MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN
DESKRIPSI MATA KULIAH
Kuliah membahas pengertian dan lingkup manajemen produksi tanaman, sistem produksi tanaman, perencanaan usaha pertanian, manajemen lapangan produksi mencakup Evaluasi lokasi, Pemilihan bahan tanam, Pola tanam dan pola bertanam, Pengelolaan lahan, Pengolahan tanah, Penanaman, Monitoring, Panen dan pengelolaannya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian manajemen produksi tanaman, prinsip produksi tanaman, sistem produksi tanaman di Indonesia, dan posisi sistem produksi tanaman dan sistem agribisnis.
2. Menjelaskan perencanaan usaha pertanian yang meliputi manajemen strategis dan perencanaan strategis, analisis lingkungan strategis, dan menyusun perencanaan strategis berdasarkan analisis.
3. Menjelaskan manajemen lapangan produksi mulai dari pemilihan lokasi, pembukaan lahan, penyiapan bahan tanam sampai penanaman, pengelolaan lahan dan pemupukan, pengelolaan organisme pengganggu, pengelolaan tanaman, panen dan pasca panen.
MANAJEMEN
Sarana Manajemen
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Men atau manusia merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Material atau bahan, dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode atau cara adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
FUNGSI MANAJEMEN
Henry Fayol (awal abad ke-20) F lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian atau organizing, dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusaha-an untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
PRODUKSI
Kegiatan menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk keperluan orang banyak.
Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
1. Guna bentuk
Yaitu, didalam melakukan proses produksi, kegiatannya merubah bentuk suatu barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai ekonomis. Contoh : roti, emping, dll.
2. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya: tukang becak, buruh, dll.
3. Guna tempat
Guna tempat adalah kegiata produksi yang memanfaatkan tempat- tempat dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis. Contoh: pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah ketempat dimana orang membutuhkan pasir tersebut.
4. Guna waktu
Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktu- tertentu. Misalnya: pembelian beras yang dilakukan oleh Bulog pada saat musim panen, dan dijual kembali pada saat masyarakat membutuhkan.
5. Guna milik
Guna milik ialah, kegiatan produksi yang memanfaatkan modal yang dimiliki untuk dikelola dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.
MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI TIDAK LANGSUNG (INTANGIBLE
FAKTOR PRODUKSI TANAMAN
Lahan dan alam
Tenaga kerja
Modal dan peralatan
Manajemen ( melekat pada tenaga kerja)
Aktivitas Teknis
Memutuskan akan mem-produksi apa dan bagaimana caranya,
Memanfaatkan lahan,
Membuat gambaran tentang teknologi & peralatan yang akan digunakan serta implikasi- nya pada penggunaan tenaga kerja,
Menentukan skala usaha.
• MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI TIDAK LANGSUNG (INTANGIBLE)
• FAKTOR PRODUKSI TANAMAN
• Lahan dan alam
• Tenaga kerja
• Modal dan peralatan
• Manajemen ( melekat pada tenaga kerja)
• 1. Aktivitas Teknis
• Memutuskan akan mem-produksi apa dan bagaimana caranya,
• Memanfaatkan lahan,
• Membuat gambaran tentang teknologi & peralatan yang akan digunakan serta implikasi- nya pada penggunaan tenaga kerja,
• Menentukan skala usaha.
• 2. Aktivias Komersial
• Menghitung berapa dan apa saja input yang dibutuhkan, baik yang telah dipunyai maupun yang harus dicari,
• Menentukan kapan, dari mana, dan berapa jumlah input diperoleh,
• Menghitung penggunaan input dan produksi yang akan diperoleh,
• Menentukan pemasaran hasil sesuai kualitas produk.
• 3. Aktivitas Finansial
• Mendapatkan dana, milik sendiri, pinjaman/kredit dari bank atau sumber lain,
• Mengelola penggunaan dana untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan (jangka panjang),
• Mengihtung kebutuhan dana untuk jangka panjang.
