AGROTEKNOLOGI

Fisiologi Tumbuhan

product

^_^

fisiologi | Hormon

Berbagi Ilmu

product

^_^

Detail | Add to cart

Ilmu Alam

product

^_^

Detail | Add to cart

agroteknologi tanamn rempah dan obat

PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK. 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor :HK.00.05.4.1380. Badan Pengawas Obat dan Makanan
PENGERTIAN
TANAMAN OBAT
Tanaman Obat adalah tanaman yang berkhasiat obat.
Tanaman obat~ obat tradisional.
Pengobatan tradisional : Pemanfaatan ramuan dari tumbuhan-tumbuhan tertentu (tanaman obat)
Pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia sejak ribuan tahun lalu, sebelum pelayanan kesehatan dengan obat-obatan modern.
Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature), adalah mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi (flora & fauna), potensi kekayaan tumbuhan berkhasiat obat sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan tersebar dari Aceh sampai Papua, dari dataran tinggi – rendah, dari daerah tropik – daerah sejuk, hingga tumbuhan dan kekayaan laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
Sekitar 3.689 spesies merupakan tanaman obat, dan menurut Ditjen POM (2002), baru sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam industri obat tradisional.
Tumbuhan obat mengandung beragam jenis senyawa kimia yang berkorelasi positif dengan khasiat dan manfaat yang dimilikinya.
Eksplorasi tumbuhan obat terus dilakukan untuk mencari senyawa baru maupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada.
Pencarian dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti cara empiris, etnobotani dan etnofarmakologi.
Pengobatan tradisional sering dianggap kuno, tidak ilmiah, tidak rasional, primitif, karena tidak dilakukan uji klinis.
Agar peranan tanaman obat / obat tradisional lebih ditingkatkan, perlu didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat dengan disertakan ilmu farmakologi, patologi, biologi, mikrobiologi, biokimia, bioteknologi, farmasi, sampai uji klinis.
Hasil penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunannya sebagai bahan dasar obat modern atau pembuatan ekstrak untuk obat fitofarmaka.
Rempah-rempah
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.
Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang.
Contoh Rempah-rempah : kapulaga (cardamom), lada (pepper), kayu manis (cinnamon), pala (nutmeg), kunyit
Kapulaga / cardamom /
Elletaria cardamomum
Lada / Pepper / Piper nigrum
Kayu manis / Cinnamon /
Cinnamomum zeylanicum
Pala / Nutmeg /
Myristica fragrans
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Pucung / Kluwak / Pangium edule
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Tanaman jantan
Tanaman betina
Tanaman ganja / Cannabis sativa
Bunga jantan
Bunga betina
SEJARAH PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Pemanfaatan tanaman sebagai obat merupakan warisan nenek moyang sejak dahulu kala, yang telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama hampir seluruh negara di dunia.
Catatan tertua terdapat di Timur Tengah oleh bangsa Sumeria pada 4.000 tahun SM. Saat itu telah digunakan madat dari tumbuhan sebagai obat.
Di Mesir, tumbuhan seperti bawang, damar, kacang, jintan, buah delima, daun akasia dan casia sudah digunakan sebagai obat sejak 1.550 tahun SM.
Ilmu Kedokteran Cina, merupakan ilmu tertua, menggunakan tumbuhan sebagai bahan utama obat. Tercatat sejak zaman Dinasti Han tumbuhan telah digunakan sebagai obat.
Kedokteran India (Ayurveda) menggunakan tumbuhan obat sejak 3.000 tahun yang lalu.
Di Yunani seorang tabib bernama Altreya, hidup 500 tahun SM, sudah menggunakan sekitar 700 jenis tumbuhan sebagai obat.
Di Indonesia
Obat tradisional dari tumbuhan berupa simplisia dan jamu-jamu, tercatat telah digunakan sejak kerajaan-kerajaan berkuasa saat itu.
Sebelum kemerdekaan tanaman obat juga digunakan untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit, karena obat modern langka dan mahal.
Penggunaan tanaman obat saat itu sering dibantu dengan doa-doa sehingga pasien merasa tenteram.
SIMPLISIA TANAMAN OBAT
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Beberapa pengujian dilakukan pada penetapan standart antara lain:
Mikroskopik, mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia.
Organoleptis, meliputi uji tentang wujud, rupa, warna, bau, rasa.
Penetapan kadar, dalam pengujiannya jumlah dosis yang digunakan tidak boleh lebih kecil dari yang ditetapkan.
Uji identifikasi, adalah suatu cara untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mempunyai identitas yang sesuai dengan yang tertera pada etiket.

Ada beberapa metode analisis simplisia :
1.Farmakope Indonesia :
Bahan Organik Asing, Penetapan Kadar Abu, Penetapan Kadar Abu yang Tidak larut dalam Asam, Penetapan Serat Kasar, Penetapan Kadar Minyak Atsiri, Penetapan Kadar Air.


