AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

BUDIDAYA JAGUNG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.
Kemasaman tanah yang cocok bagi tanamn jagung adalah 5,5 – 7,0 . tanah dengan kemiringan tidaktidak lebih dari 8% masih dapat ditambah arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah erosi yang mungkin terjadi saat hujan besar (anonim,2011)
Faktor iklim yang terpenting bagi tanaman jagung adalah jumlah dan pembagian sinar mataharu dan curah hujan,temperatur,kelembabab dan angin . Penyinaran yang cukup ,jangan terlidungi pepohonan adalah tempat pertanamanyang dikehendaki oleh jagung . Temperatur optimum yang dibutuhkan adalah 23- 27 drajat celcius.Umumnya temperatur kurang menjadi masalah bagi daerah-daerah sentra jagung di indonesia ,namun curah hujan dan kelembabannya yang masih menjadi kendala ,baik dalam kondisi kekurangan maupun kelebihan.Distribusi curah hujan yang merata selama pertumbuhan amar penting,khusunya saat menjelang berbunga dan pengisian biji (anonim 2011).

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan mempraktekan cara bercocok tanaman jagung
2. Mempraktekan budidaya jagung mengunkan pupuk organik dan anorganik
3. Mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik dan anorganik,terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
4. Mengenal lebih jauh tentang tanaman jagung ,baik dari habitus ,morfologis,maupun perilaku tanaman di lapangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Samadi dan Cahyono (1996), tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim (annual).
Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Praktikum Agroteknologi Serealia dan Umbi acara pembuatan Emping Garut dilaksanakan pada hari Rabu 7 Juni 2011 pukul 08.00 WIB, di Laboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

B. Alat dan Bahan
1. Tanaman Jagung
2. Gunting
3. Kantung Penutup Bunga Jantan
4. Kantung Penutup Bunga Betina
5. Klip / Isolasi
6. Label ( Kertas yang tidak gampang rusak dan tinta yang tidak gampang luntur )

C. Cara Kerja
Perlakuan : penggunaan macam pupuk , terdiri atas :
1. pupuk organik
2. pupuk anorganik
3.
Dosis pupuk per hektar :
N : setara 120 kg N
P : setara 45 kg P2O5
K : setara 25 kg K2O
Rincian perlakuan di lapangan sebagai berikut :
Macam pupuk yang digunakan = P , terdiri atas :
P1 = pupuk Urea , pupuk TSP, dan pupuk KCl
P 2 = pupuk organik setara dosis N, pupuk TSP, dan Pupuk KCl
P 3 = kombinasi pupuk Urea setara 60 kg N / ha dan pupuk organik setara 60 kg N / ha, pupuk TSP, dan pupuk KCl
Dosis pupuk seperti tersebut di atas.

PELAKSANAAN BUDIDAYA TANAMAN
1. Pengolahan tanah
Tanah diolah sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran air dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung.
2. Tanam dan jarak tanam
Varietas yang berbeda umurnya umumnya memiliki optimum populasi yang berbeda. Jarak tanam 50x40 cm.Benih ditanam 2 – 3 biji per lubang, pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam dilakukan penjarangan .Kedalaman tanam biji kira-kira 3 – 5 cm, Penyulaman dilakukan dengan sistem puteran asal bibit yang disulamkan berumur tidak lebih dari 2 minggu.