• 4. Aktivitas Akuntansi
• Membuat catatan tentang semua transaksi, baik bisnis maupun pajak,
• Membuat laporan
• Menyimpan semua data/catatan tentang usahanya.
• Manajer dituntut mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang memadai.
• Osburn dkk. (1978) F manajemen terdiri atas tiga hal (saling berkaitan) :
- manajemen sebagai suatu pekerjaan
- manajemen sebagai sumberdaya
- manajemen sebagai prosedur
• Manajemen sebagai pekerjaan : petani/seseorang harus dapat menjabarkan dan merealisasikan ide atau buah pikirannya dalam mengelola usaha taninya sehingga berhasil seperti yang diinginkan.
• Manajemen sebagai sumberdaya F manajemen sebagai faktor produksi yang tidak kentara atau tidak dapat diperhitungkan dengan pasti (the intangible part of production)
• Manajemen sebagai sumberdaya sangat dipengaruhi oleh “human capital” pengelola usaha tani
• Manajemen sebagai prosedur F manajer harus benar-benar menguasai masalah yang timbul dalam usaha taninya.
• Untuk mengetahui dan dapat memecahkan masalah yang timbul, tahapan yang harus dilalui :
- harus tahu akar permasalahan
- mengumpulkan data dan fakta
- manajer harus mampu mengevaluasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
- manajer harus mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul.
MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN
Cara-cara seseorang menentukan, meng-organisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga dapat memberikan produksi tanaman semaksimal mungkin
Usahatani keluarga vs
Perusahaan pertanian
1. Tujuan
2. Bentuk hukum
3. Luas usaha
4. Jumlah modal
5. Jumlah tenaga yang dicurahkan
6. Unsur usahatani
7. Sifat usaha
8. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian
TUJUAN
Usahatani keluarga F pendapatan keluarga petani (family farming income).
Pendapatan : selisih antara produksi dengan biaya yang betul-betul dikeluarkan.
Perusahaan pertanian F keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya.
Keuntungan : selisih antara nilai produksi dengan biaya
PERBEDAAN DALAM ANGKA ANTARA
USAHATANI KELUARGA DENGAN PERUSAHAAN PERTANIAN
BENTUK HUKUM
Usahatani keluarga : tidak berbadan hukum
Perusahaan pertanian : mempunyai badan hukum, misal PT, Firma, dan CV
LUAS USAHA
Luas lahan usahatani keluarga pada umumnya sempit (petani gurem).
Menurut Sensus Pertanian tahun 2003, jumlah petani gurem Indonesia 56,5%.
Di Bantul rata-rata luas usahatani padi 0,09 ha; jagung 0,21 ha; kedelai 0,11 ha; kacang tanah 0,18 ha; bawang merah 0,36 ha; dan tembakau 0,11 ha (Suratiyah, 2003).
Lahan perusahaan pertanian pada umumnya luas, karena orientasinya pada efisiensi dan keuntungan.
JUMLAH MODAL
Usahatani keluarga mempunyai modal per satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan pertanian
JUMLAH TENAGA YANG DICURAHKAN
Jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per satuan luas pada usahatani keluarga lebih besar/banyak daripada perusahaan pertanian
UNSUR USAHATANI
Hal yang membedakan unsur usahatani keluarga dengan perusahaan pertanian adalah TENAGA LUAR YANG DIBAYAR & LAHAN.
SIFAT USAHA
Usahatani keluarga bersifat subsisten, semi komersial atau komersial.
Perusahaan pertanian selalu bersifat komersial (selalu mengejar keuntungan dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan).
PEMANFAATAN HASIL-HASIL PENELITIAN
Perusahaan pertanian selalu berusaha untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang mutakhir, bahkan beberapa perusahaan divisi penelitian dan pengembangan (research & development).
Usahatani keluarga seringkali tertinggal dalam pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan sangat tergantung pada hasil-hasil penelitian & pengembangan pemerintah.