2. Materia Medika
Penetapan Kadar Minyak Atsiri, Penetapan Kadar Abu, Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam, Penetapan Kadar Abu yang Larut dalam Air, Penetapan Kadar Air, Penetapan Susut Pengeringan, Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air, Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol, Penetapan Bahan Organik Asing, Penetapan Kadar Tanin.
3.WHO
Antara lain Penetapan Kadar Air.
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
Perkembangan industri obat modern dan obat tradisional terus meningkat, sehingga prospek pengembangan produksi tanaman obat juga semakin meningkat.
Ditunjang peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat tanaman obat, dan pentingnya kembali ke alam dengan memanfaatkan obat-obat alami.
Meskipun obat modern berkembang pesat, namun potensi obat tradisonal dari tumbuhan tetap tinggi karena :
Dapat diperoleh tanpa resep dokter
Dapat diramu sendiri
Bahan baku tidak perlu impor, mudah diperoleh disekitar kita
Dapat ditanam dan diperbanyak sendiri
Efek sampingnya relatif lebih aman
Besarnya konsumsi obat-obat alami telah membuka peluang besar bagi pengembangan tanaman obat.
Peluang ini dapat dilihat dari peningkatan nilai penjualan obat tradisional dalam negeri dan internasional.
Tahun 1992, nilai penjualan dalam negeri mencapai Rp. 124 miliar, meningkat menjadi Rp. 1 triliun pada tahun 1999-2000.
Di tingkat Internasional, pada tahun 2000 nilai penjualan obat tradisional diperkirakan mengalami peningkatan 10-15% atau sekitar 20 miliar dolar Amerika.
Pada tahun 1999, pemerintah telah mencanangkan Visi “Indonesia Sehat 2010” sebagai inspirator dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan yang misi dan sasarannya antara lain mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap obat impor, dan perlu dicarikan substitusinya dengan produk industri di dalam negeri.
Salah satu program yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran tersebut adalah meningkatkan penggunaan cara pengobatan tradisional yang aman dan bermanfaat, baik secara tersendiri maupun terpadu dalam jaringan pelayanan kesehatan paripurna
Seminar Obat Alami Cina-Indonesia tanggal 8 Desember 2003, secara eksplisit Presiden RI menekankan perlunya perhatian khusus yang sungguh¬sungguh untuk mengembangkan obat alami di Indonesia yang sangat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kemandirian Indonesia di bidang kesehatan.
Diharapkan “jamu” yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari tanaman obat, bisa “menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negara lain”.
Revitalisasi Pertanian juga telah ditetapkan sebagai prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2010 di Bidang Ekonomi. Revitalisasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian besar rakyat dan meletakkan landasan yang kokoh bagi pembangunan ekonomi.
Pada akhir tahun 2025 diharapkan sektor pertanian telah menjadi fondasi yang kuat dalam pembentukan struktur perekonomian nasional menuju tinggal landas.
Tanpa usaha agribisnis atau investasi yang memadai dalam agroindustri, tidak mungkin revitalisasi pertanian dapat dilaksanakan.
PRAKTIKUM
Dimulai Hari Selasa 5 Oktober 2010 pukul 08.00 WIB di Laboratorium Agronomi
Pelajari Petunjuk Praktikum, praktikum dimulai dengan Pre Tes tepat pukul 08.00 WIB
Acara I : Pengolahan Produk Olahan Rimpang I dari jahe merah dan kunir putih.
Jahe Merah
Kunir Putih
Any Question ?
See You Next Week
PUSTAKA
1. Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.
2. Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal.
3. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. ITB Bandung. 354 Hal.
PUSTAKA
4. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Jakarta. 170 Hal.
5. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta. 214 Hal.
6. Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Trubus Agriwidya. Jakarta. 198 Hal.
7. Djauhariya, E. dan Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. 127 Hal.
8. Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Rineka Cipta, Jakarta. 135 Hal.
PUSTAKA
9. Guenther, Ernest. 1972. Minyak Atsiri Jilid IVA.
Terjemahan oleh S. Ketaran. UI-Press. 407 Hal.
10. Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-temuan dan
Empon-empon : Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta. 88 Hal.
11. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Penerbit ITB. 367 Hal.
12. Syukur, C. dan Hernani. 2001. Budidaya Tanaman
Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. 136 Hal.
PUSTAKA

1 Response to "agroteknologi tanamn rempah dan obat"

Deden Reinaldi said...

Komunitas Hidroponik Indonesia
Jual Tanaman Hias Akuarium
Tanaman Hias Rumahan
Blog tanaman Hias Janda Bolong
Tips dan Trik Tanaman Hias

Post a Comment