3. Pemupukan
Pupuk diberikan dengan cara ditugal sedalam ± 10 cm , pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada jarak tanam yang rapat pupuk diberikan dengan cara larikan yang dibuat di sebelah kiri kanan barisan tanaman. Pupuk N diberikan 2 kali, yaitu sepertiga bagian pada saat tanam bersamaan dengan seluruh pupuk P dan K; kemudian dua pertiganya diberikan saat tanaman berumur 1 (satu) bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman.
4. Penyiangan dan pembumbunan
Pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan herbisida , dapat juga penyiangan dilakukan dengan tangan ( hand weeding ). Penyiangan pertama saat tanaman berumur 15 hari, dengan hati-hati agar jangan sampai merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus bersamaan dengan pembumbunan dan pemupukan kedua. Pembumbunan berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilamana diperlukan.
5. Pengendalian OPT
Pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman dapat berupa pencegahan atau pemberantasan. Namun upaya pencegahan jauh lebih baik. Selain itu, kegiatan pengendalian ini juga memperhatikan keadaan yang terjadi saat pertanaman berlangsung.
6. Pemungutan hasil
Pada tanaman jagung sudah cukup masak untuk dipanen pada 7 – 8 minggu setelah berbunga. Kriteria pemanenan di kebun biasanya dengan cara menekan kulit biji dengan kuku ibu jari. Bila sudah tidak membekas berarti jagung sudah dapat dipanen. Pada kondisi ini diperkirakan kadar air biji 25 – 35%. Penen sebaiknya dilakukan bila tidak hujan, sehingga segera dapat dilakukan pengeringan/penjemuran. Pengeringan dengan cara mengupas tongkol lalu jemur sampai kering. Seteleh kering baru dilakukan pemipilan, kemudian biji-biji dijemur sampai mencapai kadar air kurang lebih 12%.
7. Penyimpanan hasil
Jagung pipilan yang telah kering disimpan dalam tempat yang bersih dan kering. Penyimpanan dalam karung sebaiknya diletakkan di atas balok-balok kayu sebagai alas agar tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang. Kadar air biji dipertahankan agar tidak lebih dari 14%. Kadar air biji yang terlalu tinggi akan menyebabkan suhu dalam karung meningkat dan biji cepat rusak serta mudah terserang hama bubuk (Calandra oryzae L.). Usaha mempertahankan kadar air biji ini dapat dilakukan dengan cara menjemur ulang sewaktu-waktu.

VARIABEL YANG DIAMATI
1. Variabel pertumbuhan, meliputi :
• Tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam
• Tinggi tongkol ( cm ) pada 8 minggu setelah tanam
• Saat muncul bunga jantan pertama kali (hari setelah tanam)
• Saat 50% populasi berbunga betina ( hari setelah tanam)
• Bobot segar dan bobot kering tanaman (gram) , dilakukan saat tercapai pertumbuhan vegetatif maksimal/menjelang pembungaan

2. Variabel hasil , meliputi :
 Jumlah tongkol jadi per tanaman
 Bobot tongkol kering ( gram )
 Panjang dan diameter tongkol ( cm )
 Jumlah baris biji per tongkol
 Bobot biji kering per tongkol ( gram )
 Bobot biji per petak hasil ( kilogram )
 Bobot 100 biji (gram )

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan tinggi jagung minggu terakhir

Sampel Perlakuan
Anorganik (I) 1 Organik (II) 1 Kombinasi (III)
1 Organik (IV)
2 Kombinasi (V)
2 Anorganik (VI)
2
1 170 194 172 189 196 162
2 156 181 219 192 178 185
3 145 152 235 215 149 157
4 131 210 198 212 171 164
5 155 167 235 170,3 162 159,5
∑ 757 904 1059 978,3 856 827,5
∏ 151,4 180,8 211,8 195,66 171,2 165,5

Tinggi tongkol jagung minggu terakhir

Sampel Perlakuan
Anorganik (I) 1 Organik (II) 1 Kombinasi (III) 1 Organik (IV) 2 Kombinasi (V) 2 Anorganik (VI) 2
1 62,5 86 70 70 87 88
2 62 80 66 81 74 76
3 73 66 76 75 48 58
4 49 105 78 74 75 49
5 63 68 82 62 71 70
∑ 309,5 405 372 362 355 341
∏ 61,9 81 74,4 72,4 71 68,2





Hasil analisis
Perlakuan Ulangan ∑
I II
P₁ 151,4 165,5 316,9
P₂ 180,8 195,76 376,56
P₃ 211,8 171,2 383
∑ 544 532,46 1076,46


Tabel Annova
Su db Jk KT Fhitung Ftabel
Perlakuan 2 1328,333 664,1665 1,31091 19
Ulangan 1 22,19527 22,19527 0,043808 18,51
Eror 2 1013,291 506,6455
Total 5 2363,819










DAFTAR PUSTAKA
Dahlan M, Pembentukan benih jagung Hibrida, Risalah lokakarya produksi benih hibrida, hal 1-13 (Malang: Balai penelitian tanaman pangan, 1992)
Lamadji, M.J., L. Hakim, dan Rustidja. 1999. Akselerasi pertanian tangguh melalui pemuliaan nonkonvensional. Prosiding Simposium V Pemuliaan Tanaman. PERIPI Komda Jawa Timur. p. 28-32.

1 Response to "BUDIDAYA JAGUNG"

Anonymous said...

tengkyu. postingnya sangat membantu :)

Post a Comment