SISTEM PERTANIAN DI INDONESIA
Sistem Ladang
sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
Sistem Tegal/Pekarangan
berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walaupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah.
Sistem Sawah
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan
Sistem Perkebunan
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor.
• PERENCANAAN (PLANNING)
• A. PERENCANAAN MENYELURUH
(WHOLE-FARM PLANNING)
• Tujuan
a. identifikasi keuntungan tertinggi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usahatani;
b. identifikasi sumberdaya yang akan dipergunakan meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan sarana;
c. identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya untuk mengatasi waktu yang akan datang;
d. estimasi kebutuhan dan pencarian modal;
e. estimasi biaya dan pendapatan;
f. estimasi arus uang tunai (cash flow).
• B. PERENCANAAN USAHATANI
Proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang dan rencana-rencana usahatani berupa pernyataan tertulis yang memuat segala sesuatu yang akan dikerjakan pada periode waktu tertentu untuk tujuan tertentu.
• MANFAAT
1) Diperoleh petunjuk tentang hal yang akan dikerjakan;
2) Penyimpangan dan kesalahan dapat dikurangi;
3) Ada jaminan untuk mendekati kebenaran;
4) Sebagai alat evaluasi;
5) Kontinuitas usahatani terjamin.
• Kriteria Perencanaan Yang Baik
• Rasional
sesuai dengan situasi yang nyata
• Fleksibel
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
• Dapat dinilai (terukur) dan dengan cepat diambil tindakan yang tepat.
• Menjamin kontinuitas usahatani.
• Cara Menyusun Perencanaan Usahatani
• Pre-determined
suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan program pemerintah.
• Self-determined
Suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan sendiri oleh petani sesuai keinginan dan kebutuhannya.
• Joint plan
Suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah dengan perseorangan.
• Manajer usahatani dihadapkan pada beberapa alternatif:
a. harus memutuskan alternatif yang akan dipilih;
b. melaksanakan pilihannya;
c. bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh.
• Kesulitan-kesulitan dalam mengambil keputusan disebabkan oleh:
1. Kurang pengetahuan mengenai perubahan harga, baik harga faktor produksi maupun harga hasil produksinya;
2. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan teknologi budidaya tanaman;
3. Kurang pengetahuan mengetahui pemasaran.
• Menyusun Rencana Usahatani
• 1. Membuat Inventarisasi Data Usahatani
Perlu pengumpulan informasi mengenai faktor produksi, yaitu kemampuan tenaga kerja keluarga tani, lahan yang dimiliki modal yang tersedia, prasarana dan sarana (peralatan).
• Tenaga kerja keluarga tani : istri dan anak serta orang lain yang tinggal di tempat keluarganya dan dibiayai.
• Lahan yang dimiliki yang perlu diperhatikan selain luas juga kondisi lahan.
• 2. Memilih jenis usaha dan menyusun jadwal pelaksanaan serta penggunaan tenaga kerja
• Menentukan komoditi apa yang akan diusahakan;
• Menentukan tingkat intensitas dan volume usaha;
• Menyusun jadwal pelaksanaan usaha tani dan penggunaan tenaga kerja;
• 3. Menyusun Keperluan Sarana Produksi
• Sarana produksi yang tersedia sebaiknya memperhatikan tepat jenis, jumlah dan waktu.
• 4. Menyusun Ikhtisar Hasil yang dihasilkan dan nilai serta penggunaannya
Penggunaan hasil usahatani ada 3 manfaat :
• Memenuhi kebutuhan subsistem keluarga
• Mengurangi biaya produksi
• Merupakan pendapatan bagi keluarga
• 5. Perkiraan Pendapatan
• Dalam memperkirakan pendapatan usaha tani yang penting adalah mengenai nilai hasil seluruhnya, biaya sarana produksi dan biaya penggunaan sarana dan prasarana.
manajeman produksi tanaman
8:57 PM
Rufi
Posted in
manjem,
tengah semester 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 Response to "manajeman produksi tanaman"
Post a Comment