/ha, Berat per biji kering 1,14 g, Kadar lemak biji 54%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD

KLON RCC 70
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,28 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,18 g, Kadar lemak biji 57%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK.
KLON ICCRI 03
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,19 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,18 g, Kadar lemak biji 55%, Tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD.
KLON ICCRI 04
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,16 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,12 g, Kadar lemak biji 55%, Tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD
KLON ICCRI 04
Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,16 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,12 g, Kadar lemak biji 55%, Tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD
Benih Hibrida F1
 Bahan tanam dalam bentuk benih, produktivitas mencapai 1—1,5 ton/ha.
 Terdapat keragaman produktivitas antar tanaman akibat proses segregasi sifat-sifat tetua klonal.
 Populasi tanaman secara umum lebih toleran terhadap serangan hama dan penyakit.
 Secara teknis lebih mudah diadopsi oleh petani karena perbanyakannya relatif mudah.
 Jenis hibrida yang tersedia: ICS 13 x Sca 6/Sca 12, ICS 60 x Sca 6/Sca 12, GC 7 x Sca 6/Sca 12, DR 1 x Sca 6/Sca 12.

1 Response to "Budidaya Perkebunan KAKAO"

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.

Post a Comment